Edukasi Obat & Apotek
6 Obat Kanker Darah: Jenis, Cara Kerja dan Efek Samping
Ditulis Oleh
Admin TzuChi • 08 Oktober 2025

Kanker darah adalah jenis kanker yang menyerang sel darah dan sumsum tulang. Jenisnya seperti leukemia, limfoma, dan mieloma.
Di Indonesia, Kemenkes mencatat jumlah kasus kanker darah tahun 2022 tercatat 408.661, dengan angka kematian mencapai 240.000 orang.
Hal ini karena ciri-ciri kanker darah pada orang dewasa dan ciri-ciri kanker darah pada anak seringkali mirip dengan penyakit biasa, seperti kelelahan, mudah memar, dan demam.
Lantas, kanker darah apa bisa diobati? Dokter biasanya memberikan obat kanker darah dalam bentuk terapi hingga obat oral. Agar lebih paham, mari simak artikel berikut!
Apakah Kanker Darah Bisa Sembuh?
Ya, kanker darah bisa diobati, tetapi tingkat kesembuhannya bergantung pada jenis kanker darah, usia pasien, dan seberapa cepat penanganan dimulai.
Anak-anak dengan kasus leukemia limfoblastik akut (ALL), memiliki peluang sembuh hingga 90% dan bisa dinyatakan sembuh setelah 5 tahun bebas penyakit.
Sementara itu, pada orang dewasa, peluang sembuh lebih rendah, misalnya:
-
Leukemia Limfoblastik Akut: 25%
-
Leukemia Mieloid Akut: 31,9%
-
Limfoma Hodgkin: 88,9%
-
Limfoma Non-Hodgkin: 74,3%
Ingat, angka ini hanya estimasi. Deteksi dini dan terapi obat yang tepat bisa meningkatkan peluang sembuh.
Baca Juga: Kanker Darah (Leukemia) - Gejala, Jenis, Penyebab, & Pengobatannya
Jenis Obat Kanker Darah
Obat kanker darah umumnya diberikan sebagai bagian dari terapi medis di rumah sakit dan tidak dijual bebas di apotek.
Oleh karena itu, pasien harus menjalani pengobatan di rumah sakit di bawah pengawasan spesialis onkologi untuk memastikan efektivitas pengobatan. Beberapa jenis pengobatannya yaitu:
1. Kemoterapi

Kemoterapi adalah terapi obat kanker darah yang diberikan melalui infus (IV) atau tablet. Tujuannya untuk menghambat pertumbuhan sel kanker atau merusak DNA-nya.
Terapi ini diberikan dalam siklus, misalnya dalam seminggu ada 5 hari pengobatan lalu 2 hari istirahat.
Hasilnya memang efektif, tetapi karena obat menyebar dalam tubuh (sistemik), kemoterapi bisa merusak sel sehat dan menimbulkan efek samping, seperti rambut rontok dan lelah berlebih.
Kemoterapi diberikan sebagai rawat jalan, artinya pasien datang untuk sesi pengobatan lalu pulang.
Contoh obat kemoterapi yaitu:
-
Daunorubicin
-
Cytarabine
-
Cyclophosphamide
-
Azacitidine
-
Chlorambucil
-
Arsenic Trioxide
2. Terapi Target
Obat kanker berikutnya yaitu terapi target yang bekerja dengan menyerang mutasi genetik tertentu pada sel kanker.
Hasilnya lebih minimal efek samping, karena tidak merusak sel normal. Dokter onkologi mungkin memberikan obat ini secara tunggal atau kombinasi dengan kemoterapi.
Pemberiannya bisa melalui infus, injeksi, atau tablet.
Contoh obat:
-
Monoclonal antibodies (MABs)
-
Inhibitor pertumbuhan kanker
-
Tyrosine kinase inhibitors (TKIs)
3. Imunoterapi
Imunoterapi adalah prosedur yang menggerakan sistem kekebalan tubuh pasien untuk menyerang sel kanker.
Jadi, terapi ini bekerja dengan merangsang dan memperkuat imun pasien, lalu memberitahukan kepada sistem imun untuk mengenali dan menghancurkan sel kanker.
Salah satu terapinya seperti CAR T-cell yang memodifikasi sel T pasien agar lebih efektif membunuh sel kanker.
4. Kortikosteroid
Kortikosteroid biasanya diberikan sebagai obat kanker darah pendukung, alias bukan pengobatan utama.
Biasanya diberikan bersamaan dengan kemoterapi agar hasil pengobatan lebih efektif. Dokter biasa merekomendasikan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan menekan sistem imun yang berlebihan.
Prosedur ini juga bisa membantu mengurangi efek samping dari prosedur pengobatan kanker lain dan meningkatkan nafsu makan pasien.
Contoh obat kortikosteroid:
-
Dexamethasone
-
Prednisone
5. Transplantasi Sel Punca

