Pencegahan & Deteksi Dini Penyakit

Kemoterapi: Prosedur & 5 Efek Sampingnya pada Pengobatan

logo author

Ditulis Oleh

Admin TzuChi14 Oktober 2025

BAGIKAN
artikel feature image

Kemoterapi adalah salah satu metode pengobatan kanker yang paling dikenal, namun juga seringkali paling ditakuti. 

Banyak dari Anda yang mungkin mendengar istilah ini dan langsung membayangkan serangkaian proses yang menyakitkan dengan efek samping yang melemahkan. 

Padahal, kemoterapi adalah sebuah ilmu kompleks yang terus berkembang, dirancang untuk melawan sel-sel kanker dengan presisi yang semakin baik. 

Artikel ini akan mengajak Anda memahami lebih dalam tentang proses pengobatan ini, membedah setiap aspeknya, dan memberikan panduan praktis berdasarkan data dan studi klinis. 

Tujuannya adalah agar Anda dapat mengambil keputusan yang tepat dan berani menghadapi perjalanan pengobatan ini bersama tim medis yang kompeten.

Apa Itu Kemoterapi?

kemoterapi

Apa Itu Kemoterapi

Secara fundamental, kemoterapi adalah pendekatan terapeutik yang menggunakan zat kimia atau obat-obatan sitotoksik untuk menghancurkan sel-sel kanker. 

Obat-obatan ini bekerja dengan mengganggu proses pembelahan dan pertumbuhan sel, yang merupakan karakteristik utama sel kanker. 

Meskipun terdengar sederhana, implementasi kemoterapi sangatlah kompleks. Tujuannya adalah menyembuhkan sekaligus mengendalikan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Tujuan Utama Kemoterapi

tujuan kemoterapi

Tujuan Kemoterapi

Implementasi kemoterapi kanker secara praktiknya memiliki tujuan yang sangat spesifik dan personal untuk setiap pasien. Terapi ini dirancang berdasarkan jenis kanker, stadium, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan.

1. Menyembuhkan Kanker (Kuratif)

Tujuan utama ini diterapkan ketika ada peluang nyata untuk membasmi semua sel kanker dari tubuh. Sering kali, kemoterapi kuratif dikombinasikan dengan operasi dan radiasi untuk mencapai remisi total dan mencegah kekambuhan jangka panjang.

2. Mengendalikan Pertumbuhan Kanker (Kontrol)

Jika penyembuhan total tidak memungkinkan, kemoterapi digunakan untuk memperlambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. 

Tujuannya adalah mengubah kanker dari penyakit yang agresif menjadi kondisi kronis yang dapat dikelola, memungkinkan pasien untuk hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang lebih baik.

3. Meringankan Gejala (Paliatif)

Ketika kanker sudah menyebar luas, kemoterapi paliatif digunakan untuk meringankan gejala yang tidak nyaman, seperti rasa sakit atau sesak napas. 

Sekali laagi, tujuan kemtoterapi tak hanya berkutat pada penyembuhan, melainkan juga untuk meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan selama sisa hidup mereka.

Bagaimana Kemoterapi Bekerja dan untuk Penyakit Apa Saja?

kemoterapi untuk penyakit apa saja

Bagaimana Kemoterapi Bekerja

Prinsip kerja kemoterapi kanker adalah menyerang sel-sel yang memiliki tingkat pembelahan sel yang sangat cepat. Sel-sel kanker memiliki karakteristik ini. 

Namun, obat kemoterapi tidak dapat membedakan secara spesifik antara sel kanker dan sel sehat yang juga membelah diri dengan cepat. Inilah mengapa beberapa sel normal dalam tubuh, seperti folikel rambut, sel darah di sumsum tulang, dan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan, juga ikut terpengaruh.

Jenis Kemoterapi Berdasarkan Tujuan

jenis kemoterapi

Jenis Kemoterapi

Pemilihan jenis kemoterapi sangat bergantung pada tujuan pengobatan yang ingin dicapai oleh dokter. Terapi ini dapat diberikan sebelum, sesudah, atau bahkan bersamaan dengan prosedur medis lainnya.

Berikut adalah beberapa jenis dari kemoterapi berdasarkan tujuannya.

1. Neo-adjuvant

Kemoterapi neo-adjuvant adalah langkah strategis yang dilakukan sebelum prosedur utama, seperti operasi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan ukuran tumor, sehingga memudahkan proses pengangkatan dan meningkatkan kemungkinan keberhasilan operasi. 

