Pencegahan & Deteksi Dini Penyakit

Jantung Lemah (Kardiomiopati): Ciri, Penyebab, & Cara Mengatasinya

logo author

Ditulis Oleh

Admin TzuChi22 September 2025

BAGIKAN
artikel feature image

Tidak semua masalah jantung ditandai dengan nyeri dada tiba-tiba, justru yang harus diwaspadai adalah penyakit yang diam-diam berkembang, seperti kondisi jantung lemah. 

Dalam istilah medis, istilah ini merujuk pada kondisi ketika kinerja jantung menurun karena gangguan otot jantung. 

Korbannya tidak pandang umur, bisa menyerang usia muda maupun tua, dan sering kali kondisi ini berkembang tanpa disadari.

Karena itu, penting memahami tanda, penyebab, dan cara mengatasinya sejak dini melalui artikel berikut!

Mengenal Kondisi Jantung Lemah

Kondisi "jantung lemah" dikenal sebagai kardiomiopati, yaitu penyakit yang menyerang otot jantung secara progresif dan membuatnya menjadi lebih sulit untuk memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh.

Lantas, apa yang terjadi saat jantung lemah? Saat peredaran darah yang tidak maksimal, organ-organ tubuh akan kekurangan oksigen dan muncul gejala seperti:

  • Cepat lelah.

  • Sesak napas.

  • Detak jantung tidak teratur.

Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak, ibu hamil, bahkan atlet. Apabila tidak segera ditangani, jantung lemah bisa menyebabkan kematian karena komplikasi serius.

Salah satunya gagal jantung, yaitu kondisi ketika jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan darah dan oksigen

Namun, jantung lemah apakah bisa sembuh? Jawabannya tergantung penyebab dan tingkat keparahannya. Maka penting melakukan pemeriksaan jantung agar cepat ditangani.

Baca Juga: Serangan Jantung: Ciri-Ciri, Penyebab, Pencegahan, & Cara Mengatasinya 

Tipe-tipe Jantung Lemah

Ada lima tipe kardiomiopati yang masing-masing mempengaruhi otot jantung dengan cara berbeda. 

Setiap tipe memiliki ciri khas, penyebab, dan dampaknya terhadap kesehatan jantung. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:

1. Kardiomiopati Hipertrofik

Tipe ini terjadi ketika otot jantung menebal dan menghalangi aliran darah ke dalam jantung.

Penyebab utamanya diduga karena faktor genetik, tetapi kondisi ini juga bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi jangka panjang, diabetes, atau masalah pada kelenjar tiroid. 

2. Kardiomiopati Restriktif

Kondisi ini merupakan kondisi ketika ventrikel jantung tidak bisa mengembang sempurna karena kaku. Akibatnya, darah sulit mengalir dengan baik ke dalam jantung. 

Penyebab tersering yaitu penyakit infiltratif, yaitu penyakit akibat pengendapan zat abnormal dalam jaringan jantung, sehingga mengganggu elastisitas dinding ventrikel.

Contoh penyakitnya seperti amyloidosis (kelebihan protein abnormal), hemochromatosis (kelebihan kadar besi), dan sarcoidosis (peradangan).

Meski begitu, kasus jantung lemah ini sangat jarang terjadi.

3. Kardiomiopati Dilatasi

Kardiomiopati dilatasi adalah jenis yang paling umum terjadi. Pada kasus ini. otot jantung jadi membesar. Semakin besar otot jantung, maka semakin lemah kinerjanya.

Akibatnya, jantung kesulitan memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh. Kondisi ini kebanyakan menimpa pria, dan sebagian kasus kardiomiopati dilatasi akhirnya berkembang menjadi gagal jantung kongestif. 

Kondisi gagal jantung kongestif adalah kondisi ketika jantung tidak mampu memompa darah dengan baik, sehingga darah dan cairan menumpuk (kongesti) di paru-paru.

Penumpukan darah dan cairan juga bisa terjadi pada bagian tubuh lain (seperti tungkai dan perut). Gejalanya bisa berupa sesak napas, pembengkakan kaki, dan mudah lelah.

4. Displasia Ventrikel Kanan Aritmogenik

Ini adalah kondisi jantung yang sangat langka dan penyebabnya bisa karena faktor kelainan atau mutasi genetik. 

