Tindakan Medis & Terapi
Hematologi Onkologi: Jenis, Faktor, & Metode Terapi yang Ada

Ditulis Oleh
Admin TzuChi • 29 September 2025

Hematologi onkologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus secara spesifik pada diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit terkait darah dan kanker, yang menjadi tantangan medis kompleks.
Pada tahun 2022, diperkirakan ada 1.8 juta kasus baru dan 974 ribu kematian akibat kanker darah secara global, sementara di Indonesia sendiri, data menunjukkan adanya kenaikan kasus yang signifikan.
Apa Itu Hematologi Onkologi
Apa Itu Hematologi Onkologi
Hematologi onkologi adalah gabungan dua disiplin ilmu yang sangat erat. Pertama, hematologi adalah ilmu yang mempelajari darah, organ pembentuk darah (sumsum tulang), dan kelainan yang bisa terjadi padanya. Kedua, onkologi adalah ilmu yang khusus berurusan dengan kanker, dari hulu ke hilir.
Maka, dokter hematologi adalah seorang ahli yang dilatih secara mendalam untuk menangani kondisi darah, sementara dokter spesialis hematologi onkologi adalah gabungan dari dua spesialisasi tersebut, yaitu spesialis hematologi & onkologi, yang secara khusus berfokus pada penyakit darah yang bersifat kanker dan non-kanker.
Ruang Lingkup Hematologi Onkologi
Ruang lingkup hematologi onkologi sangat luas dan melampaui sekadar leukemia. Bidang ini mencakup:
-
Penyakit keganasan darah: Seperti leukemia, limfoma, dan multiple myeloma.
-
Gangguan sel darah non-kanker: Termasuk anemia, kelainan sel darah putih, dan gangguan pembekuan darah.
-
Kelainan organ pembentuk darah: Seperti sumsum tulang, limpa, dan kelenjar getah bening.
-
Transplantasi sel punca: Prosedur canggih untuk mengobati berbagai penyakit darah.
Peran Dokter Spesialis Hematologi Onkologi
Peran seorang dokter spesialis hematologi onkologi sangat krusial. Selain mendiagnosis dan memberikan terapi, mereka juga merancang rencana perawatan yang terpersonalisasi, memantau respons pasien, dan mengelola efek samping.
Jenis Penyakit dalam Hematologi Onkologi
Jenis Penyakit dalam Hematologi Onkolog | Sumber: MedicElle Clinic
Hematologi onkologi adalah bidang yang menangani berbagai penyakit serius, terutama kanker darah.
Beberapa jenis yang paling sering dijumpai antara lain leukemia, limfoma, multiple myeloma, hingga sindrom mielodisplasia.
1. Leukemia
Leukemia adalah kanker yang menyerang sel-sel darah dan sumsum tulang. Kondisi ini menyebabkan produksi sel darah putih abnormal yang tidak berfungsi dengan baik dan menumpuk, mengganggu produksi sel darah normal.
Leukemia memiliki beberapa jenis yang diklasifikasikan berdasarkan sel yang terkena dan kecepatan perkembangannya.
-
Leukemia Limfoblastik Akut (ALL): ALL adalah jenis leukemia yang paling umum pada anak-anak. Penyakit ini berkembang dengan cepat dan melibatkan sel-sel darah putih yang belum matang (limfoblas).
-
Leukemia Mieloid Akut (AML): AML adalah kanker yang agresif dan sering menyerang orang dewasa. Penyakit ini melibatkan sel-sel mieloid yang abnormal.
-
Leukemia Limfositik Kronis (CLL): CLL berkembang lambat dan sering ditemukan pada orang dewasa yang lebih tua.
-
Leukemia Mieloid Kronis (CML): CML ditandai dengan produksi sel darah putih yang berlebihan, yang disebabkan oleh mutasi genetik unik bernama kromosom Philadelphia. Terapi target telah merevolusi pengobatan CML.
