Edukasi Obat & Apotek
Amoxicillin: Dosis, Kegunaan, dan Efek Samping

Ditulis Oleh
Admin TzuChi • 16 September 2025

Amoxicillin adalah antibiotik yang sering diresepkan dokter untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri, mulai dari radang tenggorokan hingga infeksi saluran kemih. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri, sehingga tubuh lebih cepat pulih.
Namun, penggunaan amoxicillin tidak boleh sembarangan. Dosis yang keliru atau konsumsi tanpa resep bisa memicu kekebalan obat, efek samping serius, bahkan memperburuk kondisi kesehatan Anda.
Simak penjelasan lengkap tentang fungsi, dosis, cara penggunaan, efek samping, hingga interaksinya dengan obat lain dalam artikel ini agar Anda tidak salah dan keliru.
Apa Itu Amoxicillin?
Obat Amoxicillin | Foto: scabpharmacy
Amoxicillin adalah obat antimikroba golongan beta-laktam yang banyak dipakai dan telah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) untuk digunakan dalam pengobatan penyakit infeksi.
Obat ini merupakan antibiotik golongan penisilin yang bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Tanpa dinding sel yang utuh, bakteri tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya mati.
Amoxicillin obat apa? Obat ini digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit.
Namun, amoxicillin tidak dapat mengatasi infeksi virus seperti flu, batuk pilek, atau COVID-19. Penggunaan pada kondisi non-bakteri bukan hanya sia-sia, tetapi juga berpotensi memicu resistensi antibiotik.
Kegunaan Obat Amoxicillin
Amoxilin digunakan pada berbagai kondisi berikut:
1. Pneumonia
Amoxicillin efektif dalam mengobati pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae. Obat ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri di paru-paru, sehingga membantu meredakan batuk, demam, dan sesak napas.
Pada kasus tertentu, dokter dapat meresepkan amoxicillin trihydrate kaplet 500 mg atau amoxicillin 500mg sebagai terapi utama.
2. Abses Gigi
Infeksi gigi yang parah, seperti abses, sering kali melibatkan bakteri Staphylococcus Aureus atau Streptococcus Mutans. Amoxicillin dapat membantu mengendalikan infeksi, mengurangi peradangan, dan mencegah penyebarannya ke jaringan sekitar.
Sebuah studi multicenter real-world AMMS Journal (2025) melibatkan lebih dari 4.000 pasien dengan infeksi gigi termasuk abses, yang diobati dengan amoksisilin dan asam klavulanat. Sebanyak 95,55% pasien sembuh dalam 7 hari, dengan penurunan signifikan C-reactive protein, leukosit, dan nyeri.
Efek samping sangat minimal (0,16%), menunjukkan obat ini aman dan efektif mengendalikan infeksi serta mencegah penyebaran infeksi, terutama jika dikombinasikan dengan perawatan gigi.
3. Pengobatan Tukak Lambung akibat Helicobacter Pylori
Bersama dengan antibiotik lain dan obat penurun asam lambung, amoxicillin digunakan untuk membasmi bakteri H. pylori, penyebab tukak pada lambung dan usus dua belas jari (duodenum). Pengobatan ini bertujuan menghentikan kerusakan jaringan lambung, mempercepat penyembuhan luka, dan mencegah kekambuhan.
4. Mengatasi Meningitis Bakteri
Amoxicillin juga bermanfaat dalam pengobatan meningitis, yaitu peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang. Dengan menghambat pertumbuhan bakteri, obat ini membantu mengurangi peradangan, mencegah kerusakan saraf, dan menurunkan risiko komplikasi permanen.
Baca juga: Omeprazole: Manfaat, Dosis, Cara Minum, & Efek Samping
Peringatan Sebelum Menggunakan Amoxicillin
Sebelum menggunakan amoxicillin, penting bagi Anda untuk memahami bahwa antibiotik ini harus digunakan secara tepat sasaran.
Penggunaan yang sembarangan dapat menimbulkan efek samping yang merugikan dan memicu resistensi bakteri. Selalu pastikan obat ini diresepkan oleh dokter setelah melalui pemeriksaan yang sesuai.
