Tindakan Medis & Terapi

Transplantasi Sumsum Tulang: Prosedur, Efek, dan Biaya

logo author

Ditulis Oleh

Admin TzuChi19 September 2025

BAGIKAN
artikel feature image

Transplantasi sumsum tulang adalah prosedur medis yang melibatkan penggantian sumsum tulang yang rusak atau tidak berfungsi dengan sumsum tulang sehat. 

Prosedur ini biasanya diberikan kepada pasien leukemia, limfoma, atau penyakit akibat gangguan produksi sel darah lainnya. 

Tujuan diberikannya transplantasi ini guna menggantikan sel-sel sumsum tulang yang tidak sehat agar tubuh bisa kembali memproduksi sel darah normal. 

Pada artikel ini, mari kenali bagaimana prosedurnya, efek samping yang mungkin timbul, serta estimasi biayanya!

Apa itu Transplantasi Sumsum Tulang?

Transplantasi sumsum tulang (hematopoietic stem cell transplantation atau HSCT) adalah prosedur yang melibatkan penggantian sel punca darah (stem cells) yang rusak atau tidak berfungsi dengan baik di dalam tubuh seseorang. 

Sel punca adalah sel yang bertanggung jawab untuk menghasilkan sel darah baru, termasuk sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. 

Prosedur ini dilakukan untuk mengobati berbagai jenis gangguan darah, seperti leukemia, sarkoma sel retikulum tulang, anemia aplastik dan kanker darah.

Jenis Transplantasi Sumsum Tulang

Secara umum, ada dua jenis transplantasi yang diberikan kepada pasien, yaitu:

1. Transplantasi Autologus

Prosedur ini mengganti sel punca yang rusak dengan sel punca dari tubuh pasien itu sendiri. Sel yang diambil akan disimpan sebelum melalui kemoterapi/terapi radiasi, lalu dikembalikan lagi ke tubuh pasien. 

Risiko penyakit graft versus host dengan transplantasi ini lebih rendah karena sel datang dari diri sendiri. 

2. Transplantasi Alogenik

Prosedur ini melibatkan donor sumsum tulang leukemia, baik itu kerabat (orangtua atau saudara) maupun non-kerabat.

Adanya donor sumsum tulang untuk memberikan sel punca mereka yang sehat ke tubuh penderita agar bisa merangsang pembentukan darah baru yang sehat.

Namun, prosedur ini memungkinkan terjadinya penyakit graft versus host, sehingga pasien biasanya diberikan imunosupresan sebagai antisipasi.

Dokter biasanya merekomendasikan prosedur ini apabila transplantasi autologus gagal dan tidak memberikan kesembuhan.

Prosedur Transplantasi Sumsum Tulang

Prosedur ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Mengenai berapa lama proses transplantasi sumsum tulang? 

Jawabannya tergantung pada jenis transplantasi dan kondisi kesehatan pasien. Adapun tahapan-tahapan yang akan dilalui. yaitu:

1. Pemeriksaan Awal

Pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan medis untuk memastikan kesiapan tubuh dalam melalui prosedur ini.

Serangkaian tes yang dimaksud meliputi:

  • Tes darah: Memeriksa kadar sel darah dan fungsi hati dan ginjal.

  • Rontgen dada: Memeriksa kondisi organ tubuh, terutama paru-paru dan hati.

  • Elektrokardiogram (EKG): Mengecek ritme jantung dan aktivitas listrik jantung.

  • Ekokardiogram (USG): Mendapatkan gambaran jantung secara penuh dengan gelombang suara.

2. Pengambilan Sel Punca

Apabila pasien memungkinkan untuk mendapatkan transplantasi, tahap selanjutnya adalah pengambilan sel punca, bisa dari diri sendiri atau donor.

Ada tiga metode pengambilan sel punca, yaitu:

  • Dari Darah

Metode ini paling umum digunakan di Indonesia. Sel punca diambil dari darah pasien atau donor dengan menggunakan mesin pemisah darah. Proses ini bisa memakan waktu 3 sampai 4 jam.

  • Dari Sumsum Tulang

Jika tidak bisa pakai metode dari darah, sel punca akan diambil dari sumsum tulang. Prosedur ini akan mengambil sekitar 1 liter sampel sumsum tulang dengan jarum yang diinjeksi ke bagian pinggul.