Gejala Leukemia yang Perlu Diwaspadai:
Mengenali gejala leukemia sejak dini sangat krusial karena seringkali tidak spesifik dan mirip penyakit umum, seperti flu. Maka, Anda perlu mewaspadai gejala berikut yang menetap atau memburuk:
-
Kelelahan ekstrem dan kelemahan
-
Demam tanpa sebab jelas
-
Infeksi berulang
-
Mudah memar atau berdarah
-
Nyeri tulang dan sendi
-
Pembengkakan kelenjar getah bening
-
Penurunan berat badan tanpa sebab
2. Limfoma
Limfoma adalah kanker yang berawal di sistem limfatik, bagian penting dari sistem kekebalan tubuh. Limfoma menyebabkan sel limfosit berkembang di luar kendali.
Secara umum, limfoma dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu Limfoma Hodgkin dan Limfoma Non-Hodgkin.
-
Limfoma Hodgkin: Ditandai dengan adanya sel Reed-Sternberg. Penyakit ini seringkali dimulai di satu kelompok kelenjar getah bening dan menyebar secara teratur.
-
Limfoma Non-Hodgkin: Limfoma non-Hodgkin lebih umum dan dapat muncul di hampir semua bagian tubuh. Tipe ini lebih beragam dan memiliki pola penyebaran yang tidak terduga.
Gejala dan Faktor Risiko Limfoma:
Mengenali gejala dan faktor risiko limfoma sejak dini sangat penting untuk deteksi dan pengobatan yang tepat.
-
Gejala: Pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak nyeri, demam, keringat malam berlebihan, dan penurunan berat badan.
-
Faktor Risiko: Infeksi virus (seperti virus Epstein-Barr), paparan bahan kimia, atau riwayat keluarga.
3. Multiple Myeloma
Multiple myeloma adalah kanker langka yang menyerang sel plasma, sejenis sel darah putih yang bertugas membuat antibodi. Sel kanker ini berkumpul di sumsum tulang.
Penanganan multiple myeloma adalah salah satu area paling maju dalam hematologi onkologi, dengan berbagai pendekatan inovatif.
Penanganan multiple myeloma adalah salah satu area paling maju dalam hematologi onkologi, dengan terapi target dan imunoterapi yang memberikan harapan besar bagi pasien.
Penting untuk memahami komplikasi yang bisa muncul pada pasien multiple myeloma agar dapat diantisipasi dan dikelola dengan baik.
-
Komplikasi: Kerusakan ginjal, patah tulang, infeksi berulang, dan anemia.
4. Sindrom Mielodisplasia
Sebelum membahas lebih lanjut, mari pahami terlebih dahulu apa itu sindrom mielodisplasia (MDS). Sindrom mielodisplasia (MDS) adalah sekelompok kelainan di mana sumsum tulang tidak menghasilkan sel darah yang cukup sehat.
MDS memiliki potensi serius untuk berkembang menjadi bentuk kanker darah yang lebih agresif, yaitu leukemia.
Hematologi Onkologi Adalah Ilmu yang Juga Menangani Gangguan Non-Kanker
Tidak hanya berfokus pada kanker darah, hematologi onkologi juga mencakup penanganan penyakit darah non-kanker. Kondisi ini meliputi anemia, thalassemia, hemofilia, dan gangguan pembekuan darah lainnya.
1. Anemia: Penyebab dan Pengobatan
Sebagai bagian dari hematologi, bidang ini juga menangani kondisi non-kanker yang umum, seperti anemia.
Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah. Anemia bisa disebabkan oleh defisiensi zat besi, vitamin B12, atau kelainan genetik.
2. Thalassemia: Kelainan Genetik Hemoglobin
Kelainan genetik pada hemoglobin, seperti thalassemia, juga merupakan bagian dari ruang lingkup hematologi onkologi.
Thalassemia adalah gangguan genetik yang mengganggu produksi hemoglobin. Pasien membutuhkan transfusi darah rutin.
3. Hemofilia: Gangguan Pembekuan Darah
Gangguan langka pada pembekuan darah seperti hemofilia juga termasuk dalam penanganan hematologi. Hemofilia adalah kelainan genetik yang membuat darah sulit membeku, berisiko perdarahan spontan atau berkepanjangan.
