Kesehatan Ibu dan Anak
Hamil di Luar Kandungan (Kehamilan Ektopik): Ciri & Penyebabnya

Ditulis Oleh
Admin TzuChi • 18 September 2025

Hamil di luar kandungan adalah kondisi kehamilan yang terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel di luar rahim. Kehamilan jenis ini tidak dapat berkembang secara normal karena hanya rahim yang mampu menampung pertumbuhan janin.
Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan perdarahan hebat dan membahayakan nyawa. Supaya hal ini tidak terjadi pada Anda, mari kenali ciri-ciri hamil di luar kandungan dan penanganannya!
Apa itu Hamil di Luar Kandungan (Hamil Ektopik)?
Ilustrasi Hamil Normal dan Hamil Ektopik | Sumber: Prodia Digital
Hamil di luar kandungan atau istilah medisnya kehamilan ektopik adalah kondisi ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel dan berkembang di luar rahim.
Normalnya, telur yang dibuahi akan menempel pada dinding rahim yaitu satu-satunya tempat yang dirancang untuk mendukung pertumbuhan janin.
Pada kehamilan ektopik, telur yang telah dibuahi justru menempel di area lain, paling sering di tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim. Dalam kasus yang lebih jarang, kondisi ini bisa juga terjadi di ovarium, rongga perut, atau bagian bawah serviks.
Penyebab Hamil di Luar Kandungan
Hamil di luar kandungan terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi gagal bergerak menuju rahim dan menempel di tempat lain, biasanya di tuba falopi. Berikut beberapa faktor yang meningkatkan risiko hamil ektopik antara lain:
-
Usia: Risiko hamil ektopik meningkat pada wanita di atas 35 tahun.
-
Gangguan pada tuba falopi: Peradangan akibat penyakit radang panggul atau infeksi menular seksual (klamidia dan gonore) dapat merusak tuba falopi sehingga meningkatkan kemungkinan hamil di luar kandungan.
-
Riwayat kehamilan ektopik: Wanita yang pernah mengalami hamil di luar kandungan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali, sekitar 10%.
-
Operasi pada tuba falopi atau panggul: Operasi seperti sterilisasi atau prosedur korektif tuba bisa menimbulkan jaringan parut atau penyempitan tuba.
-
Penggunaan alat kontrasepsi intrauterin (IUD/IUS): Meski jarang, jika hamil terjadi dengan IUD/IUS terpasang, kemungkinan risiko hamil di luar kandungan lebih tinggi.
-
Merokok: Sebuah penelitian dari University of Edinburgh menunjukkan bahwa perokok memiliki kadar protein PROKR1 di tuba falopi yang dapat mengganggu implantasi normal di rahim.
-
Gangguan hormonal atau perkembangan abnormal sel telur: Kondisi ini dapat mengganggu perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju rahim.
Ciri-Ciri Hamil di Luar Kandungan
Setelah memahami konteks kehamilan ektopik, pastikan Anda juga tahu kapan hamil ektopik terdeteksi. Gejala kehamilan ektopik biasanya mulai muncul antara minggu ke-4 hingga ke-12 kehamilan.
Namun, beberapa wanita awalnya tidak merasakan gejala sama sekali. Dalam kasus seperti ini, kehamilan ektopik sering baru terdeteksi saat pemeriksaan USG awal, atau ketika gejala yang lebih serius mulai muncul.
Perlu dipahami, tanda kehamilan ektopik terbagi menjadi dua fase: gejala awal dan tanda pecah (ruptur).
Gejala awal biasanya muncul saat tuba falopi belum pecah dan kerusakan belum parah, sedangkan tanda pecah menandakan kondisi darurat yang membutuhkan penanganan segera. Perbedaannya ada pada intensitas nyeri, jumlah perdarahan, dan risiko yang ditimbulkan bagi ibu hamil.
Adapun gejala yang biasa timbul di antaranya:
Gejala Kehamilan Ektopik
-
Perdarahan yang tidak biasa: Perdarahan tidak berhenti-berhenti, berwarna cokelat tua, atau lebih encer. Beberapa wanita mengira ini haid biasa dan tidak menyadari kehamilan.
-
Nyeri perut atau panggul: Muncul rasa nyeri di salah satu sisi perut dan bisa datang secara mendadak atau bertahap, terasa konstan atau kadang hilang timbul.