Transplantasi sel punca (stem cell transplant) biasanya dilakukan karena sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel darah normal.
Prosedur ini bekerja dengan mengganti sel punca darah yang rusak dengan sel sehat. Sel punca sehat bisa diambil dari pasien itu sendiri atau donor.
Adapun cara kerjanya:
Pasien menjalani kemoterapi dosis tinggi untuk menghancurkan sel kanker dan sumsum tulang yang rusak.
-
Sel punca diberikan melalui infus ke dalam darah.
-
Pasien biasanya ditempatkan di ruang isolasi atau steril untuk mengurangi risiko infeksi, karena sistem imun sangat lemah setelah prosedur.
-
Dokter memantau kondisi pasien dari risiko infeksi dan komplikasi pasca-transplantasi.
6. Radioterapi

Prosedur Radioterapi | Sumber: Willamette Valley Cancer Institute
Kalau prosedur radioterapi tidak menggunakan obat medis, melainkan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menghancurkan sel kanker.
Cara kerjanya, pasien akan berbaring di meja radioterapi, lalu sinar diarahkan ke area tubuh yang terkena selama 1-2 menit.
Pasien tidak merasakan sakit saat penyinaran dan efek sampingnya minimal karena menargetkan sel kanker di lokasi spesifik.
Prosedur ini berlangsung dalam siklus, sama seperti kemoterapi.
Baca Juga: 11 Ciri Kanker pada Anak yang Harus Diwaspadai dan Penyebabnya!
Efek Samping Obat Kanker Darah
Efek samping obat kanker darah umumnya muncul karena terapi tidak hanya membunuh sel kanker, tetapi juga merusak sel sehat.
Oleh karena itu, pasien wajar merasakan efek samping. Beberapa yang sering dialami yaitu:
-
Mudah lelah atau lemah
-
Rambut rontok
-
Mual dan muntah
-
Mulut kering
-
Penurunan nafsu makan
-
Perubahan mood atau kesulitan tidur
Jika efek samping mengganggu dan bertambah parah seiring waktu, sebaiknya sampaikan ke dokter onkologi Anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Apakah Ada Obat Kanker Darah yang Bisa Dibeli Bebas?
Tidak ada obat kanker darah yang bisa dibeli bebas tanpa resep dokter. Semua obat harus diberikan dan diawasi oleh dokter spesialis hematologi atau onkologi.
Hal ini karena dosis dan cara pemberiannya sangat sensitif tergantung kondisi pasien, dan ada risiko efek samping serius.
Selain itu, beberapa contoh obat kanker darah lainnya yaitu:
-
Dasatinib / Nilotinib, alternatif untuk yang resisten terhadap imatinib
-
Hydroxyurea, untuk mengurangi jumlah sel darah putih pada kasus leukemia tertentu
-
Methotrexate, untuk leukemia akut (ALL)
-
Cytarabine (Ara-C), untuk leukemia akut
Semua obat ini tidak bisa dikonsumsi sembarangan, harus di bawah pengawasan dokter karena efek samping serius, seperti penurunan sel darah normal, infeksi, bahkan kerusakan organ.
Pengobatan Kanker Darah di Pusat Kanker Terpadu Tzu Chi Hospital
Jika Anda merasakan gejala seperti demam berkepanjangan, mudah memar atau berdarah, serta kelelahan ekstrem, segera konsultasikan ke dokter spesialis! Deteksi dini penting untuk mencegah perkembangan kanker darah ke stadium 4.
Di Tzu Chi Hospital terdapat layanan Pusat Kanker Terpadu komprehensif untuk menangani kanker darah dengan dukungan teknologi modern dan tim onkologi berpengalaman.

Fasilitas one-stop-service ini termasuk deteksi dini, diagnosis, kemoterapi, imunoterapi, terapi target, hingga transplantasi sel punca darah berstandar internasional.
Untuk mendapatkan obat kanker darah yang tepat, segera buat janji temu dengan dokter spesialis hematologi/onkologi melalui WhatsApp Tzu Chi Hospital. Anda juga bisa melihat jadwal praktik dokter di menu Cari Dokter.
Ingat, semakin cepat kanker darah terdeteksi, semakin besar peluang kesembuhannya.
Artikel telah ditinjau secara medis oleh Dr. Rajesh Kalwani, Sp.PD-KHOM, FINASIM
Sumber:
Kasus Kanker Diprediksi Meningkat 70 Persen pada 2050, Kemenkes Perkuat Deteksi Dini | Kemenkes
Leukemia survival rates by age: Is it curable? | Medical News Today
Prognostic Factors and Survival Rates for Childhood Leukemia | American Cancer Society
Topik





