Disease

Risiko Tak Terlihat Di Balik Detak Jantung Tak Beraturan

logo author

Ditulis Oleh

Admin19 Desember 2025

BAGIKAN
artikel feature image

Fibrilasi atrium merupakan kondisi ketika detak jantung terasa tidak beraturan tanpa sebab yang jelas. Umumnya lebih berisiko terjadi pada orang usia lanjut, mengidap hipertensi, serta memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.

Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan dari dokter. Sebab, jika dibiarkan tanpa penanganan, fibrilasi atrium bisa menimbulkan komplikasi serius, seperti stroke, gagal jantung, hingga menurunkan kualitas hidup.

Oleh karena itu, mari mengenal lebih lanjut fibrilasi atrium dengan menyimak informasi di bawah ini.

Apa Itu Fibrilasi Atrium?

Fibrilasi atrium atau atrial fibrilasi (AFib) adalah gangguan irama jantung, dimana ruang atas jantung (atrium) berdenyut tidak teratur, bisa jadi terlalu cepat, terkadang cepat dan lambat secara bergantian, atau seperti berhenti sejenak kemudian kembali berdenyut. Ketidakteraturan ini terjadi akibat sinyal listrik yang kacau, sehingga atrium tidak dapat berkontraksi penuh dan gagal memompa darah secara efektif.

Tidak semua penderita fibrilasi atrium mengalami gejala. Namun, kondisi ini perlu mendapatkan penanganan dari dokter ahli karena fibrilasi atrium yang dibiarkan dalam jangka panjang bisa memicu terbentuknya gumpalan darah. Jika gumpalan ini terlepas dan mengalir ke otak, maka bisa menyebabkan stroke. Selain itu, detak jantung yang tidak beraturan dalam jangka panjang dapat melemahkan otot jantung dan berpotensi menyebabkan gagal jantung.

Baca juga: Gagal Jantung: Ciri-Ciri, Penyebab, Pencegahan, dan Cara Mengatasinya

Jenis Fibrilasi Atrium

Jenis fibrilasi atrium yang dialami seseorang dapat berubah seiring waktu. Berdasarkan frekuensi terjadinya, fibrilasi atrium digolongkan menjadi beberapa jenis:

  1. Paroxysmal AFib

Paroxysmal AFib terjadi hanya sesekali dan berhenti dengan sendirinya dalam rentang waktu tujuh hari. Satu episode dapat berlangsung beberapa detik, menit, jam, hingga beberapa hari sebelum irama jantung kembali normal. Penderita fibrilasi atrium jenis ini umumnya merasakan gejala yang lebih jelas dibandingkan yang lainnya. Saat fibrilasi atrium terjadi, detak jantung dapat berubah dalam waktu singkat.

  1. Persistent AFib

Fibrilasi atrium jenis ini berlangsung terus-menerus selama lebih dari 7 hari dan tidak dapat berhenti dengan sendirinya. Tanpa adanya pengobatan, irama jantung akan tetap tidak beraturan.

  1. Long-standing persistent AFib

Jenis ini memiliki ciri berupa gejala yang berlangsung terus-menerus selama 12 bulan atau lebih.

Gejala Fibrilasi Atrium

Gejala fibrilasi atrium dapat berbeda pada setiap orang. Sebagian orang mungkin tidak merasakan gejala sama sekali dan baru mengetahuinya saat melakukan medical check up. Namun, sebagian lainnya bisa merasakan sejumlah keluhan, meliputi:

  • Merasa lelah dan tidak berenergi
  • Detak jantung terasa lebih cepat dari biasanya atau tidak teratur
  • Sesak napas
  • Sensasi berdebar-debar
  • Nyeri dada
  • Pusing atau nyaris pingsan

Faktor Risiko Fibrilasi Atrium

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami fibrilasi atrium, seperti:

  • Usia tua (di atas 60 tahun)
  • Mengidap tekanan darah tinggi
  • Kegemukan
  • Memiliki riwayat penyakit diabetes, gagal jantung, penyakit jantung iskemik, gagal jantung kronis
  • Mengonsumsi alkohol
  • Merokok

Diagnosis Fibrilasi Atrium

Untuk menegakkan diagnosis fibrilasi atrium, dokter akan menanyakan pasien mengenai gejala yang dialami dan mendengarkan detak jantung menggunakan stetoskop.

Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan tes penunjang untuk membantu memastikan penyebab irama jantung tidak teratur dan tingkat keparahannya, seperti:

  • Elektrokardiogram (EKG), pemeriksaan awal untuk merekam aktivitas listrik jantung secara real-time
  • Holter monitoring, untuk merekam aktivitas listrik jantung selama beberapa hari saat pasien beraktivitas
  • Ekokardiografi (USG Jantung), untuk melihat struktur dan fungsi jantung

Baca juga: Berapa Detak Jantung Normal? Ketahui Cara Ukurnya & Kapan Harus Waspada!

Penanganan Fibrilasi Atrium

Setelah pemeriksaan, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi pasien. Beberapa penanganan fibrilasi atrium yang bisa dilakukan antara lain:

  • Obat-obatan, seperti antiaritmia untuk membantu mempertahankan ritme jantung yang normal, atau antikoagulan untuk mencegah penggumpalan darah
  • Prosedur, seperti kejut jantung (kardioversi), Pulsed Field Ablation (PFA), dan pemasangan pacemaker
  • Modifikasi gaya hidup, melalui pola makan, olahraga, menghentikan konsumsi alkohol dan rokok

Periksa Jantung Secara Rutin di Tzu Chi Hospital

Fibrilasi atrium perlu ditangani dengan tepat agar tidak menimbulkan komplikasi serius. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala atau berisiko terkena fibrilasi atrium, segera konsultasikan ke dokter jantung di Tzu Chi Hospital untuk mendapatkan penanganan sesegera mungkin.

Tzu Chi Hospital juga menyediakan pemeriksaan heart screening untuk menilai kondisi kesehatan jantung secara menyeluruh. Buat janji temu melalui WhatsApp Call Center Tzu Chi Hospital.

Artikel ini telah direview secara medis oleh Dr. Simon Salim, Sp.PD-KKV, M.Kes, AIFO, FINASIM, FACP, FICA, FACC, FHRS

Topik


Related Article

Topik Terkini



VIDEOS