-
Nyeri pada bahu atau leher: Muncul rasa sakit di ujung bahu atau leher. Bisa pertanda adanya perdarahan internal akibat kehamilan ektopik, sehingga harus segera diperiksakan.
-
Perubahan saat buang air besar atau kecil: Terasa ada tekanan atau nyeri di bawah perut, diare, atau nyeri saat buang air kecil. Meskipun kadang normal, gejala ini tetap perlu diwaspadai jika Anda hamil.
-
Merasa pusing, lemah, atau hampir pingsan: Bisa muncul karena perdarahan internal atau tekanan darah rendah.
Gejala akan semakin parah jika kehamilan ektopik menyebabkan ruptur (pecah) pada tuba falopi.
Tanda Kehamilan Ektopik Pecah
-
Nyeri perut yang sangat tajam dan mendadak, biasanya di satu sisi.
-
Perdarahan berat atau keluar cairan dari vagina.
-
Pusing, pingsan, atau lemas ekstrem akibat kehilangan darah.
-
Nyeri bahu atau rasa tidak nyaman di rektum akibat perdarahan internal.
Kondisi ini merupakan darurat medis dan membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi serius, termasuk risiko kematian.
Baca juga: 11 Ciri-Ciri Janin Masuk Panggul, Tanda Persalinan Mendekat!
Bagaimana Cara Mengetahui Hamil di Luar Kandungan?
Selain memperhatikan gejala yang sudah disebutkan sebelumnya, Anda juga bisa mengetahui kemungkinan hamil ektopik melalui serangkaian diagnosis yang dilakukan oleh dokter kandungan.
Berikut serangkaian diagnosis yang mungkin diberikan:
1. USG Transvaginal
Pemeriksaan ini melibatkan kamera (probe) kecil yang dimasukkan ke vagina untuk menampilkan gambar organ reproduksi. USG transvaginal mampu menunjukkan apakah telur yang dibuahi menempel di tuba falopi atau lokasi lain di luar rahim.
Namun, kadang sulit mendeteksi kehamilan ektopik pada tahap awal, sehingga pemeriksaan tambahan diperlukan.
2. Laparoskopi atau Keyhole Surgery (Bedah Minimal Invasif)
Jika lokasi kehamilan masih belum jelas atau diduga ektopik, dokter mungkin akan melakukan laparoskopi, yaitu prosedur bedah minimal invasif yang dikenal sebagai keyhole surgery. Nantinya, pasien akan dibius dengan bius umum, sehingga pasien berada dalam kondisi tertidur selama pemeriksaan.
Kemudian, dokter akan membuat sayatan kecil di perut dan memasukkan laparoskop yang dilengkapi kamera untuk melihat kondisi rahim dan tuba falopi secara langsung.
Jika ditemukan kehamilan ektopik saat pemeriksaan, dokter bisa melakukan prosedur bedah kecil untuk mengangkatnya, sehingga mengurangi kemungkinan perlunya operasi tambahan di kemudian hari.
3. Tes Darah
Selain mengamati gejala yang telah disebutkan sebelumnya, kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin) dalam darah juga dapat menjadi indikator penting kehamilan ektopik. Pada tes ini, darah biasanya diambil dua kali dengan jarak 48 jam untuk melihat perubahan kadar hCG.
Pada kehamilan normal, kadar hCG akan meningkat. Misalnya, pada awal kehamilan, kadarnya di bawah 1.500 mIU/mL, maka ada kemungkinan 99% kadar akan naik setidaknya 49% dalam 48 jam.
Namun, kadar hcg hamil ektopik justru menunjukkan peningkatan yang lebih lambat atau bahkan menurun. Berdasarkan studi dari American Family Physician, penurunan hCG sebesar 21% atau lebih dalam 48 jam bisa menunjukkan kemungkinan kehamilan ektopik.
Risiko dan Bahaya Hamil di Luar Kandungan
Anda mungkin berpikir, apa yang terjadi jika kehamilan terjadi di luar rahim?
Hamil di luar kandungan merupakan kondisi medis yang serius dan tidak boleh diabaikan. Salah satu risiko paling berbahaya adalah pecahnya tuba falopi.