  • Dari Darah Tali Pusar

Prosedur ini paling jarang dilakukan, yaitu prosedur yang melibatkan pengambilan sel punca dari tali pusar bayi yang baru lahir. Tentunya harus dengan donor yang cocok.

Secara umum, syarat pendonor sumsum tulang adalah memiliki kecocokan genetik (HLA Matching), kondisi sumsum tulang sehat dan aktif menghasilkan sel punca, serta tidak memiliki penyakit menular.

3. Kondisioning (Persiapan Tubuh Penerima)

Tahap transplantasi sumsum tulang di Indonesia berikutnya adalah menyiapkan tubuh penerima.

Persiapan ini mengharuskan pasien untuk menjalani kemoterapi dosis tinggi dan kadang-kadang radioterapi.

Tujuannya untuk:

  • Menghancurkan sel-sel sumsum tulang yang ada agar tersedia ruang bagi sel punca baru.

  • Menekan sistem imun guna mengurangi penyakit graft versus host.

  • Menghancurkan sel-sel kanker (jika ada).

Pasien bisa mengalami efek samping sementara setelah proses ini, seperti mual, kelelahan, dan rambut rontok.

4. Transplantasi Sel Punca

Setelah kondisioning, pasien akan diistirahatkan dulu selama 1–2 hari. Kemudian, pasien baru bisa melalui transplantasi.

Transplantasi dilakukan melalui kateter vena sentral untuk memasukkan sel punca yang sudah dipersiapkan ke dalam tubuh pasien.

Prosedur ini bisa memakan waktu 2–4 jam, dan pasien akan tetap terjaga selama prosedur tersebut karena tidak menyakitkan. Prosedurnya bisa dibilang mirip seperti transfusi darah biasa.

5. Pemulihan

Pada tahap ini, pasien ada dalam kondisi lemah karena melalui proses kondisioning yang menekan sistem imun.

Untuk mencegah pasien terkena infeksi bakteri dan virus, pasien akan tinggal di rumah sakit untuk pemulihan sementara sampai tubuhnya mulai menerima sel punca baru.

Pasien juga akan dipantau ketat melalui tes darah rutin, sterilisasi lingkungan, infus obat seperti antibiotik, dan prosedur lainnya sesuai kondisi kesehatan.

Baca juga: Kenali Operasi Lutut Robotik, Inovasi Medis dengan Tingkat Presisi Tinggi

Risiko Transplantasi Sumsum Tulang

Prosedur transplantasi sumsum tulang bertujuan untuk memberikan harapan hidup bagi pasien penderita gangguan kelainan darah.

Meski begitu, prosedur ini juga memiliki berbagai risiko yang perlu dikenali. Berikut beberapa risikonya:

1. Infeksi

Obat imunosupresif yang diberikan dapat melemahkan sistem imunitas tubuh. Sebagai akibatnya, pasien lebih rentah terhadap berbagai infeksi, seperti infeksi virus, bakteri, mupun jamur.

Oleh karena itu, pasien yang baru menjalani prosedur ini harus ditempatkan di ruangan steril agar tidak terpapar bakteri atau virus.

2. Penyakit Graft versus Host

Penyakit graft versus host adalah kondisi ketika sel-sel dari donor sumsum tulang menyerang jaringan tubuh penerima. 

Dampaknya  bisa merusak jaringan pada hati, usus, kulit, paru-paru, ginjal, dan lainnya. Risiko ini sangat mungkin pada transplantasi dari donor yang tidak cocok.

3. Reaksi terhadap Obat Imunosupresif

Risiko berikutnya adalah timbulnya reaksi terhadap obat imunosupresif, yaitu obat yang diberikan untuk mencegah penyakit graft versus host. Reaksi yang timbul bisa berupa kerusakan hati, ginjal, atau masalah gastrointestinal.

4. Kanker Sekunder

Kasus ini jarang terjadi, tetapi ada kemungkinan sel kanker darah kembali setelah sekian waktu. 

Risiko ini sering muncul akibat penggunaan kemoterapi dan radiasi saat mempersiapkan tubuh penerima sebelum transplantasi, dan penggunaan obat imunosupresif setelah transplantasi

Berapa Biaya Transplantasi Sumsum Tulang?

Pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai estimasi biaya transplantasi ini di rumah sakit Indonesia.