Pada kondisi ini, otot jantung di ventrikel kanan digantikan oleh lemak dan jaringan parut. Dampaknya, struktur jantung terganggu dan menyebabkan penurunan kemampuan jantung. Salah satu gejalanya yaitu adanya gangguan irama jantung (aritmia).

Ciri-Ciri Jantung Lemah

Pada sejumlah kasus, ciri-ciri jantung lemah sering kali tidak terlihat jelas sehingga sulit dikenali. Pada beberapa orang, gejalanya baru muncul ketika kondisi jantung semakin memburuk.

Sebelum kasusnya bertambah parah, berikut ciri-ciri yang perlu diwaspadai:

  • Pembengkakan akibat penumpukan cairan (misalnya di pergelangan kaki atau perut).

  • Cepat lelah, meski sudah beristirahat.

  • Susah tidur karena dada sesak saat berbaring.

  • Pusing tanpa sebab jelas.

  • Mudah pingsan tiba-tiba.

  • Sesak napas saat istirahat atau beraktivitas ringan.

  • Nyeri dada setelah makan banyak

  • Batuk saat menjelang malam hari, khususnya saat berbaring.

  • Detak jantung cepat dan berdebar.

Namun terdapat sedikit perbedaan ciri-ciri jantung lemah pada wanita dan pria.

Beberapa wanita memiliki risiko yang lebih tinggi, terutama yang memiliki preeklamsia (peningkatan tekanan darah saat usia kehamilan >20 minggu), kelebihan berat badan, dan hamil di usia >35 tahun.

Penyebab Jantung Lemah

Kondisi ini bisa karena faktor keturunan atau kondisi kesehatan tertentu (misalnya lupus yang memicu peradangan dan melemahkan otot jantung).

Pada banyak kasus, dokter tidak bisa memastikan penyebab pastinya (kardiomiopati idiopatik). 

Namun, ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan seseorang mengalami jantung lemah, seperti:

  • Indeks massa tubuh (BMI) tinggi (>30) yang menandakan obesitas.

  • Usia di atas 65 tahun.

  • Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.

  • Efek samping kemoterapi atau radioterapi.

  • Stres emosional berat (misalnya kehilangan anggota keluarga).

  • Penggunaan alkohol jangka panjang.

  • Riwayat penyakit jantung.

  • Faktor genetik.

Diagnosis Jantung Lemah

Anda sebaiknya tidak melakukan diagnosis sendiri hanya dengan mengenali ciri-cirinya. Sebab, kondisi ini memerlukan pemeriksaan medis yang lebih mendalam untuk benar-benar memastikannya

Hasil diagnosis bisa memberi tahu kondisi jantung secara menyeluruh dan mengungkap potensi penyebab masalah supaya bisa diberikan penanganan yang tepat.

Berikut berbagai metode diagnosisnya:

  • Tes Stres Jantung: Mengukur performa jantung saat beraktivitas fisik di bawah beban.

  • Electrocardiogram (ECG): Merekam sinyal listrik jantung untuk mengidentifikasi gangguan ritme atau kerusakan pada otot jantung.

  • Echocardiogram: Menciptakan gambar detail jantung beserta strukturnya dengan USG.

  • Heart Rhythm Monitor (ECG Monitor): Menggunakan bantuan alat untuk merekam aktivitas listrik jantung selama 1-2 hari untuk mendeteksi gangguan irama yang tersembunyi.

  • MRI Scan Jantung: Memberikan gambaran otot jantung dan jaringan sekitarnya untuk mendeteksi perubahan yang sulit dilihat dengan echocardiogram.

  • Wawancara Riwayat Kesehatan Keluarga: Mengumpulkan riwayat kesehatan keluarga untuk mendeteksi kemungkinan faktor genetik penyebab kardiomiopati.

Apabila diagnosis menunjukkan jantung lemah akibat faktor genetik, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan genetik guna menemukan mutasi yang menjadi penyebab. 

Pastikan juga mengajak anggota keluarga lain untuk melakukan tes yang sama agar pencegahan dini bisa dilakukan jika mereka memiliki risiko yang sama.

