Edukasi Obat & Apotek
Spesialis Onkologi Radiasi: Manfaat, Jenis Tindakan & Efek Samping

Ditulis Oleh
Admin TzuChi • 19 Oktober 2025

Onkologi radiasi adalah salah satu cabang kedokteran yang fokusnya menangani pasien kanker melalui terapi radiasi.
Apa bedanya radioterapi dan kemoterapi? Kalau kemoterapi mengobati sel kanker dengan pemanfaatan obat-obatan kanker untuk mematikan sel kanker, sedangkan radioterapi merupakan pemanfaatan teknologi nuklir (radiasi) untuk mematikan sel kanker, terutama dengan sinar luar (radiasi eksternal) dan sinar dalam (brakhiterapi).
Pasien biasanya dirujuk ke spesialis onkologi radiasi apabila dokter menilai radiasi dapat membantu menghilangkan kanker, mengecilkan kanker, meredakan nyeri kanker, atau menghentikan perdarahan akibat kanker.
Jika Anda atau anggota keluarga baru saja dirujuk ke dokter ini, mari pahami prosedur, manfaat, jenis terapi, serta efek sampingnya melalui artikel berikut!
Apa itu Onkologi Radiasi?
Terapi Radiasi | Sumber: Good RX
Onkologi radiasi adalah dokter spesialis yang menangani kanker (onkologi) melalui terapi radiasi.
Terapi radiasi bekerja dengan menargetkan gelombang elektromagnetik energi tinggi ke area tubuh tertentu yang terdampak kanker.
Tujuannya untuk membunuh sel kanker, mengecilkan ukuran tumor ganas, dan menghancurkan sisa sel kanker setelah prosedur.
Prosedur ini dilakukan oleh dokter onkologi radiasi. Namun ia bekerja sama dengan tim medis lain, seperti:
- Perawat terapi radiasi yang membantu pasien selama prosedur.
- Terapis radiasi (RTT) yang mengendalikan alat terapi radiasi.
- Fisikawan medis untuk perencanaan radiasi dan keamanan prosedur.
Jenis Terapi Radiasi
Setelah mengetahui apa itu onkologi radiasi, ketahui juga ada dua jenis terapi radiasi yang bisa diberikan kepada pasien, yaitu terapi radiasi internal (brakhiterapi) dan eksternal.
Berikut teknik masing-masing terapi yang dilakukan dokter onkologi radiasi:
1. Terapi Radiasi Eksternal
Terapi ini adalah radioterapi yang paling umum. Cara kerjanya mengandalkan sinar energi tinggi (seperti X-ray, elektron, atau proton) yang diarahkan ke area terdampak kanker.
Efeknya lebih lokal pada area spesifik yang ditargetkan, sehingga tidak banyak merusak jaringan sehat lain.
Biasanya untuk menangani kanker di area payudara, nasofaring, paru-paru, serviks, usus besar, prostat atau otak.
Teknik radioterapi eksternal di rumah sakit umumnya:
- Terapi Radiasi 3D Konformal: Pasien melalui CT scan untuk membuat model 3D tumor agar radiasi lebih tepat sasaran.
- Terapi Radiasi Termodulasi Intensitas (IMRT): Dokter bisa mengatur intensitas sinar, misalnya dosis tinggi untuk tumor, dan dosis minimal jika mendekati jaringan sehat.
- Volumetric Arc Radiation Therapy (VMAT): Dokter mengarahkan sinar mengikuti pola membusur, hasilnya proses radioterapi lebih cepat.
- Terapi Radiasi Berpanduan Citra (IGRT): Pasien menjalani mini CT/X-ray dulu untuk memastikan posisi tumor tepat, lalu dilakukan radioterapi pada posisi sesuai gambar.
- Terapi Partikel/Proton: Terapi dengan sinar proton, lebih aman untuk jaringan sehat tertentu.
- Radiosurgery Stereotaktik (SRS, contoh: Cyber Knife, Gamma Knife): Prosedur dengan dosis radiasi tinggi untuk tumor kecil di otak tanpa pembedahan.
- Terapi Radiasi Tubuh Stereotaktik (SBRT): Menyerupai radiosurgery atau SRS, tetapi untuk tumor di bagian tubuh selain otak.
- Total Body Irradiation (TBI): Merupakan bagian tak terpisahkan dalam prosedur transplan sel punca darah pada pasien dengan leukemia akut, yaitu pemberian radiasi pada seluruh tubuh.
- Total Skin Electron Beam Therapy (TSEBT): Pemberian radiasi dengan elektron pada seluruh permukaan kulit untuk menangani limfoma kulit.
- Terapi Radiasi Intraoperatif (IORT): Diberikan langsung saat operasi pengangkatan tumor untuk membunuh sel kanker yang mungkin tersisa.
