Pencegahan & Deteksi Dini Penyakit
DBD (Demam Berdarah Dengue) - Ciri, Penyebab, Pengobatan & Pencegahan
Ditulis Oleh
Admin TzuChi • 22 Desember 2025

Kasus DBD di Indonesia masih menjadi perhatian serius hingga pertengahan tahun 2025. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan per 28 Juli 2025, tercatat 95.018 kasus dengan 398 kematian yang tersebar di 460 kabupaten/kota di seluruh provinsi.
Penyakit ini biasanya meningkat saat musim hujan, karena genangan air menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab utama demam berdarah.
Tingginya angka kasus juga disebabkan oleh kepadatan penduduk serta kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mengenali gejala awal penyakit ini.
Oleh karena itu, agar tidak berakibat fatal, penting untuk memahami tanda-tanda, penyebab, pengobatan, pencegahan, dan bahaya DBD secara menyeluruh.
Apa Itu Penyakit DBD?

Demam berdarah dengue (DBD) atau dalam bahasa Inggris disebut dengue fever adalah infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Kondisi ini disebabkan oleh virus Dengue dari famili Flaviviridae. Dampak dari virus tersebut dapat bervariasi mulai dari demam tinggi, nyeri otot dan sendi, hingga perdarahan serta kegagalan peredaran darah pada kasus berat.
Penyakit ini umum ditemukan di daerah tropis dan subtropis, terutama wilayah perkotaan padat penduduk, dan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.
Banyak juga yang penasaran “berapa lama setelah digigit nyamuk demam berdarah?” Umumnya, gejala demam berdarah muncul 4–10 hari setelah digigit nyamuk terinfeksi, dan berlangsung selama 2–7 hari sebelum pasien mulai membaik dalam 1–2 minggu.
Gejala Demam Berdarah Dengue
Gejala demam berdarah pada orang dewasa mirip dengan penyakit lain seperti malaria, chikungunya, atau zika.
Padahal, mengenali gejala awal penting agar tidak berkembang menjadi DBD berat yang dapat berakibat fatal. Lantas, apa ciri-ciri demam berdarah? Berikut gejala yang perlu diwaspadai:
-
Demam tinggi mendadak hingga 40°C yang muncul 4–10 hari setelah gigitan nyamuk terinfeksi.
-
Sakit kepala berat, terutama di belakang mata.
-
Mual dan muntah berulang.
-
Muncul ruam merah di kulit.
-
Nyeri otot dan sendi, kadang disebut “breakbone fever” karena rasa nyeri yang hebat.
-
Pembengkakan kelenjar getah bening.
Setelah demam menurun, gejala bisa memburuk, seperti nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, napas cepat, atau perdarahan pada gusi dan hidung.
Jika melewati fase kritis, pasien memasuki masa pemulihan selama 2–3 hari, namun masih bisa merasa lemas atau gatal selama beberapa minggu setelah sembuh.
Penyebab Terkena Penyakit DBD

DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Begitu nyamuk terinfeksi, ia bisa menyebarkan virus seumur hidupnya.
Selain lewat gigitan nyamuk, penularan DBD juga dapat terjadi (meski jarang) melalui transfusi darah, donor organ, dan dari ibu hamil ke bayi.
Lantas, apa penyebab kena penyakit DBD? Berikut beberapa faktor risikonya:
1. Digigit Nyamuk Aedes aegypti
Penyebab DBD adalah gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang membawa virus dengue. Nyamuk ini berukuran kecil, berwarna hitam pekat dengan garis putih di punggung dan kaki.
Mereka aktif menggigit pada pagi hingga sore hari dan lebih suka berada di tempat gelap serta sejuk di dalam rumah.
2. Tinggal di Daerah dengan Banyak Genangan Air Bersih
Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, talang air, kaleng, atau botol bekas.
Daerah dengan curah hujan tinggi akan memiliki lebih banyak genangan air, sehingga meningkatkan populasi nyamuk dan risiko penularan virus dengue.
Baca Juga: Musim Hujan Tiba, Ini Tips Menjaga Tubuh Tetap Fit
3. Memiliki Riwayat DBD
Seseorang yang pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya berisiko lebih tinggi mengalami DBD berat saat terinfeksi kembali oleh serotipe virus yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh mekanisme imun tubuh yang justru memperparah infeksi berikutnya.
4. Daya Tahan Tubuh yang Lemah
Orang dengan imunitas rendah, misalnya karena kurang tidur, stres, pola makan buruk, atau penyakit penyerta seperti diabetes dan anemia, lebih rentan mengalami infeksi dengue dengan gejala parah seperti kebocoran pembuluh darah dan peradangan.
5. Musim Hujan
Saat musim hujan, banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Perubahan cuaca yang lembab dan panas juga mendukung siklus hidup nyamuk lebih cepat, sehingga meningkatkan risiko penularan DBD.
6. Kurangnya Kebersihan Lingkungan Rumah
Lingkungan rumah yang jarang dibersihkan, banyak barang bekas menampung air, atau tidak dilakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur) menjadi faktor penting yang memicu berkembangnya nyamuk Aedes aegypti.
Pengobatan Demam Berdarah Dengue
DBD tidak memiliki pengobatan khusus, sehingga penanganannya bertujuan untuk meringankan gejala, mencegah komplikasi, dan mempercepat pemulihan pasien.
Penanganan bisa dilakukan di rumah sakit maupun di rumah. Berikut cara mengobat demam berdarah secara umum:
1. Istirahat Total
Pasien DBD disarankan untuk beristirahat sepenuhnya agar tubuh dapat fokus melawan infeksi. Aktivitas fisik harus dihindari selama masa demam dan fase kritis untuk mencegah kelelahan dan komplikasi seperti perdarahan atau penurunan tekanan darah.
2. Konsumsi Obat untuk Menurunkan Demam
Penanganan demam dilakukan dengan obat parasetamol. Obat ini membantu menurunkan suhu tubuh dan meredakan nyeri.
Obat seperti aspirin, ibuprofen, atau naproksen tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan risiko perdarahan. Untuk anak-anak, disarankan memilih parasetamol cair agar lebih mudah diminum.
3. Minum Air yang Cukup
Memastikan tubuh tidak dehidrasi adalah hal paling penting dalam pengobatan DBD. Pasien dianjurkan minum air putih atau larutan elektrolit (seperti oralit/oresol) untuk menggantikan cairan yang hilang akibat demam tinggi dan muntah.
Pada kasus berat, penderitanya mungkin akan diinfus untuk mendapatkan asupan cairan tersebut agar keseimbangan cairan terjaga dan mencegah syok.
4. Menjauhi Pantangan
Selain fokus pada pengobatan DBD, menjauhi pantangan selama masa perawatan juga bisa membantu.
Selama penyembuhan, usahakan jangan mandi air dingin atau terkena angin langsung, karena dapat memperburuk kondisi pembuluh darah dan meningkatkan risiko perdarahan.
Hindari juga metode tradisional seperti kerokan, sauna, atau pengobatan herbal yang tidak terbukti, karena dapat memperparah gejala atau justru menunda penyembuhan.
5. Perawatan di Rumah Sakit
Untuk kasus berat, penderita disarankan untuk mendapatkan perawatan, khususnya jika DBD sudah menyebabkan perdarahan dan penurunan trombosit tajam, maka wajib dirawat di rumah sakit.
Perawatan DBD di rumah sakit meliputi infus cairan, transfusi plasma atau trombosit, serta pemantauan ketat tekanan darah dan kondisi jantung. Fase ini merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan pengawasan medis intensif.
6. Konsumsi Makanan Bergizi
Saat mengalami DBD, tubuh membutuhkan asupan bergizi untuk memulihkan diri dan meningkatkan jumlah trombosit.
Sebaiknya konsumsi makanan kaya vitamin C, zat besi, dan folat seperti jambu biji merah, bayam, hati ayam, pepaya, serta protein dari telur atau ikan. Jangan lupa minum banyak air putih atau air kelapa untuk mencegah dehidrasi.
Baca Juga: 20 Makanan untuk Menaikkan Trombosit, Ada Telur & Kerang!
Berapa Lama DBD Sembuh?
Penderita DBD biasanya sembuh sepenuhnya dalam 1–2 minggu, jika mendapatkan istirahat cukup, asupan cairan yang memadai, dan pemantauan medis rutin.
Setelah gejala pertama muncul, DBD umumnya berlangsung selama 7–10 hari. Jika demam sudah hilang, bukan berarti penyakit sudah sembuh sepenuhnya.
Justru setelah demam turun biasanya pasien memasuki fase paling berbahaya (fase kritis). Pada fase ini, kebocoran pembuluh darah dapat terjadi dan menyebabkan penurunan tekanan darah, perdarahan, dehidrasi berat, bahkan syok jika tidak segera ditangani.
Adapun tanda-tanda demam berdarah mulai sembuh antara lain:
-
Tubuh mulai terasa lebih bertenaga setelah satu minggu sakit.
-
Nafsu makan meningkat.
-
Buang air kecil kembali lancar.
-
Bintik atau ruam merah di kulit mulai memudar dalam 2–3 hari dan tidak muncul ruam baru.
-
Gatal ringan di kulit bisa muncul sebagai tanda fase pemulihan.
Tips Pencegahan Penyakit DBD

