Kesehatan Ibu dan Anak

Menyusui Tanpa Ragu: Meluruskan Mitos demi Ibu dan Bayi yang Lebih Sehat

logo author

Ditulis Oleh

Admin24 Desember 2025

BAGIKAN
artikel feature image

Menyusui adalah proses alami yang sarat makna, namun hingga kini masih sering dibayangi oleh berbagai mitos yang menyesatkan. Ironisnya, di era informasi yang semakin maju seperti tahun 2025, hoaks seputar ASI dan menyusui masih banyak beredar di masyarakat. Mulai dari anggapan bahwa ASI pertama harus dibuang, hingga kekhawatiran bahwa ibu yang sedang sakit tidak boleh menyusui. Mitos-mitos ini kerap membuat ibu merasa ragu, cemas, bahkan stres padahal menyusui seharusnya menjadi pengalaman yang penuh kepercayaan diri dan dukungan.

Baca Juga: Akupunktur untuk Promil: Pendekatan Holistik yang Membantu Tingkatkan Peluang Kehamilan

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk kembali pada fakta medis yang benar dan berbasis ilmu pengetahuan. Menyusui bukan hanya tanggung jawab ibu semata, melainkan proses yang memerlukan peran aktif dari keluarga, tenaga kesehatan, dan lingkungan sekitar. Dukungan emosional, informasi yang tepat, serta suasana yang aman dan nyaman akan sangat menentukan keberhasilan menyusui.

Melalui pembahasan bersama Dr. Stephanie Clara, artikel ini mengajak ibu, keluarga, serta lingkungan sekitar untuk memahami kebenaran di balik berbagai mitos yang sering terdengar. Dengan pengetahuan yang tepat dan dukungan yang berkelanjutan, proses menyusui dapat dijalani dengan lebih tenang, aman, dan optimal, sehingga manfaat ASI dapat dirasakan sepenuhnya demi kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

Apakah ASI pertama harus dibuang karena kotor?

Tidak. ASI pertama yang keluar setelah persalinan disebut kolostrum, dan justru merupakan cairan yang sangat berharga bagi bayi. Kolostrum berwarna kekuningan, kental, dan diproduksi dalam jumlah sedikit namun kaya akan antibodi, protein, serta faktor imun yang berperan sebagai “vaksin alami” pertama bagi bayi. Kolostrum membantu melindungi bayi dari infeksi, memperkuat sistem pencernaan, dan menurunkan risiko penyakit di awal kehidupan. Anggapan bahwa kolostrum adalah ASI “kotor” merupakan mitos lama yang tidak memiliki dasar ilmiah.

Ukuran payudara mempengaruhi jumlah ASI?

Ukuran payudara tidak menentukan banyak atau sedikitnya produksi ASI. Payudara besar umumnya mengandung lebih banyak jaringan lemak, bukan lebih banyak kelenjar penghasil ASI. Produksi ASI ditentukan oleh kerja hormon (terutama prolaktin dan oksitosin), frekuensi menyusui atau memompa, serta pelekatan (latch-on) yang baik. Dengan stimulasi yang tepat dan menyusui secara rutin, ibu dengan ukuran payudara kecil maupun besar memiliki potensi yang sama untuk menghasilkan ASI yang cukup bagi bayinya.

Apakah ketika flu tidak boleh menyusui?

Pada sebagian besar kasus, ibu yang sedang flu tetap boleh dan dianjurkan menyusui. Flu ringan seperti batuk, pilek, atau demam tanpa komplikasi tidak menjadi alasan untuk menghentikan menyusui. Justru, saat ibu sakit, tubuh akan membentuk antibodi yang kemudian diteruskan kepada bayi melalui ASI, sehingga membantu melindungi bayi dari infeksi. Yang terpenting adalah menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan, memakai masker, dan beristirahat cukup. Namun, bila ibu mengonsumsi obat tertentu atau mengalami kondisi medis khusus, konsultasi dengan tenaga kesehatan sangat dianjurkan.

Apakah menyusui membuat payudara menjadi kendur?

Perubahan bentuk payudara lebih dipengaruhi oleh faktor usia, kehamilan, perubahan berat badan, dan elastisitas kulit—bukan oleh proses menyusui itu sendiri. Selama kehamilan, payudara sudah mengalami pembesaran dan peregangan jaringan. Menyusui bukanlah penyebab utama payudara menjadi kendur. Dengan penggunaan bra yang menopang dengan baik, menjaga berat badan stabil, dan gaya hidup sehat, ibu dapat tetap menjaga kenyamanan dan kepercayaan diri selama masa menyusui.

Kapan Ibu Menyusui Perlu Konsultasi Laktasi?

Konsultasi laktasi dianjurkan apabila ibu mengalami nyeri saat menyusui, bayi sulit melekat, ASI terasa kurang, payudara bengkak atau nyeri berlebihan, bayi tidak mengalami kenaikan berat badan sesuai grafik pertumbuhan, atau ketika ibu merasa stres dan kurang percaya diri dalam menjalani proses menyusui. Melalui konsultasi laktasi, konsultan laktasi atau tenaga kesehatan terlatih dapat memberikan pendampingan yang personal, solusi berbasis bukti, serta membantu ibu memahami kondisi menyusui secara menyeluruh. Dukungan profesional sejak dini berperan penting dalam mencegah masalah berlanjut dan membantu ibu menyusui dengan lebih nyaman dan optimal.

Baca Juga: Lebih Cepat Pulih dengan Robotic Physiotherapy: Teknologi Canggih di Tzu Chi Hospital

Untuk mendapatkan layanan konsultasi laktasi yang tepat dan komprehensif, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan tenaga kesehatan di Tzu Chi Hospital. Janji temu dapat dibuat secara online melalui WhatsApp Tzu Chi Hospital, sementara jadwal praktik tenaga medis dapat diakses melalui menu Cari Dokter. Didukung fasilitas rumah sakit yang lengkap mulai dari layanan rawat ibu dan anak hingga pemeriksaan penunjang seluruh proses pendampingan menyusui dapat dilakukan secara terpadu dalam satu tempat, aman dan nyaman bagi ibu serta bayi.

Topik


Related Article

Topik Terkini



VIDEOS