Perlu diketahui, biayanya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari jenis rumah sakit, jenis prosedur, tingkat keparahan kondisi, dan lain sebagainya.

Terlebih lagi, tidak semua rumah sakit di Indonesia mampu melakukan transplantasi ini, sehingga turut berpengaruh terhadap biayanya.

Umumnya, biaya transplantasi sumsum tulang berkisar dari Rp800 juta sampai Rp2 miliar.

FAQ terkait Prosedur Transplantasi Sumsum Tulang 

Setelah memahami prosedur, risiko, hingga estimasi biaya transplantasi sumsum, mungkin Anda masih memiliki beberapa pertanyaan seputar tindakan medis ini. 

Untuk membantumu mendapatkan gambaran yang lebih jelas, berikut beberapa pertanyaan yang paling sering diajukan terkait transplantasi sumsum tulang.

Mengapa 100 hari pasca transplantasi sumsum tulang penting?

Pemeriksaan 100 hari pasca transplantasi penting untuk memastikan pasien selamat melalui fase paling kritis.

Pada masa ini, sel punca yang ditransplantasikan biasanya telah mulai berkembang dan berfungsi dengan baik.

Apakah pendonor sumsum tulang akan mati?

Kasus kematian akibat donor sumsum tulang sangat jarang terjadi.

Namun, ada efek setelah donor sumsum tulang yang bisa dirasakan pendonor, cedera saraf atau efek samping anestesi. Peluang komplikasi kecil sekitar 2.4%.

Apakah transplantasi sumsum tulang ditanggung BPJS?

Ya, BPJS menanggung prosedur ini, tetapi jumlah pasien yang bisa menerima tanggungan ini sangat terbatas.

Berdasarkan data dari Detik, pemerintah pernah membuka tanggungan untuk 10 orang pada 2023 silam.

Baca juga: Apa Itu Operasi Robotik (Robotic Surgery)? Ini Cara Kerja & Kelebihannya!

Di Mana Bisa Melakukan Transplantasi Sumsum Tulang?

Transplantasi sumsum tulang adalah prosedur untuk mengganti sel-sel sumsum yang rusak. 

Prosedur ini melibatkan transplantasi sel punca darah (asalnya dari sumsum tulang), darah tepi, atau darah tali pusat.

Jika Anda atau keluarga sedang mencari pengobatan kelainan darah, Tzu Chi Hospital bisa jadi jawaban.

Rumah sakit ini memiliki Instalasi Transplantasi Sel Punca Darah untuk anak pertama di Indonesia, yang dilengkapi dengan teknologi medis modern serta tim dokter spesialis hematologi-onkologi anak yang berpengalaman.

Layanan ini ditujukan untuk menangani berbagai kondisi serius seperti kanker darah (leukemia, limfoma, neuroblastoma), kelainan darah (talasemia, anemia aplastik, anemia sel sabit, CDA), imunodefisiensi (Sindrom Wiskott Aldrich), hingga penyakit genetik (Sindrom Hurler, metachromatic leukodystrophy).

Prosedur transplantasi dilakukan dengan mesin apheresis mutakhir, yang mampu menyaring komponen darah secara lebih efektif. Setelah proses conditioning dengan kemoterapi, pasien akan menerima sel punca sehat melalui infus tanpa pembedahan invasif.

Selanjutnya, pasien ditempatkan di ruangan steril berstandar tinggi untuk mendukung pemulihan dan mencegah risiko infeksi. Di Tzu Chi Hospital, setiap prosedur ditangani oleh tim multidisiplin yang terdiri dari dokter konsultan, perawat, serta tenaga medis terlatih.

Kamu juga bisa memilih dokter sesuai jadwal praktik melalui menu Cari Dokter, atau membuat janji temu langsung dengan spesialis hematologi-onkologi lewat Call Center Tzu Chi Hospital.

Dengan layanan berstandar internasional ini, pasien memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan penanganan yang cepat, tepat, dan aman.

 

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Edi S. Tehuteru, Sp.A

 

Referensi:

Stem Cell or Bone Marrow Transplant | American Cancer Society

Stem cell transplant - What happens - NHS

Prognostic Factors for Mortality among Day +100 Survivors after Allogeneic Hematopoietic Cell Transplantation - Pubmed

Risks of Donating Bone Marrow - Very Well Health


Related Article

Topik Terkini



VIDEOS