2. Terapi Radiasi Internal
Untuk jenis terapi ini, dokter akan memasang alat aplikator brakhiterapi ke tubuh pasien.
Pemberiannya melalui kateter yang terdapat di dalam aplikator brakhiterapi, tergantung lokasi sel kanker. Radiasi diberikan pada area dekat dengan sel kanker guna mencegah jaringan sehat lain rusak.
Jenisnya ada dua macam, yaitu:
- Brakiterapi Intrakaviter: Dokter memasukkan sumber radiasi ke dalam rongga tubuh, contohnya rahim.
- Brakhiterapi silinder: Dokter memasukkan tabung silinder ke dalam vagina, banyak digunakan pada kanker rahim pasca operasi.
- Brakhiterapi interstisial: Dokter memasukkan aplikator dengan menusukkan ke dalam jaringan lunak di tubuh pasien, biasanya bila masih terdapat sisa massa tumor yang cukup signifikan.
- Brakhiterapi implan: Dokter memasukkan bijih sumber radiasi langsung ke dalam kanker dan ditinggalkan di dalamnya.
Kondisi yang Ditangani Onkologi Radiasi
Umumnya pasien dirujuk ke onkologi radiasi untuk penanganan kanker pada area spesifik. Penyakit onkologi radiasi apa saja? Kondisi yang ditangani melalui radioterapi termasuk:
- Kanker hati
- Kanker paru-paru
- Kanker otak
- Kanker payudara
- Kanker tulang
- Kanker pankreas
- Kanker usus besar
- Kanker rektum
- Kanker prostat
- Kanker pita suara
- Kanker leher rahim
- Kanker rahim
- Kanker jaringan lunak (sarkoma)
- Kanker nasofaring
Selain itu, terdapat kondisi non-kanker yang juga bisa ditangani dengan radioterapi, di antaranya:
- Kelainan pembuluh darah otak (Malformasi arteriovenosa atau AVM)
- Tumor jinak saraf pendengaran (Neuroma akustik)
- Tumor otak jinak
- Keloid berulang
- Tumor jaringan lunak berulang
- Tumor sumsum tulang belakang
Prosedur Terapi Onkologi Radiasi
Dalam menjalankan prosedur radioterapi, pasien akan melalui tiga tahapan, dari persiapan, pelaksanaan dan pemulihan. Berikut urutannya:
1. Persiapan
Dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dulu untuk menentukan rencana perawatan dan jenis terapi yang sesuai, apakah terapi internal atau eksternal.
Baik terapi eksternal maupun internal, pasien biasanya menjalani CT simulasi dulu:
- Pasien diposisikan di meja sesuai posisi saat terapi nanti.
- Pasien dipasangkan masker atau topeng pada bagian tubuh yang akan diradiasi, agar mengurangi pergerakan.
- Terapis membuat tanda kecil di kulit untuk target radiasi.
- Prosedur tambahan lain, seperti menahan napas untuk teknik ABC pada kanker paru atau payudara kiri, protokol kandung kemih 30 menit sebelum scan untuk kanker serviks, dan lainnya.
- Setelah semua lengkap, pasien menjalani scan atau pencitraan untuk memetakan lokasi kanker.
- Dokter melakukan konturing atau pembuatan gambar di komputer untuk kanker untuk target radiasi dan organ sehat yang perlu dihindari.
- Fisikawan medis melakukan perencanaan radiasi untuk memastikan dosis yang tinggi diberikan pada kanker dan dosis serendah-rendahnya pada organ sehat.
Baca Juga: PET Scan: Kenali Arti, Prosedur, Biaya, & Risikonya
2. Pelaksanaan
Pelaksanaannya berbeda-beda tergantung teknik terapi radiasi yang diberikan. Berikut penjelasannya:
- Terapi radiasi eksternal: Pasien berbaring di meja dan mesin radiasi bergerak mengelilingi tubuh tanpa menyentuh pasien. Satu sesi bisa berlangsung selama 10–30 menit.
- Terapi radiasi internal: Dokter memasukkan zat radiasi ke dekat area tumor dengan kateter kecil. Prosedur ini biasanya melibatkan anestesi agar pasien nyaman.
3. Pemulihan
Setelah terapi, pasien biasanya bisa langsung pulang. Namun jika pasien menjalani terapi internal, pasien mungkin perlu rawat inap singkat.
Dokter onkologi radiasi bisa menjeda prosedur dua hari (biasanya akhir pekan) agar sel-sel sehat bisa pulih sebelum sesi radioterapi berikutnya.
Manfaat Dokter Onkologi Radiasi
Seorang dokter onkologi radiasi bisa memberikan radioterapi sebagai pengobatan utama dan pengobatan penunjang. Radioterapi dipilih karena sudah terbukti efektif.