4. Trombositopenia: Risiko Perdarahan
Ketika jumlah trombosit (keping darah) menurun drastis, kondisi yang disebut trombositopenia dapat terjadi. Kondisi ini terjadi ketika jumlah trombosit rendah, meningkatkan risiko perdarahan.
5. Gangguan Pembekuan Darah Lainnya
Selain hemofilia dan trombositopenia, terdapat beberapa gangguan pembekuan darah lain yang juga perlu diwaspadai. Termasuk Trombofilia (kecenderungan pembentukan bekuan darah) dan penyakit von Willebrand.
Faktor Risiko dan Pencegahan Menurut Hematologi Onkologi
Seperti penyakit lainnya, kanker darah memiliki faktor risiko tertentu yang perlu diwaspadai. Dengan memahami faktor penyebab dan langkah pencegahannya, pasien bisa melakukan deteksi dini serta mengurangi potensi berkembangnya penyakit.
1. Faktor Genetik pada Kanker Darah
Faktor genetik memiliki peran signifikan dalam peningkatan risiko kanker darah. Beberapa sindrom genetik, seperti Sindrom Down, diketahui meningkatkan risiko leukemia.
2. Paparan Lingkungan (Radiasi, Bahan Kimia)
Faktor lingkungan juga dapat menjadi pemicu kanker darah. Paparan radiasi tingkat tinggi (misalnya, dari ledakan nuklir) dan bahan kimia seperti benzena (ditemukan dalam rokok dan industri) adalah faktor risiko yang terbukti.
3. Infeksi Virus yang Memicu Kanker Darah
Beberapa jenis infeksi virus tertentu dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker darah. Virus seperti Epstein-Barr (EBV) dan Human T-lymphotropic virus-1 (HTLV-1) dikaitkan dengan limfoma dan leukemia.
4. Gaya Hidup Tidak Sehat
Gaya hidup tidak sehat merupakan faktor risiko yang bisa kita kendalikan untuk pencegahan kanker. Pola makan buruk, kurang aktivitas fisik, dan merokok dapat meningkatkan risiko kanker secara umum.
5. Screening Dini Kanker Darah
Deteksi dini melalui skrining penting untuk individu dengan faktor risiko tinggi. Meskipun tidak ada program skrining massal, individu dengan faktor risiko tinggi (misalnya, riwayat keluarga) dapat menjalani pemeriksaan rutin.
Metode Diagnosis Hematologi Onkologi
Diagnosis yang akurat adalah langkah pertama menuju pengobatan yang efektif. Berbagai metode digunakan, seringkali secara kombinasi. Berikut ringkasan beberapa metode diagnostik utama.
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium menjadi langkah awal yang krusial untuk menganalisis kondisi darah berupa:
-
Tes Darah Lengkap: Pemeriksaan darah lengkap memberikan gambaran mengenai jumlah sel darah merah, putih, dan trombosit, serta ukurannya.
-
Pemeriksaan Fungsi Organ: Pemeriksaan ini untuk mengevaluasi fungsi hati dan ginjal, yang mungkin terpengaruh oleh penyakit atau pengobatan.
2. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Pemeriksaan sumsum tulang merupakan prosedur diagnostik invasif namun sangat informatif untuk dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
-
Aspirasi Sumsum Tulang: Prosedur ini mengambil sampel cairan sumsum tulang untuk dianalisis.
-
Biopsi Sumsum Tulang: Mengambil sampel jaringan sumsum tulang untuk melihat struktur sel.
3. Pemeriksaan Jaringan dan Sel
Analisis ini merupakan bentuk yang lebih detail pada tingkat sel dan jaringan diperlukan untuk diagnosis yang spesifik.
-
Biopsi Kelenjar Getah Bening: Diperlukan untuk mendiagnosis limfoma.
-
Flow Cytometry: Teknik ini menganalisis karakteristik sel, membantu membedakan sel normal dari sel kanker dan menentukan jenisnya.
