Pencegahan & Deteksi Dini Penyakit

15 Penyebab Benjolan di Telinga, Jangan Anggap Ringan!

logo author

Ditulis Oleh

Admin TzuChi02 Desember 2025

BAGIKAN
artikel feature image

Benjolan di belakang telinga sering kali berasal dari pembengkakan kelenjar getah bening, infeksi ringan di kulit atau telinga, hingga kista kecil yang tidak berbahaya. 

Meskipun terlihat sepele, kondisi ini bisa memberi petunjuk tentang kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan. 

Penasaran seperti apa penyebab lain dari benjolan di belakang telinga? Apakah berbahaya? Baca artikel ini sampai akhir untuk mengenali penyebab dan cara mengatasinya dengan tepat sebelum Anda mengambil kesimpulan sendiri.

Penyebab Benjolan di Belakang Telinga

benjolan di belakang telinga

Ilustrasi kista sebaceous kecil di belakang telinga | Sumber: Deherba

Benjolan di belakang telinga bisa memiliki tekstur serta ukuran yang bervariasi, mulai dari yang lunak dan mudah digerakkan seperti benjolan tanpa rasa nyeri, hingga yang keras menyerupai tulang dan terasa sakit saat ditekan.

Benjolan di area ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi. Dalam penelitian retrospektif pada 52 pasien, benjolan di belakang telinga diklasifikasikan sebagai tumor (28,8%), inflamasi (25%), bawaan (42,3%), dan traumatik (3,8%). Karena itu, pemeriksaan medis menyeluruh diperlukan untuk memastikan penyebab pastinya.

Berikut 15 kemungkinan penyebab yang perlu Anda ketahui:

1. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening (Limfadenopati)

Benjolan di belakang telinga sering disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening akibat infeksi, tetapi juga bisa berasal dari kista, tumor, atau gangguan kulit lainnya.

Kelenjar getah bening di area telinga dan leher akan membengkak ketika sistem kekebalan tubuh melawan infeksi, misalnya pilek, flu, radang tenggorokan, atau infeksi telinga.

Pembengkakan ini sering terlihat pada benjolan di belakang telinga pada bayi dan benjolan di belakang telinga anak umur 2 tahun. Benjolan umumnya terasa lunak, dapat digerakkan, dan mungkin terasa sakit saat disentuh.

2. Otitis Media Akut

Otitis media akut adalah infeksi pada telinga tengah yang sering menyebabkan penumpukan cairan dan tekanan di belakang gendang telinga. 

Infeksi ini dapat memicu pembengkakan kelenjar getah bening di sekitarnya, menimbulkan benjolan di belakang telinga sakit jika ditekan, terutama di belakang telinga kanan atau telinga kiri yang terinfeksi.

3. Mastoiditis

Mastoiditis adalah kondisi serius berupa infeksi bakteri pada tulang mastoid, yaitu tulang di belakang telinga. Mastoiditis biasanya terjadi akibat komplikasi otitis media yang tidak diobati. 

Gejalanya meliputi benjolan keras seperti tulang di belakang telinga yang sangat nyeri, merah, bengkak, dan disertai demam.

4. Abses

Abses adalah benjolan yang berisi nanah (cairan kental) yang terbentuk ketika tubuh melawan infeksi bakteri lokal. 

Abses di belakang telinga akan terasa hangat, bengkak, dan merupakan jenis benjolan di belakang telinga yang sakit jika ditekan. Abses yang besar mungkin perlu ditangani dengan drainase.

5. Lipoma

Lipoma adalah pertumbuhan jaringan lemak jinak yang bersifat non-kanker. Lipoma tumbuh di bawah kulit dan biasanya terasa lunak, mudah digeser, dan elastis. 

Jenis ini adalah salah satu penyebab umum dari adanya benjolan di belakang telinga tapi tidak sakit, yang bisa muncul di belakang telinga kanan atau telinga kiri.

6. Kista Sebasea

Kista non-kanker yang terbentuk dari kelenjar sebasea (minyak) yang tersumbat, berisi keratin dan sebum.

Kista ini juga umumnya bergerak bebas di bawah kulit dan bisa menjadi benjolan di belakang telinga tapi tidak sakit. Kista dapat meradang dan menjadi nyeri jika terinfeksi.

7. Kista Epidermoid

Mirip dengan kista sebasea, kista epidermoid adalah kantung non-kanker yang terbentuk di bawah kulit, seringkali berisi zat keratin yang tebal dan kekuningan. Benjolan ini bisa terasa padat, menyerupai benjolan keras seperti tulang di belakang telinga.

8. Jerawat Nodul atau Kistik

Jerawat yang meradang parah dan terbentuk jauh di bawah permukaan kulit. Jerawat jenis ini lebih besar dan lebih keras dari jerawat biasa. Anda mungkin merasakan benjolan di belakang telinga sakit jika ditekan, merah, dan bengkak.

9. Bisul (Furunkel)

Bisul adalah infeksi bakteri pada folikel rambut atau kelenjar minyak. Bisul dimulai sebagai benjolan di belakang telinga yang kecil, merah, dan nyeri, kemudian membesar dan terisi nanah.

10. Keloid

Pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan dan menonjol, biasanya akan muncul setelah luka atau trauma, seperti tindikan telinga. 

Keloid akan terasa keras seperti tulang di belakang telinga, berwarna lebih gelap dari kulit sekitarnya, dan umumnya merupakan salah satu dari jenis benjolan di belakang telinga tapi tidak sakit, kecuali teriritasi.