Kemoterapi neo-adjuvant efektif memperkecil tumor pada kanker payudara stadium II-III, sehingga operasi lebih berhasil dan memungkinkan operasi pengawetan payudara. Pasien dengan respons lengkap memiliki hasil jangka panjang yang lebih baik.

2. Adjuvant

Sebaliknya, kemoterapi adjuvant diberikan setelah operasi atau terapi radiasi untuk membasmi sel-sel kanker mikroskopis yang mungkin masih tersisa di dalam tubuh. 

Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko kambuhnya kanker di kemudian hari. Data statistik menunjukkan bahwa kemoterapi adjuvant dapat menurunkan risiko kekambuhan kanker kolorektal sebesar 30-40%.

Bentuk Pemberian Kemoterapi

bentuk kemoterapi

Bentuk Pemberian Kemoterapi

Selain jenis di atas, pada dasarnya kemoterapi memang tidak selalu harus melalui infus. Berbagai metode telah dikembangkan untuk memberikan obat kemoterapi, disesuaikan dengan jenis kanker, kondisi pasien, dan efektivitas obat itu sendiri.

1. Oral (Pil)

Bentuk ini memungkinkan Anda untuk mengonsumsi obat dari rumah. Meskipun praktis, penting untuk mematuhi jadwal dan dosis yang ketat untuk memastikan efektivitas pengobatan.

2. Intravena (Suntikan atau Infus)

Ini adalah bentuk yang paling umum. Obat diberikan langsung ke pembuluh darah melalui infus. Prosesnya bisa memakan waktu dari beberapa menit hingga beberapa jam, tergantung jenis obatnya.

3. Topikal (Krim)

Bentuk ini digunakan untuk jenis kanker kulit tertentu, di mana obat dioleskan langsung ke area yang terkena.

Proses dan Siklus Kemoterapi

Proses kemoterapi adalah serangkaian langkah yang terencana dengan baik. Setelah diagnosis, tim medis akan menyusun protokol kemoterapi yang paling sesuai untuk Anda, yang mencakup jenis obat, dosis, frekuensi, dan durasi.

Berapa lama kemoterapi berlangsung sangat bervariasi. Durasi pengobatan tergantung pada jenis dan stadium kanker, jenis obat yang digunakan, dan respons tubuh Anda. Pengobatan biasanya diberikan dalam serangkaian "siklus."

Satu siklus kemoterapi adalah periode yang mencakup hari pemberian obat diikuti dengan periode istirahat. 

Misalnya, kemoterapi 6 siklus berarti Anda akan menjalani enam periode pemberian obat, dengan jeda istirahat di antaranya. 

Periode istirahat ini sangat krusial, karena memberikan kesempatan bagi sel-sel sehat di tubuh Anda untuk pulih dari efek samping obat. Rata-rata, 1 siklus kemoterapi berapa lama bervariasi dari 2 hingga 4 minggu.

​​Prosedur Kemoterapi (Chemotherapy)

Prosedur kemoterapi (chemo) dapat berbeda tergantung pada jenis kanker, kondisi Anda, dan jenis obat yang digunakan. Namun, secara umum, berikut adalah tahapan dan prosedur kemoterapi yang biasanya akan Anda jalani:

1. Pemeriksaan dan Persiapan Awal

Sebelum kemoterapi dimulai, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan Anda siap menjalani terapi:

  • Tes Darah Lengkap: Untuk menilai fungsi hati, ginjal, dan jumlah sel darah.
  • Tes Jantung/Paru-paru: Dilakukan jika obat yang digunakan berpotiko memengaruhi organ-organ tersebut.
  • Pemasangan Akses Vena (Jalur Infus Khusus):
    • Peripheral IV line: Jarum infus biasa di tangan/lengan.
    • Central line (CVC), port, atau PICC line: Dipasang di pembuluh darah besar agar pemberian obat lebih mudah dan aman untuk Anda.