Berikut manfaat yang bisa diberikan:
1. Menghancurkan Sel Kanker
Radiasi langsung ditargetkan ke area terdampak kanker agar sinar bisa merusak DNA sel kanker. Dengan begitu sel tidak mampu lagi untuk tumbuh dan berkembang.
Hasilnya, ukuran tumor bisa lebih kecil. Radiasi juga menimbulkan kerusakan tidak langsung pada kanker melalui pembentukan radikal bebas di sekitar kanker, sehingga hasil optimal dapat dipantau sampai 3 bulan pasca radiasi.
2. Meningkatkan Efektivitas Terapi Lain
Onkologi radiasi mungkin memberikan radioterapi sebagai pengobatan penunjang yang dikombinasikan dengan kemoterapi atau operasi.
Misalnya, radioterapi diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sisa sel kanker.
3. Menurunkan Risiko Kanker Kambuh
Radiasi mampu menghancurkan sel kanker yang tidak terjangkau operasi atau tidak sepenuhnya mati karena kemoterapi. Ini membantu mengurangi kemungkinan kanker muncul kembali.
4. Membantu Perawatan Paliatif
Pada kasus kanker stadium lanjut yang sulit diobati, radioterapi bisa diberikan sebagai pengobatan untuk meredakan gejala kanker yang mengganggu kualitas hidup. Contohnya nyeri, perdarahan, atau sesak napas akibat tumor yang menekan organ tertentu.
5. Pengobatan Lebih Terfokus
Pengobatan dengan radiasi lebih spesifik menargetkan area tertentu. Hasilnya kerusakan pada jaringan sehat lebih minimal daripada terapi sistemik seperti kemoterapi.
Baca Juga: 10 RS Kanker Jakarta dengan Fasilitas Modern & Onkologi Terbaik
Efek Samping Terapi Radiasi
Meski manfaat radioterapi lebih besar daripada efek sampingnya, prosedur ini tetap bisa menimbulkan efek samping.
Umumnya efek samping hanya muncul di area tubuh yang terkena paparan radiasi langsung. Beberapa contohnya:
- Gangguan pencernaan (seperti mual, muntah, diare, perut kembung, atau kram) pada radiasi area pencernaan
- Gangguan buang air (Frekuensi buang air kecil meningkat dan disertai rasa terbakar) pada radiasi di area panggul
- Kulit menggelap pada area radiasi
- Mulut kering, sariawan atau nyeri saat menelan pada radiasi kepala dan leher
- Rambut rontok di area yang diradiasi
Dokter onkologi radiasi biasanya akan memberikan panduan dan obat pendukung untuk membantu pasien mengatasi efek samping ini.
Dapatkan Pemeriksaan Dokter Onkologi Radiasi Terbaik di Tzu Chi Hospital
Dokter onkologi adalah dokter yang pertama Anda temui untuk diagnosis kanker. Jika diperlukan radioterapi, Anda akan dirujuk ke spesialis onkologi radiasi.
Di Tzu Chi Hospital, tersedia Pusat Pengobatan Kanker dengan dokter onkologi radiasi terbaik dan teknologi modern. Dokter onkologi radiasi di Tzu Chi Hospital adalah:
- Dr. Defrizal, Sp.Onk.Rad(K): Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Konsultan
- Dr. Fenny Gozal, Sp.Onk.Rad., MARS: Dokter Spesialis Onkologi Radiasi
- Dr. Andre Prawira Putra, Sp.Onk.Rad., MPH: Dokter Spesialis Onkologi Radiasi
Fasilitas Tzu Chi Hospital dilengkapi teknologi MRI 3 Tesla yang lebih akurat melihat ke dalam jaringan otak pada tumor otak atau melihat batas-batas ekstensi kanker prostat pada kelenjar prostat.
Pesawat radiasi berupa alat radioterapi LINAC Versa HD™ yang mampu memberikan radiasi secara lebih tepat sasaran dan one-stop radiotherapy, berbagai teknik radiasi dengan satu mesin: 2D, 3D, IMRT, VMAT, ABC, TSEBT, TBI, SBRT, SRT dan SRS.
Tzu Chi Hospital juga dilengkapi dengan pemeriksaan PET/CT Scan untuk mendeteksi penyebaran kanker.
Untuk konsultasi atau pemeriksaan, Anda dapat mengecek jadwal praktik dokter melalui menu Cari Dokter, lalu buat janji temu melalui WhatsApp Tzu Chi Hospital.
Artikel ini telah ditinjau oleh Dr. Andre Prawira Putra, Sp.Onk.Rad, M.P.H.
Sumber:
What Is Radiation Oncology: See How it Works | WebMD
Radiation Oncology - Overview | Mayo Clinic
Radiation Therapy for Cancer: How Does It Work? | Cleveland Clinic