1. Riwayat Alergi
Jika Anda memiliki alergi terhadap antibiotik golongan penisilin, seperti ampicillin, atau sefalosporin, maka amoxicillin tidak boleh digunakan.
Reaksi alergi dapat berupa ruam, gatal, pembengkakan, atau sesak napas, yang membutuhkan penanganan medis segera. Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi Anda sebelum pengobatan dimulai.
2. Kehamilan dan Menyusui
Bagi Anda yang sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui, informasikan kondisi tersebut kepada dokter. Meski amoxicillin umumnya dianggap aman, dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau mempertimbangkan alternatif untuk memastikan keamanan Anda dan bayi.
3. Efek pada Kontrasepsi
Amoxicillin juga dapat mengurangi efektivitas pil KB. Jika Anda mengandalkan kontrasepsi oral, pertimbangkan metode tambahan seperti kondom selama pengobatan untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
4. Interaksi dengan Obat dan Vaksin
Sampaikan kepada dokter semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda konsumsi. Hal ini penting untuk mencegah interaksi yang dapat mengurangi efektivitas atau meningkatkan risiko efek samping.
Amoxicillin juga dapat memengaruhi efektivitas vaksin bakteri hidup, seperti vaksin tifoid, sehingga jadwal vaksinasi mungkin perlu diatur ulang.
5. Bentuk dan Penggunaan pada Anak
Anak sering kali menggunakan amoxicillin sirup agar lebih mudah dikonsumsi.
Dosisnya disesuaikan dengan usia, berat badan, dan tingkat keparahan infeksi (amoxicillin dosis anak). Pastikan penggunaannya selalu berdasarkan resep dokter demi keamanan dan efektivitas.
6. Tindakan Segera Jika Terjadi Efek Samping Serius
Hentikan penggunaan amoxicillin dan segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi berat, diare yang berlangsung lama, demam tinggi, atau nyeri perut hebat. Gejala ini bisa menjadi tanda adanya komplikasi yang memerlukan penanganan segera.
Cara Menggunakan Amoxicillin yang Benar
Agar amoxicillin memberikan hasil optimal, maka penggunaannya harus tepat. Kesalahan kecil, seperti dosis yang tidak sesuai atau cara minum yang salah, bisa mengurangi efektivitas obat dan bahkan memicu resistensi bakteri.
Berikut adalah cara menggunakan amoxicillin yang benar:
1. Boleh Diminum Sebelum atau Sesudah Makan
Amoxicillin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Namun, bagi Anda yang memiliki riwayat gangguan lambung, disarankan untuk meminumnya setelah makan guna mengurangi risiko perut terasa perih.
2. Ikuti Dosis Sesuai Anjuran Dokter
Pastikan Anda mengonsumsi obat ini sesuai dosis amoxicillin yang diresepkan. Jangan menambah atau mengurangi dosis secara mandiri, karena dapat memengaruhi efektivitas obat dan meningkatkan risiko efek samping.
3. Aturan Minum untuk Bentuk Tablet atau Kapsul
Untuk bentuk tablet atau kapsul, seperti amoxicillin 500mg atau amoxicillin trihydrate kaplet 500 mg, telan secara utuh dengan segelas air. Jangan mengunyah atau menghancurkan tablet karena dapat memengaruhi pelepasan zat aktifnya.
4. Aturan Minum untuk Bentuk Sirup
Jika menggunakan amoxicillin sirup, yang sering diresepkan untuk anak-anak atau pasien yang kesulitan menelan kapsul, gunakan sendok takar atau alat ukur resmi dari kemasan. Hindari menggunakan sendok makan biasa untuk memastikan dosis tepat.
5. Jika Lupa Minum Obat
Apabila lupa mengonsumsi amoxicillin, segera minum begitu ingat, kecuali jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya. Jika demikian, lewati dosis yang terlewat dan lanjutkan sesuai jadwal. Jangan menggandakan dosis untuk mengganti yang terlewat.