2. Pemberian Obat Kemoterapi

Obat kemoterapi dapat diberikan dengan beberapa cara, bergantung pada jenis obat dan rencana terapi Anda:

Metode

Cara Pemberian

Contoh Obat/Proses

Intravena (IV)

Melalui infus di pembuluh darah

Paling umum digunakan

Oral (Tablet/Kapsul)

Diminum sesuai jadwal Anda

Capecitabine, Cyclophosphamide

Injeksi (Suntik)

Disuntikkan langsung ke otot atau bawah kulit

Methotrexate

Intra-arterial (IA)

Disuntik ke arteri yang langsung menuju area kanker

Biasanya untuk kanker hati

Intratekal (IT)

Disuntik ke cairan tulang belakang

Untuk kanker otak/menyebar ke sistem saraf

Topikal

Dioleskan ke kulit

Untuk kanker kulit jenis tertentu

3. Siklus Kemoterapi

Kemoterapi tidak dilakukan setiap hari terus-menerus, melainkan dalam bentuk siklus (misalnya: 1x setiap 3 minggu).

  • Satu siklus kemoterapi = 1 periode pengobatan + waktu istirahat agar tubuh Anda dapat memulihkan diri.
  • Lama total terapi bergantung pada jenis kanker — bisa berlangsung beberapa bulan hingga lebih dari setahun.

4. Pemantauan Efek Samping

Selama terapi, Anda akan dimonitor ketat untuk efek samping. Dokter dapat memberikan obat tambahan (supportive therapy) untuk mengurangi efek tersebut agar Anda merasa lebih nyaman.

5. Evaluasi Hasil

Setelah Anda menjalani beberapa siklus, akan dilakukan evaluasi melalui:

  • Tes darah ulang.
  • CT scan/MRI/PET scan.
  • Penilaian klinis apakah kanker mengecil, stabil, atau memburuk.

Dari hasil ini, dokter dapat:

  • Melanjutkan terapi dengan dosis yang sama.
  • Mengubah jenis obat.
  • Atau menghentikan kemoterapi bila dinilai sudah efektif atau tidak lagi memberikan manfaat bagi Anda.

Efek Samping Kemoterapi yang Umum

efek samping kemoterapi

Efek Samping Kemoterapi

Meskipun kemoterapi efektif, efek sampingnya seringkali menjadi kekhawatiran terbesar. Namun, dengan pemahaman dan penanganan yang tepat, efek samping ini dapat dikelola.

1. Mual dan Muntah

Efek mual dan muntah pasca-kemoterapi adalah respons alami tubuh terhadap obat-obatan. Kondisi ini bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. 

Setidaknya, sekitar 70% pasien mengalami mual-muntah, tetapi dengan kemajuan obat anti-mual yang modern, angka ini terus menurun.

2. Kerontokan Rambut

Bagi banyak orang, kerontokan rambut adalah efek samping yang paling terlihat. Ini terjadi karena obat kemoterapi menyerang sel-sel folikel rambut yang membelah dengan cepat. Perlu diketahui bahwa efek ini bersifat sementara. 

Rambut Anda akan mulai tumbuh kembali beberapa minggu atau bulan setelah pengobatan selesai.

3. Kelelahan (Fatigue)

Kelelahan adalah efek samping yang paling umum dan seringkali paling sulit dikelola. Fatigue ini berbeda dengan lelah biasa; ini adalah rasa lelah yang ekstrem dan tidak hilang dengan istirahat. 

4. Luka di Mulut (Stomatitis)

Obat kemoterapi dapat memengaruhi sel-sel yang melapisi mulut dan saluran pencernaan, menyebabkan luka yang menyakitkan. Kondisi ini dapat menyulitkan pasien untuk makan dan berbicara.

5. Penurunan Nafsu Makan

Akibat mual, perubahan rasa, dan kelelahan, banyak pasien mengalami penurunan nafsu makan yang signifikan. Ini berisiko menyebabkan penurunan berat badan dan malnutrisi, yang dapat memengaruhi keberhasilan pengobatan.

Tips Mengelola Efek Samping Kemoterapi

tips kemoterapi

Tips Mengelola Efek Samping Kemoterapi

Menghadapi efek samping bukanlah perjuangan yang harus Anda jalani sendirian. Tim medis Anda akan menjadi pendamping terbaik.

1. Untuk Mual

Untuk mengurangi mual, Anda bisa mencoba makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering. Hindari makanan yang terlalu berminyak atau berbau kuat. Minuman hangat seperti teh jahe atau air lemon juga dapat membantu.

2. Untuk Kelelahan

Pentingnya istirahat yang cukup tidak dapat dilebih-lebihkan. Atur jadwal tidur yang teratur dan jangan memaksakan diri untuk beraktivitas berlebihan. Lakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki, yang terbukti dapat mengurangi rasa lelah.