11. Tumor Jinak pada Telinga atau Kelenjar Ludah

Pertumbuhan non-kanker seperti osteoma atau fibroma yang mungkin tumbuh di sekitar tulang telinga atau di kelenjar ludah parotis yang letaknya dekat dengan belakang telinga. Pertumbuhan ini juga bisa terasa keras seperti tulang di belakang telinga.

12. Kanker (Kanker Nasofaring atau Kanker Kelenjar Getah Bening)

Meskipun jarang, benjolan yang tidak menghilang, terus membesar, terasa keras seperti tulang di belakang telinga, bentuknya tidak beraturan, dan sulit digerakkan harus diwaspadai sebagai potensi keganasan (kanker). 

Kanker nasofaring atau limfoma dapat menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening di belakang telinga dan leher.

13. Infeksi Virus (Mononukleosis, Campak, Rubela)

Infeksi virus sistemik seperti mononukleosis, campak, hingga rubela, sering menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening yang meluas.

Bentuknya juga termasuk dengan pembengkakan yang terasa sebagai benjolan di belakang telinga kiri atau benjolan di belakang telinga kanan, disertai demam dan gejala lain.

14. Infeksi Kulit Kepala (misalnya Folikulitis)

Infeksi pada folikel rambut di kulit kepala dekat telinga juga dapat menyebabkan peradangan yang menjalar dan menyebabkan benjolan kecil di belakang telinga, yang sering kali terasa gatal atau nyeri.

15. Trauma atau Cedera Lokal

Terakhir, benjolan di belakang telinga juga sering kali disebabkan oleh bengkak akibat benturan, gigitan serangga, atau luka lain di area tersebut. Bengkak karena trauma biasanya disertai memar dan akan mereda seiring waktu.

Cara Mengatasi Benjolan di Belakang Telinga

Penanganan untuk benjolan di belakang telinga sangatlah spesifik dan selalu didasarkan pada penyebab yang mendasarinya. Dokter akan menentukan pilihan pengobatan yang paling tepat setelah melakukan diagnosis.

Berikut adalah beberapa metode pengobatan umum yang biasa dilakukan:

1. Perawatan Topikal

Perawatan ini sering direkomendasikan untuk benjolan di belakang telinga yang disebabkan oleh kondisi kulit ringan, seperti jerawat, bisul, atau infeksi pada folikel rambut.

Perawatan ini melibatkan penggunaan:

  • Krim atau Salep Antibiotik: Untuk mengatasi infeksi bakteri lokal dan mengurangi peradangan.
  • Kompres Hangat: Dapat diterapkan di rumah untuk membantu mengurangi nyeri, bengkak, dan mempercepat pematangan bisul atau abses kecil.
  • Obat Jerawat: Krim dengan kandungan aktif untuk mengobati jerawat nodul di area belakang telinga.

2. Terapi Antibiotik

Jika benjolan di belakang telinga diakibatkan oleh infeksi bakteri sistemik (seperti Otitis Media, Mastoiditis, atau Limfadenopati parah), dokter akan meresepkan antibiotik oral (diminum) atau, dalam kasus yang parah, intravena (melalui infus). 

Sangat penting bagi Anda untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan, meskipun gejala benjolan sudah membaik, guna mencegah kekambuhan dan resistensi bakteri.

3. Prosedur Bedah (Operasi)

Operasi mungkin diperlukan dalam beberapa kasus benjolan di belakang telinga, terutama untuk benjolan yang persisten atau berukuran besar, antara lain:

  • Eksisi Kista atau Lipoma: Untuk benjolan jinak seperti kista sebasea, kista epidermoid, atau lipoma yang besar, operasi kecil (eksisi) dapat dilakukan oleh ahli bedah untuk mengangkat seluruh benjolan dan kantungnya.
  • Drainase Abses: Abses yang besar dan matang mungkin perlu diinsisi (dibuka) dan dikeringkan oleh dokter untuk mengeluarkan nanah dan meredakan tekanan serta nyeri.
  • Tindakan Kanker: Jika benjolan diidentifikasi sebagai tumor ganas (kanker), operasi pengangkatan jaringan kanker, dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti kemoterapi dan radioterapi, akan dilakukan oleh tim spesialis.

Baca Juga: Endoskopi Telinga: Arti, Prosedur, & Biaya Operasinya

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri Anda ke dokter jika benjolan di belakang telinga memiliki ciri-ciri berikut:

  • Tidak hilang dalam 3-4 minggu.
  • Terasa keras seperti tulang di belakang telinga, tidak bergerak, dan bentuknya tidak beraturan.
  • Terus membesar dengan cepat.
  • Disertai gejala berat seperti demam tinggi, penurunan berat badan tanpa sebab, gangguan pendengaran, atau keluarnya cairan/darah dari telinga.

Untuk evaluasi yang komprehensif, Anda dapat mempertimbangkan fasilitas kesehatan terpercaya. 

Segera kunjungi spesialis atau dokter umum di fasilitas seperti Tzu Chi Hospital jika Anda mencurigai adanya masalah kesehatan serius.

Gunakan fitur Cari Dokter untuk mencari dokter sesuai kebutuhan Anda. Silakan jadwalkan konsultasi dan janji temu dengan menghubungi kami via WhatsApp!

 

Artikel ini telah ditinjau oleh Dr. Satrio Wishnu Pratomo, B.Med.Sc, Sp.THT-BKL

 

Referensi:

Medical News Today. What Causes Lumps Behind the Ear?

National Library of Medicine. Postauricular Masses.

Posterior Auricular Mass - PMC

Rare Tumors Presenting as a Mastoid Mass - Lee - 2020 - Case Reports in Otolaryngology - Wiley Online Library 

 


Related Article

Topik Terkini



VIDEOS