Pencegahan & Deteksi Dini Penyakit
Pembengkakan Jantung: Ciri-Ciri, Penyebab, Pengobatan, & Pencegahannya

Ditulis Oleh
Admin TzuChi • 15 September 2025

Pembengkakan jantung atau dalam istilah medis “kardiomegali” adalah kondisi ketika ukuran jantung membesar melebihi normal.
Kondisi ini biasanya merupakan tanda adanya masalah pada jantung, seperti tekanan darah tinggi atau kerusakan otot jantung.
Gejalanya bisa ditandai dengan sesak napas, nyeri dada kiri seperti ditusuk, dan detak jantung tidak teratur, tetapi sering kali tidak bergejala di tahap awal.
Untuk pencegahan dini, penting untuk mengenali penyebab, proses diagnosis, serta metode pengobatannya melalui artikel berikut!
Apa itu Pembengkakan Jantung?
Gambar Pembengkakan Jantung | Sumber: Harley Street
Pembengkakan jantung atau kardiomegali adalah kondisi ketika ukuran jantung menjadi lebih besar dari ukuran normal. Umumnya, kardiomegali muncul sebagai respons tubuh terhadap gangguan yang membuat jantung harus memompa darah lebih kuat.
Gangguannya bisa disebabkan akibat tekanan darah tinggi yang membuat dinding jantung menebal atau ruang jantung melebar (dilatasi), dan juga sumbatan pembuluh darah jantung.
Kardiomegali bisa bersifat sementara maupun permanen. Namun, jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menurunkan kekuatan otot jantung dalam memompa darah dan mengedarkan darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Baca Juga: Hati-hati, Ini 5 Dampak Buruk Kolesterol Tinggi!
Gejala Pembengkakan Jantung
Untuk melakukan deteksi dini, penting mengenali beberapa ciri-ciri pembengkakan jantung. Apalagi pada kebanyakan kasus, kardiomegali tidak selalu menimbulkan gejala apa pun.
Justru, penderitanya terkadang baru menyadarinya setelah terdeteksi melalui pemeriksaan pencitraan (seperti rontgen dada) yang dilakukan untuk alasan lain.
Namun, apabila menunjukkan gejala, maka berikut tanda-tanda awal yang berkaitan dengan pembengkakan jantung:
Gejala Umum:
-
Pusing atau kepala terasa ringan
-
Sesak napas saat berbaring
-
Nyeri dada kiri seperti ditusuk
-
Detak jantung tidak beraturan (aritmia) atau sensasi jantung berdebar kencang (palpitasi)
-
Tubuh mudah lelah walau tidak beraktivitas
-
Pembengkakan akibat penumpukan cairan pada tungkai, pergelangan kaki (edema), atau perut
Gejala Darurat:
-
Sulit bernapas secara tiba-tiba
-
Nyeri dada yang menusuk disertai keringat dingin
-
Nyeri menjalar ke lengan, punggung, leher, atau rahang
-
Pingsan
Lantas, apakah pembengkakan jantung berbahaya? Ya, bisa berbahaya karena terlambat, biasanya karena tidak terdeteksi sejak dini.
Namun bagi Anda yang masih merasa baik-baik saja, pertimbangkan melakukan skrining jantung menyeluruh sebagai langkah pencegahan.
Di Tzu Chi Hospital, Anda dapat menjalani pemeriksaan jantung melalui pemeriksaan lipid profile, rontgen dada, EKG, treadmill, echocardiography, dan lainnya.
Penyebab Pembengkakan Jantung
Kondisi ini bisa berkembang secara perlahan tanpa gejala, tetapi dapat berujung serius jika tidak ditangani, seperti artimia, gagal organ, hingga serangan jantung.
Akhirnya ini menimbulkan pertanyaan baru, apa penyebab pembengkakan jantung?
Berikut kondisi yang dikaitkan menyebabkan pembengkakan jantung:
1. Penyakit Katup Jantung
Penyakit katup jantung adalah kondisi yang menyebabkan katup jantung rusak, sehingga aliran darah tidak lancar dan memaksa jantung bekerja lebih keras. Ini menjadi salah satu penyebab pembesaran jantung.