-
Analisis Genetik dan Molekuler: Pemeriksaan ini mengidentifikasi mutasi genetik spesifik yang menjadi target terapi. Mengidentifikasi mutasi genetik spesifik, seperti kromosom Philadelphia pada CML, yang sangat penting untuk terapi target.
4. Pencitraan Medis
Pencitraan medis juga dapat membantu dokter melihat penyebaran penyakit di dalam tubuh secara lebih transparan.
-
CT Scan: Digunakan untuk melihat pembengkakan kelenjar getah bening dan organ.
-
PET Scan: Memberikan gambaran aktivitas metabolik sel, membantu mengidentifikasi lokasi kanker aktif.
-
MRI: Berguna untuk melihat penyebaran kanker ke sumsum tulang dan otak.
Terapi dalam Hematologi Onkologi
Terapi dalam hematologi onkologi hingga saat ini terus berkembang pesat. Berikut adalah ringkasan beberapa jenis terapi modern.
1. Kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu terapi paling umum yang digunakan untuk membunuh sel kanker. Menggunakan obat-obatan yang membunuh sel kanker yang tumbuh dengan cepat. Ini adalah salah satu terapi paling umum, sering digunakan dalam kombinasi.
2. Terapi Target
Berbeda dari kemoterapi, terapi target bekerja secara lebih spesifik. Obat-obatan ini secara spesifik menargetkan molekul pada sel kanker, meminimalkan kerusakan pada sel sehat.
Contoh revolusioner adalah Imatinib, Dasatinib, dan obat modern lainnya yang telah mengubah CML dari penyakit mematikan menjadi kondisi yang dapat dikelola.
3. Imunoterapi
Imunoterapi memanfaatkan kekuatan sistem kekebalan tubuh pasien sendiri untuk melawan sel kanker. Menggunakan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker.
-
CAR-T Cell Therapy: Terapi ini melibatkan rekayasa genetika pada sel T pasien agar dapat mengenali dan membunuh sel kanker.
-
Antibodi Monoklonal: Antibodi monoklonal adalah protein buatan yang bertindak seperti antibodi alami tubuh. Antibodi buatan yang dapat menempel pada sel kanker dan memicu respons imun.
4. Transplantasi Sel Punca (Stem Cell)
Prosedur canggih bernama transplantasi stem cell ini bertujuan untuk mengganti sumsum tulang yang rusak. Prosedur ini akan mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sel punca yang sehat.
Dalam transplantasi sel punca, ada dua pendekatan utama.
-
Autologous: Menggunakan sel punca dari pasien itu sendiri.
-
Allogeneic: Menggunakan sel punca dari donor yang cocok.
Baca Juga: Transplantasi Sumsum Tulang: Prosedur, Efek, dan Biaya
5. Radioterapi
Radioterapi dilakukan menggunakan radiasi berkekuatan tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Menggunakan radiasi tingkat tinggi untuk membunuh sel kanker.
Manfaat Hematologi Onkologi bagi Pasien
Berkat kemajuan teknologi dan terapi, pasien kanker darah kini memiliki harapan hidup yang lebih baik.
Oleh karena itu, beberapa manfaat hematologi onkologi bagi pasien di antaranya adalah sebagai berikut:
Jenis Kanker |
Tingkat Remisi (Perkiraan) |
Peningkatan Kualitas Hidup |
Leukemia Anak |
>85% |
Mengurangi efek samping dan risiko kambuh |
Limfoma Hodgkin |
>90% (Stadium Awal) |
Hidup lebih panjang dan berkualitas tinggi |
CML |
Hampir normal (dengan terapi target) |
Memungkinkan hidup normal tanpa kemoterapi intensif |
Dukungan Holistik dalam Hematologi Onkologi
Perawatan kanker darah tidak hanya soal terapi medis, tetapi juga dukungan menyeluruh untuk fisik dan mental pasien. Konseling psikologis, nutrisi yang tepat, serta peran keluarga sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.
Beberapa dukungan holistik dalam hematologi onkologi di antaranya adalah:
1. Dukungan Psikologis
Kanker adalah penyakit yang juga memengaruhi mental. Dukungan psikologis, konseling, dan kelompok support membantu pasien dan keluarga menghadapi tekanan emosional.