Cara Menyimpan Amoxicillin dengan Benar
Agar efektivitas amoxicillin tetap terjaga sampai masa kedaluwarsa, penyimpanan obat ini harus dilakukan dengan benar. Baik bentuk tablet, kapsul, maupun sirup, semuanya memiliki panduan penyimpanan yang sedikit berbeda.
Obat yang disimpan sembarangan bisa kehilangan potensi kerjanya, bahkan berisiko terkontaminasi.
-
Simpan amoxicillin tablet/kapsul di suhu ruangan (15–25°C), jauh dari panas dan kelembapan berlebihan.
-
Untuk amoxicillin sirup kering (bubuk), simpan dalam wadah tertutup rapat sebelum dilarutkan. Setelah dilarutkan, simpan di kulkas (2–8°C) dan habiskan sesuai batas waktu pada kemasan (umumnya 7–14 hari).
-
Jauhkan obat dari sinar matahari langsung karena dapat merusak kandungan aktifnya.
-
Simpan obat di tempat yang tidak dapat dijangkau anak-anak dan hewan peliharaan.
-
Jangan menyimpan obat di kamar mandi karena kelembapan tinggi dapat merusak kualitas obat.
-
Periksa selalu tanggal kedaluwarsa dan buang obat yang sudah lewat masa pakai sesuai prosedur pembuangan obat yang aman.
Efek Samping dan Bahaya Amoxicillin
Meskipun tergolong aman jika digunakan sesuai anjuran, amoxicillin tetap memiliki potensi efek samping. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari ringan hingga serius.
Selalu perhatikan reaksi tubuh Anda saat menggunakan obat ini, dan segera hubungi dokter jika terjadi keluhan yang mengkhawatirkan.
-
Gangguan pencernaan: mual, muntah, diare, atau sakit perut.
-
Reaksi alergi: ruam, gatal, bengkak pada wajah atau bibir, hingga sesak napas (reaksi ini membutuhkan penanganan darurat).
-
Infeksi jamur: penggunaan jangka panjang dapat mengganggu keseimbangan flora tubuh sehingga memicu infeksi jamur pada mulut atau organ intim.
-
Perubahan warna gigi sementara: terutama pada anak-anak jika menggunakan sediaan sirup.
-
Perubahan hasil tes darah atau fungsi hati: kadang amoxicillin memengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
-
Diare berat atau berkepanjangan: bisa menjadi tanda kolitis pseudomembran akibat pertumbuhan berlebihan bakteri Clostridium Difficile.
Baca juga: Aspirin: Kegunaan, Dosis, Efek Samping, dan Interaksi
Kapan Harus Segera Menghubungi Dokter atau IGD?
Jika Anda mengalami detak jantung cepat dan tidak beraturan, pembengkakan wajah, ruam atau gangguan kulit berat, hingga kesulitan bernapas setelah mengonsumsi amoxicillin, segera cari bantuan medis.
Apabila muncul tanda overdosis seperti diare parah, mengi, atau kulit mengelupas, jangan tunda untuk datang ke IGD 24 Jam Tzu Chi Hospital untuk mendapatkan penanganan darurat.
Tzu Chi Hospital siap membantu Anda dengan layanan medis komprehensif, mulai dari Pemeriksaan Kesehatan/Medical Check Up (MCU) hingga fasilitas diagnosis dan perawatan yang lengkap.
Anda juga dapat memanfaatkan menu Cari Dokter sesuai kebutuhan atau langsung jadwalkan janji temu dengan dokter kami melalui WhatsApp Call Center kami.
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr Chris. Sp.PD
Referensi:
Akhavan, B. J., Khanna, N. R., & Vijhani, P. (2023). Amoxicillin. In StatPearls. StatPearls Publishing
Kumar, T., Prakash, J., Ahire, J. S., Pal, A., Pawar, D., & Sharma, A. (2025). Effectiveness and Safety of Co-Amoxiclav in Dental Infections: A Multicenter, Real-World Study. Annals of Medicine and Medical Sciences, 4(8), 670-677.
Topik