Rusaknya katup jantung bisa dikarenakan infeksi, penyakit jaringan ikat, atau obat-obatan tertentu.
2. Penyakit Otot Jantung (Kardiomiopati)
Kardiomiopati adalah penyakit yang merusak otot jantung dan menyebabkan pembesaran jantung.
Kerusakan ini terjadi secara bertahap dan jika dibiarkan akan membuat jantung melemah. Sebagai akibatnya, jantung bisa kehilangan kemampuannya untuk memompa darah dengan efektif.
2. Riwayat Serangan Jantung (Infark Miokard)
Salah satu penyebab jantung bengkak pada orang tua adalah adanya riwayat serangan jantung. Serangan jantung menyebabkan aliran darah ke bagian jantung terhenti total.
Kurangnya pasokan oksigen ini merusak otot jantung, dan jantung kemudian membesar sebagai respons. Namun, ini bisa memperburuk kondisi jantung jika berlangsung terus-menerus.
4. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Hipertensi juga termasuk salah satu penyebab pembengkakan jantung, bahkan penyebab paling umum sebagaimana penelitian Harvard Health.
Ketika seseorang mengalami hipertensi, jantung harus memompa darah dengan tekanan lebih besar.
Kondisi ini menyebabkan otot jantung, terutama ventrikel kiri, menebal dan membesar secara tidak sehat.
Baca Juga: Hubungan Antara Hipertensi dan Gagal Ginjal
5. Gangguan Tiroid
Gangguan tiroid berpotensi memengaruhi ukuran jantung, baik hipertiroidisme (kelenjar tiroid terlalu aktif) maupun hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif).
Hormon tiroid yang tidak seimbang dapat mengubah denyut jantung dan tekanan darah, berkontribusi pada pembesaran jantung.
Jantung bengkak bisa sembuh jika penyebabnya gangguan tiroid dengan obat untuk menormalkan hormon tiroid. Obat tersebut dapat membantu mengurangi pembesaran jantung.
6. Kelainan Jantung Bawaan
Beberapa cacat jantung bawaan seperti lubang di dinding jantung (septal defect), penyempitan aorta, atau kelainan katup, berpotensi meningkatkan risiko seseorang mengalami pembengkakan jantung.
7. Penyebab Lain
Selain kondisi-kondisi di atas, terdapat beberapa penyebab lain yang berpotensi menyebabkan jantung bengkak, di antaranya:
-
Penyakit paru kronis (misal COPD)
-
Anemia yang memaksa jantung bekerja lebih keras
-
Aritmia
-
Penyakit jaringan ikat (seperti skleroderma)
-
Konsumsi alkohol dan obat-obatan berlebihan yang merusak otot jantung
-
Diabetes
Diagnosis Pembengkakan Jantung
Banyak yang khawatir “Apakah jantung bengkak bisa menyebabkan kematian?”.
Jawabannya, bisa terjadi terutama jika penyebabnya adalah henti jantung akibat jantung kekurangan darah.
Namun, ada beberapa prosedur diagnosis yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kondisi ini sebelum menyebabkan masalah serius, di antaranya:
-
Elektrokardiogram (EKG): Merekam aktivitas listrik jantung untuk mendeteksi gangguan ritme atau tanda-tanda stres pada jantung.
-
Rontgen dada: Melihat bentuk dan ukuran jantung.
-
Ekokardiogram (USG Jantung): Pemeriksaan dengan ultrasound untuk mengetahui ukuran dan fungsi jantung.
-
Tes stres jantung: Mengamati respon jantung saat beraktivitas atau setelah diberi obat tertentu.
-
CT scan jantung: Membuat gambaran bergerak dari jantung dan aliran darah dengan sinar-X.
-
MRI jantung: Membuat gambar jantung secara detail dengan medan magnet dan gelombang radio.
-
Tes genetik: Tes lanjutan jika dicurigai ada faktor keturunan.