2. Nutrisi untuk Pasien Kanker Darah
Nutrisi yang tepat sangat penting untuk menjaga kekuatan tubuh selama pengobatan. Nutrisi yang tepat sangat penting untuk menjaga kekuatan tubuh. Pasien seringkali memerlukan suplemen zat besi, vitamin, dan pola makan kaya nutrisi.
3. Rehabilitasi Medis
Rehabilitasi medis salah satunya adalah dapat membantu pasien memulihkan fungsi tubuh dan mengelola gejala.
-
Fisioterapi: Membantu memulihkan kekuatan dan mobilitas.
-
Manajemen Nyeri: Mengontrol nyeri yang disebabkan oleh penyakit atau terapi.
4. Peran Keluarga dalam Proses Pemulihan
Dukungan dan kepedulian keluarga tentu sangat vital dalam proses pemulihan pasien. Sebab, keluarga adalah pilar utama dalam pemulihan yang tidak boleh dikesampingkan.
Peran Tim Medis dalam Hematologi Onkologi
Perawatan pasien hematologi onkologi tidak hanya dilakukan oleh satu dokter, tetapi oleh tim yang terkoordinasi. Berikut rincian peran masing-masing anggota tim.
Peran Tim Medis |
Tugas Utama |
Keterangan |
Dokter Spesialis Hematologi Onkologi |
Merancang dan memimpin rencana pengobatan |
Spesialis utama, koordinator tim medis |
Perawat Onkologi |
Memberikan perawatan harian dan edukasi |
Ahli dalam manajemen efek samping dan dukungan pasien |
Ahli Gizi |
Menyusun program nutrisi khusus |
Memastikan pasien mendapat gizi optimal selama terapi |
Psikolog Klinis |
Memberikan dukungan mental dan emosional |
Membantu pasien dan keluarga mengatasi stres dan kecemasan |
Pekerja Sosial Medis |
Membantu kebutuhan non-medis |
Mengurus aspek logistik, keuangan, dan dukungan sosial |
Baca Juga: Persiapan Digital PET CT Scan Onkologi yang Harus Diperhatikan
Kapan Harus ke Dokter Hematologi Onkologi?
Penting untuk mengenali gejala awal yang bisa mengindikasikan kelainan darah atau kanker. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang mencurigakan dan menetap, segera berkonsultasi dengan ahli.
Deteksi dini menjadi kunci utama untuk meningkatkan peluang kesembuhan secara signifikan. Deteksi dini sangat meningkatkan peluang kesembuhan.
Di Jakarta, salah satu institusi yang mengedepankan pendekatan ini adalah Tzu Chi Hospital PIK. Dengan tim dokter spesialis hematologi onkologi berpengalaman dan dukungan tim multidisiplin lengkap, mereka menawarkan perawatan yang komprehensif, mulai dari diagnosis presisi hingga terapi paling mutakhir.
Mereka berdedikasi penuh untuk memberikan harapan dan meningkatkan kualitas hidup bagi setiap pasien.
Jika Anda atau orang yang Anda cintai membutuhkan layanan hematologi onkologi, jangan tunda lagi. Tzu Chi Hospital PIK siap melayani Anda dengan sepenuh hati.
Anda bisa cari dokter spesialis kami, mendatangi IGD 24 Jam untuk penanganan darurat, atau Hubungi kami via WhatsApp untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Artikel ini telah ditinjau oleh Dr. Rajesh Kalwani, Sp.PD-KHOM, FINASIM
Referensi:
UICC. GLOBOCAN 2022: Latest Global Cancer Data Shows Rising Incidence and Stark Inequities
Related Article
Artikel Populer

Omeprazole: Manfaat, Dosis, Cara Minum, & Efek Samping

Pembengkakan Jantung: Ciri-Ciri, Penyebab, Pengobatan, & Pencegahannya

19 Ciri-ciri Hamil Muda pada Wanita, Kenali Sebelum Terlambat!

Menu Diet Sehat 7 Hari untuk Turunkan BB tanpa Menyiksa Diri