3. Untuk Kerontokan Rambut

Jika Anda mengalami kerontokan rambut, pertimbangkan untuk menggunakan wig, syal, atau topi. Ini dapat membantu Anda merasa lebih nyaman dan percaya diri. Sebagian pasien juga memilih untuk mencukur rambut mereka sebelum kemoterapi dimulai.

4. Untuk Luka Mulut

Menjaga kebersihan mulut adalah kunci. Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan hindari obat kumur yang mengandung alkohol. Bilas mulut Anda secara teratur dengan air garam hangat untuk meredakan rasa sakit.

Biaya Kemoterapi

Memahami biaya kemoterapi adalah langkah penting dalam perencanaan pengobatan. Biaya ini sangat bervariasi dan bergantung pada beberapa faktor utama, seperti jenis kanker, stadium, jenis obat yang digunakan, dan fasilitas rumah sakit. Di Indonesia, Anda memiliki beberapa opsi untuk memitigasi biaya ini.

Perkiraan Faktor Biaya Kemoterapi:

  • Jenis Kanker: Berbeda protokol, berbeda biaya.
  • Jenis Obat: Obat biologis lebih mahal.
  • Durasi Pengobatan: Semakin lama, semakin tinggi biaya total.
  • Fasilitas Medis: Biaya rumah sakit swasta vs. negeri.

Untuk pemahaman yang lebih akurat tentang estimasi biaya dan pilihan jaminan kesehatan, seperti BPJS Kesehatan atau asuransi swasta, sangat disarankan untuk berkonsultasi langsung dengan tim keuangan dan administrasi di rumah sakit terpercaya seperti Tzu Chi Hospital PIK.

FAQ (Pertanyaan Umum)

faq kemoterapi

FAQ Kemoterapi

Tak bisa dimungkiri, saat ini banyak sekali mitos dan pertanyaan seputar kemoterapi yang berkembang luar di luar sana. 

Maka dari itu, bagian ini akan menjawab dua pertanyaan paling umum yang sering diajukan, membantu Anda mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dan akurat.

1. Apakah kemoterapi sakit? 

Proses pemberian obat melalui infus umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, meskipun Anda mungkin merasa tidak nyaman. Rasa sakit seringkali dikaitkan dengan efek samping seperti luka di mulut atau nyeri otot, yang dapat dikelola dengan obat-obatan.

2. Berapa kali kemoterapi harus dilakukan?

Jumlah total siklus kemoterapi bervariasi, tergantung pada jenis kanker dan respons tubuh terhadap pengobatan. Bisa jadi hanya beberapa siklus, atau bisa mencapai belasan. Dokter akan menentukan jumlah siklus yang optimal untuk Anda.

Kapan Harus ke Dokter?

Kemoterapi untuk penyakit apa saja pun membutuhkan diagnosis dan penanganan dari profesional. Jika Anda mengalami gejala-gejala yang mencurigakan seperti benjolan, penurunan berat badan yang drastis, kelelahan terus-menerus, atau keluhan lain yang tidak biasa, segera berkonsultasi dengan dokter. Deteksi dini adalah kunci.

Kemoterapi adalah bagian yang menantang dari perjalanan melawan kanker, tetapi kemoterapi 6 siklus atau bahkan lebih bukanlah akhir dari segalanya. 

Dengan informasi yang tepat, dukungan dari orang terkasih, dan yang terpenting, pendampingan dari tim medis profesional, Anda dapat melewati setiap tahapan dengan lebih kuat.

Di Tzu Chi Hospital PIK, kami memahami perjalanan ini secara mendalam. Tim dokter spesialis kami siap mendampingi Anda di setiap langkah, dari diagnosis, penentuan jenis kemoterapi, hingga manajemen efek samping. 

Jangan biarkan kekhawatiran menghambat proses penyembuhan. Temukan dokter spesialis terbaik Anda melalui menu Cari Dokter. Dalam keadaan darurat, segera menuju IGD 24 Jam, untuk kemudahan komunikasi, cukup Hubungi via WhatsApp tim kami.

 

Artikel ini telah ditinjau oleh Dr. Rajesh Kalwani, Sp.PD-KHOM, FINASIM

 

Referensi:

Specialist Breast Cancer Surgery. Neoadjuvant Chemotherapy.

The New England Journal of Medicine. A Pooled Analysis of Adjuvant Chemotherapy for Resected Colon Cancer in Elderly Patients. 

PubMed Central. Treatment of Chemotherapy-Induced Nausea in Cancer Patients. 


Related Article

Topik Terkini



VIDEOS