Cara Mengobati Pembengkakan Jantung
Jika jantung bengkak, apa yang harus dilakukan? Terdapat beberapa penanganan yang dokter akan berikan agar kondisinya tidak bertambah buruk.
Berikut beberapa macam penanganannya:
1. Penggunaan obat-obatan
-
Obat diuretik: Mengeluarkan kelebihan cairan dan natrium yang bisa menyebabkan pembengkakan tubuh.
-
Obat tekanan darah: Mengendalikan tekanan darah, misalnya ACE inhibitor, ARB, beta-blocker.
-
Antikoagulan (pengencer darah): Mencegah pembekuan darah yang bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
-
Obat antiaritmia: Khusus kasus yang disebabkan oleh gangguan irama jantung.
2. Prosedur Medis
-
Pacemaker: Menstimulasi jantung agar berdetak dengan ritme teratur.
-
Implantable cardioverter-defibrillator (ICD): Mengembalikan irama jantung yang tidak normal.
-
Operasi katup jantung: Memperbaiki atau mengganti katup jantung yang rusak.
-
Operasi bypass koroner: Membuat jalur baru melewati arteri yang tersumbat.
-
Left ventricular assist device (LVAD): Alat untuk membantu jantung memompa darah, biasanya untuk pasien gagal jantung berat.
-
Transplantasi jantung: Mengganti jantung yang rusak dengan jantung donor untuk kasus gagal jantung berat.
3. Perubahan Gaya Hidup
-
Konsumsi makanan rendah garam, lemak jenuh, dan kalori berlebih.
-
Lakukan olahraga rutin sesuai anjuran dokter.
-
Jaga berat badan ideal.
-
Berhenti merokok dan hindari konsumsi alkohol serta kafein berlebihan.
-
Kelola tekanan darah, kolesterol, dan diabetes.
-
Hindari makanan olahan, gorengan, dan daging berlemak.
-
Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.
Cara Mencegah Pembengkakan Jantung
Setelah tau pengobatannya, Anda mungkin berpikir, apakah penyakit pembengkakan jantung bisa sembuh? Pembengkakan jantung bisa sembuh jika sifatnya sementara, misalnya karena infeksi.
Oleh karena itu, ada baiknya melakukan langkah pencegahan sejak dini, yaitu:
-
Memantau dan mengendalikan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah.
-
Konsumsi makanan sehat untuk jantung, seperti buah-buahan, sayuran, gandum utuh, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.
-
Lakukan olahraga secara teratur.
-
Berhenti merokok dan hindari asap rokok serta obat-obatan terlarang.
-
Batasi konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dan hindari berlebihan.
-
Lakukan pemeriksaan rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga atau usia di atas 35 tahun.
Kapan Harus ke Dokter?
Pembengkakan jantung bisa bersifat sementara maupun permanen, dan tingkat keparahannya bisa ringan sampai berat.
Lantas, apakah jantung bengkak harus dioperasi? Bisa saja, khususnya pada kasus tertentu, seperti akibat penyakit katup jantung yang rusak atau arteri yang tersumbat.
Maka dari itu, penting melakukan skrining jantung secara rutin, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
Anda bisa melakukan skrining jantung komprehensif di Tzu Chi Hospital, yang dilengkapi dengan fasilitas modern, seperti treadmill heart stress test, elektrokardiogram (ECG), dan pemeriksaan lengkap lainnya.
Tzu Chi Hospital juga memiliki berbagai dokter spesialis jantung berpengalaman dan terpercaya. Anda dapat memanfaatkan menu Cari Dokter untuk memeriksa jadwal praktiknya. Untuk menjadwalkan konsultasi atau janji temu, Anda bisa hubungi WhatsApp Call Center Tzu Chi Hospital.
Jangan tunda lagi, ambil langkah pencegahan sejak dini bersama Tzu Chi Hospital!
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh Dr. Agill Agassi Tsalitsa, Sp.JP, FIHA
Referensi:
Enlarged Heart (Cardiomegaly): What It Is, Symptoms & Treatment - Cleveland Clinic
Cardiomegaly (Enlarged Heart): Symptoms & Causes | Mass General Brigham