Baca Juga: 20 Ciri-Ciri Penyakit Jantung, Sadari Sebelum Terlambat! 

Cara Mengatasi Jantung Lemah

Bagi yang menderita kondisi ini, pertanyaan yang akan muncul di kepala pasti “Bagaimana cara menguatkan jantung yang lemah?”.

Tidak ada kata terlambat untuk memulai perubahan gaya hidup. Meski jantung lemah tidak bisa sembuh total, ada sejumlah cara untuk mengendalikan kondisi ini.

1. Bangun Gaya Hidup Sehat

Dimulai bangun gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan rendah lemak, mengurangi alkohol dan rokok, dan olahraga teratur. 

Olahraga untuk jantung lemah harus dilakukan hati-hati sesuai rekomendasi dokter, contohnya senam aerobik ringan atau jalan kaki.

2. Penggunaan Obat-obatan

Dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk mengatur irama jantung dan mengontrol tekanan darah, tergantung penyebabnya.

Contoh obat jantung lemah yang sering diresepkan yaitu beta-blocker (misalnya metoprolol), yang bekerja menurunkan detak jantung agar jantung tidak terbebani.

Ada juga obat lain yang mungkin diresepkan, seperti:

  • Antiaritmia

  • Pengencer darah (antikoagulan)

  • Antihipertensi

  • Obat penurun kolesterol

  • Aldosterone antagonists

  • Kortikosteroid

3. Pemasangan Alat dan Operasi

Untuk kasus yang lebih berat, dokter dapat merekomendasikan pemasangan alat bantu fungsi jantung.

Misalnya pacemaker dan implantable cardioverter defibrillator (ICD) yang fungsinya mengirimkan impuls listrik saat irama jantung tidak normal.

Bisa juga pemasangan cardiac resynchronization therapy (CRT) dan left ventricular assist device (LVAD) untuk meningkatkan kemampuan jantung dalam memompa darah.

Jika kondisi tidak membaik dengan pengobatan, dokter akan melakukan prosedur medis seperti operasi jantung terbuka dan transplantasi jantung.

Pencegahan Jantung lemah

Pencegahan jantung lemah bisa dilakukan dengan mengurangi risiko penyebab kardiomiopati, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, dan serangan jantung.

Jika Anda memiliki riwayat salah satu penyakit tersebut, penting segera melakukan pencegahan sebelum kondisi jantung memburuk.

Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan yaitu:

  • Mengonsumsi obat pengontrol sesuai kondisi yang Anda alami.

  • Rutin skrining jantung dan kesehatan,

  • Membangun gaya hidup sehat sesuai arahan dokter.

  • Berolahraga rutin untuk memperkuat otot jantung.

  • Tidur yang cukup selama 7–9 jam.

  • Batasi asupan garam dalam makanan menjadi 1 sendok teh per hari.

  • Kelola stres agar tidak meningkatkan tekanan darah.

Kapan Harus Waspada?

Jantung lemah sering baru terdeteksi saat sudah memasuki tahap lanjut, karena gejalanya berkembang diam-diam. 

Agar masalah jantung bisa dikenali lebih awal, penting melakukan skrining jantung setiap 1 tahun sekali!

Anda bisa mendapatkan skrining jantung lengkap di Tzu Chi Hospital yang sudah didukung dengan fasilitas modern, seperti pemeriksaan ECG, treadmill stress test, dan echocardiogram

Jangan tunggu sampai gejala muncul, segera buat janji temu melalui Call Center Tzu Chi Hospital via WhatsApp untuk mendapat pemeriksaan langsung oleh spesialis jantung terpercaya.

Cek profil dokter beserta jadwal praktiknya melalui fitur Cari Dokter agar bisa memilih dokter spesialis jantung yang sesuai waktu Anda.

Yuk, lakukan deteksi dini guna mencegah risiko serius dan memastikan jantung tetap optimal!
 

 

 


Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Titus, Sp.JP


Referensi: 

The 5 Different Types of Cardiomyopathy | Pulse Cardiology

Cardiomyopathy - NHS

What Is Cardiomyopathy? | American Heart Association

Cardiomyopathy: Symptoms, Causes, and Treatment - WebMD


Related Article

Topik Terkini



VIDEOS