Setelah mengetahui apa saja penyebab demam berdarah? Saatnya menghindari sumber penyebabnya dengan melakukan beberapa tips pencegahan DBD menurut WHO sebagai berikut:
-
Gunakan kasa nyamuk di jendela dan pintu.
-
Tidur dengan kelambu atau gunakan krim anti-nyamuk terutama saat siang hari.
-
Kenakan pakaian tertutup seperti baju berlengan panjang dan celana panjang untuk melindungi kulit dari gigitan nyamuk.
-
Buang barang bekas yang bisa menampung air hujan (seperti kaleng, ban bekas, atau botol plastik).
-
Tutup rapat tempat penyimpanan air, terutama di dapur dan kamar mandi.
-
Tanam tanaman pengusir nyamuk (seperti serai, lavender, atau kemangi) di sekitar rumah.
-
Koordinasi dengan pihak RT/RW atau puskesmas untuk melakukan fogging (penyemprotan insektisida) bila kasus DBD meningkat.
Risiko dan Bahaya DBD
Apakah DBD berbahaya? Jawabannya, iya.
Dalam beberapa kasus, penyakit ini bisa berkembang menjadi DBD berat yang berpotensi menyebabkan syok, perdarahan dalam, hingga kematian jika tidak segera ditangani.
Risiko ini meningkat dialami oleh anak-anak, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah.
Lantas, apa risiko DBD? Jika dengue berat, kondisi ini bisa menyebabkan kebocoran pembuluh darah dan penurunan jumlah trombosit secara drastis.
Akibatnya, tubuh kehilangan banyak cairan, tekanan darah turun, dan suplai oksigen ke organ vital terganggu. Kondisi inilah yang memicu dengue shock syndrome, yaitu keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
Berikut ciri demam berdarah yang sudah parah:
-
Nyeri perut hebat dan bertahan
-
Muntah berulang tanpa henti
-
Pendarahan di gusi, hidung, atau memar tanpa sebab
-
Darah pada tinja, muntah, atau urin
-
Sesak napas
-
Badan lemas, pucat, dan kulit terasa dingin
-
Gelisah atau tampak linglung
FAQ tentang DBD
Simak juga jawaban dari beberapa pertanyaan umum tentang demam berdarah dengue yang bisa meningkatkan kewaspadaaan Anda terhadap penyakit ini:
Apakah DBD Bisa Sembuh Sendiri?
Ya, DBD ringan bisa sembuh sendiri karena sistem imun tubuh mampu melawan virus dengue. Namun, pasien tetap perlu pemantauan medis ketat agar tidak terlambat menangani bila muncul tanda bahaya seperti perdarahan atau dehidrasi berat.
Fase Kritis Demam Berdarah Hari ke Berapa?
Fase kritis biasanya terjadi pada hari ke-3 hingga ke-7 setelah demam mulai turun. Pada fase ini, kebocoran plasma dan risiko syok dapat terjadi sehingga penting memantau cairan tubuh.
Berapa Lama Demam Berdarah akan Sembuh?
Rata-rata pasien sembuh dalam 7–10 hari, tergantung tingkat keparahan dan perawatan yang diberikan. Setelah demam mereda, tubuh biasanya butuh beberapa hari tambahan untuk memulihkan stamina sepenuhnya.
Apakah DBD Harus Rawat Inap?
Tidak semua, tetapi pasien dengan gejala sedang hingga berat sebaiknya dirawat inap agar dokter lebih mudah memantau kondisi pasien. Rawat inap diperlukan jika trombosit turun drastis atau muncul tanda bahaya.
Apakah DBD Bisa Menyebabkan Kematian?
Ya, DBD bisa berakibat fatal bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat, terutama pada fase kritis. Kematian umumnya disebabkan oleh syok akibat kebocoran plasma atau perdarahan berat, tetapi bisa dicegah dengan perawatan medis yang baik.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika merasakan gejala seperti demam tinggi lebih dari dua hari, muntah terus-menerus, tubuh terasa sangat lemas, atau muncul bintik-bintik merah di kulit, segera dapatkan bantuan medis.
Gejala tersebut bisa menjadi tanda bahwa infeksi DBD sudah memasuki fase berbahaya dan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.
Untuk mendapatkan penanganan optimal, kamu bisa memilih rawat inap di Tzu Chi Hospital yang memiliki total 576 tempat tidur serta ruang IGD 24 jam.

Fasilitas rawat inap di sini dirancang dengan konsep “sun-kissed room”, yaitu kamar dengan pencahayaan alami yang dapat meningkatkan mood pasien selama masa pemulihan.
Penyakit ini dapat berkembang menjadi kondisi serius dan mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat. Oleh karenanya, sebagai langkah pencegahan dapat di lakukan vaksin demam berdarah dengue, menjadi kunci preventif dalam mengurangi risiko penularan dan dampak penyakit ini.
Sebagai langkah pencegahan dapat di lakukab vaksin deman berdarah dengue, menjadi kunci preventif dalam mengurangi resiko penularan dan dampak penyakit ini
Jika ingin melakukan pemeriksaan, Anda bisa membuat janji temu melalui WhatsApp Tzu Chi Hospital. Untuk jadwal praktik dokter bisa dicek melalui menu Cari Dokter.
Segera dapatkan perawatan yang tepat sebelum DBD berakibat fatal!
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Cynthia, Sp.PD
Referensi:
Topik
Related Article
Artikel Populer

Omeprazole: Manfaat, Dosis, Cara Minum, & Efek Samping

Menu Diet Sehat 7 Hari untuk Turunkan BB tanpa Menyiksa Diri

Kedutan Mata Kanan & Kiri Bawah: Penyebab & Cara Mengatasinya menurut Medis

5 Cara Menghitung Usia Kehamilan Akurat, Plus Tabel Usia Kehamilan