Hamil di luar kandungan paling sering terjadi di tuba falopi, dan jika tidak segera ditangani, pertumbuhan janin bisa menyebabkan tuba ini pecah. Pecahnya tuba falopi merupakan keadaan darurat medis yang dapat menimbulkan perdarahan hebat yang berpotensi mengancam nyawa.
Selain itu, ada juga beberapa risiko lain, seperti:
-
Kerusakan pada tuba falopi akibat kehamilan ektopik berulang bisa menurunkan kemampuan hamil secara signifikan.
-
Wanita yang pernah mengalami kondisi ini berisiko lebih tinggi untuk mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya.
Penanganan Hamil di Luar Kandungan
Kehamilan ektopik tidak akan bisa berkembang normal, justru hanya berisiko menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa, sehingga perlu segera ditangani.
Berikut sejumlah penanganan yang diberikan berdasarkan kondisi pasien dan tingkat kerusakan tuba falopi:
1. Obat Methotrexate
Jika kehamilan ektopik terdeteksi lebih awal pada kadar hCG < 5000 mIU/mL dan belum ada perdarahan berat, pemberian obat methotrexate dapat diberikan. Obat ini bekerja menghentikan pertumbuhan sel janin dan melarutkan jaringan ektopik tanpa merusak tuba falopi.
Methotrexate diberikan melalui injeksi sekali, tetapi pada kasus tertentu, dokter mungkin memberikan dosis tambahan jika kadar hCG tidak kunjung turun.
Setelah pemberian obat, dokter akan memantau kadar hCG secara berkala untuk memastikan efektivitas pengobatan dan menentukan apakah diperlukan tindakan lanjutan.
2. Laparoskopi
Pada kasus yang lebih kompleks, dokter akan melakukan operasi laparoskopi. Terdapat dua jenis prosedur utama:
-
Salpingostomy: Janin ektopik diangkat, tuba falopi dibiarkan sembuh sendiri.
-
Salpingectomy: Janin ektopik dan tuba falopi yang rusak diangkat.
Jenis prosedur yang dipilih bergantung pada jumlah perdarahan, tingkat kerusakan tuba, serta kondisi tuba falopi yang lain.
3. Operasi Darurat
Jika hamil ektopik menimbulkan perdarahan hebat atau tuba falopi sudah pecah, pasien memerlukan operasi darurat.
Prosedur ini bisa dilakukan dengan membuat sayatan abdomen (laparotomi) untuk mengangangkat tuba falopi yang pecah. Walaupun pada ada kasus yang memungkinkan tuba falopi diselamatkan dan tidak diangkat.
Biaya operasi hamil di luar kandungan bisa bervariasi, tergantung dari tingkat kerusakan tuba, rumah sakit, dan metode operasi yang digunakan.
Baca juga: 9 Ciri-Ciri Janin Tidak Berkembang di Trimester 1 & Penyebabnya
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya jangan menunggu lama. Mungkin beberapa dari Anda ada yang bertanya, berapa lama hamil di luar kandungan bisa bertahan?
Faktanya, kehamilan di luar rahim tidak bisa berkembang normal dan berisiko menimbulkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Mengingat risiko ini, langkah paling aman adalah segera memeriksakan diri ke dokter kandungan yang tepat.
Di Tzu Chi Hospital, tersedia Perawatan Ibu dan Anak Komprehensif yang menyediakan program antenatal care untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Program ini terdiri dari:
-
Skrining kehamilan
-
Pemeriksaan Fetomaternal untuk mendeteksi kelainan janin
-
Program pemantauan kondisi ibu selama kehamilan
Untuk segera mendapatkan pemeriksaan dan konsultasi, Anda bisa langsung temukan dokter kandungan yang sesuai melalui menu Cari Dokter dan memeriksa jadwal praktiknya. Setelah itu, buat janji temu dengan mudah melalui WhatsApp Calll Center Tzu Chi Hospital.
Jangan lagi tunda pemeriksaan, deteksi dini bisa menyelamatkan Anda dari masalah yang lebih serius!
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh Tim Medis Tzu Chi Hospital
Referensi:
Ectopic pregnancy - Symptoms - NHS
Ectopic Pregnancy: Diagnosis and Management | AAFP
Reasons Why An Ectopic Pregnancy Can Occur - The Ectopic Pregnancy Trust