Pencegahan & Deteksi Dini Penyakit
Serangan Jantung: Ciri-Ciri, Penyebab, Pencegahan, & Cara Mengatasinya

Ditulis Oleh
Admin TzuChi • 17 September 2025

Serangan jantung adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika aliran darah menuju otot jantung terhenti.
Kondisi ini bisa datang tiba-tiba, bahkan pada usia muda. Karena itu, penting bagi kita untuk memahami ciri-ciri serangan jantung, penyebabnya, hingga cara pencegahan agar bisa lebih waspada.
Yuk, simak bagaimana gejala sampai pengobatan serangan jantung dan cara pencegahannya di bawah ini!
Apa Itu Serangan Jantung?
Serangan jantung atau myocardial infarction (MI) adalah kondisi mengancam jiwa yang terjadi akibat hilangnya aliran darah dan oksigen ke bagian otot jantung (myocardium) secara tiba-tiba.
Penyebab utama serangan jantung adalah penyumbatan arteri koroner akibat plak aterosklerotik yang menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung.
Terdapat beberapa tipe serangan jantung, termasuk STEMI (penyumbatan total arteri koroner) dan NSTEMI (penyumbatan sebagian).
Apakah serangan jantung bisa selamat? Jawabannya tentu bisa, selama pasien tetap mendapatkan pertolongan medis cepat dan tepat.
Gejala Serangan Jantung
Gejala serangan jantung dapat muncul dengan cara yang berbeda pada setiap orang. Ada pasien yang hanya merasakan keluhan ringan, ada pula yang mengalami gejala berat hingga mendadak kehilangan kesadaran.
Bahkan, sebagian orang sama sekali tidak merasakan tanda apa pun sebelum serangan terjadi. Karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali ciri-ciri serangan jantung sejak dini.
Berikut adalah beberapa tanda umum bahwa serangan jantung akan muncul yang perlu diwaspadai:
1. Nyeri atau Tekanan di Dada
Ketidaknyamanan di dada berupa nyeri, sensasi tertekan, atau rasa berat merupakan gejala serangan jantung yang paling sering dilaporkan dalam penelitian medis internasional.
Rasanya seperti ditekan benda berat, diremas, atau terbakar di bagian tengah hingga kiri dada. Rasa nyeri ini biasanya berlangsung lebih dari beberapa menit dan tidak hilang dengan istirahat.
2. Rasa Nyeri Menjalar
Selain di dada, rasa nyeri bisa menjalar ke bagian tubuh lain, seperti bahu, lengan kiri, punggung, leher, rahang, bahkan hingga ke gigi atau perut bagian atas.
Nyeri menjalar ini sering kali membuat penderita tidak menyadari bahwa sumber masalah sebenarnya berasal dari jantung.
3. Sesak Napas
Kesulitan bernapas atau napas terasa berat bisa menjadi tanda jantung tidak mendapatkan cukup oksigen.
Gejala ini sering muncul bersamaan dengan nyeri dada, tetapi juga bisa terjadi tanpa adanya rasa sakit yang jelas.
4. Keringat Dingin
Keringat dingin yang keluar tiba-tiba tanpa aktivitas fisik adalah salah satu sinyal tubuh sedang mengalami kondisi darurat. Gejala ini sering disertai dengan rasa lemas dan cemas berlebihan.
5. Mual, Muntah, atau Gangguan Pencernaan
Beberapa penderita serangan jantung mengalami mual, muntah, atau rasa mulas yang menyerupai gangguan pencernaan. Karena mirip sakit maag, banyak orang sering salah mengartikan gejala ini.
6. Pusing atau Sakit Kepala Ringan
Rasa pusing, kepala ringan, atau bahkan hampir pingsan dapat menjadi tanda aliran darah ke otak terganggu akibat serangan jantung. Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele, terutama bila muncul bersama dengan keluhan lain.
7. Kelelahan Tidak Biasa
Kelelahan ekstrem tanpa penyebab yang jelas juga bisa menjadi tanda awal serangan jantung. Gejala ini lebih sering muncul pada wanita dan sering kali diabaikan sebagai rasa capek biasa.
8. Gejala Atipikal pada Wanita
Wanita terkadang mengalami gejala yang berbeda, seperti rasa tercekik, nyeri ulu hati, nyeri singkat atau tajam di leher, punggung, atau lengan.
Gejala ini cenderung tidak khas, sehingga banyak pasien wanita baru menyadari ketika kondisinya sudah cukup berat.
Penyebab Serangan Jantung
Ada beberapa penyebab yang juga bisa memicu serangan jantung, bahkan pada orang yang terlihat sehat sekalipun, yaitu:
1. Aterosklerosis (Penumpukan Plak di Arteri)
Aterosklerosis adalah kondisi di mana plak yang terdiri dari kolesterol, lemak, dan zat lain menumpuk di dinding arteri koroner.
Seiring waktu, plak dapat mengeras atau pecah, lalu memicu pembekuan darah yang menghentikan aliran darah ke jantung. Inilah penyebab paling umum serangan jantung.
2. Spasme Arteri Koroner
Kadang, serangan jantung terjadi meskipun tidak ada penyumbatan permanen. Hal ini disebabkan oleh spasme atau kejang mendadak pada arteri koroner yang menyempitkan aliran darah ke otot jantung.
Kondisi ini biasanya dipicu oleh berbagai hal seperti stres, penggunaan obat-obatan tertentu, atau merokok.
3. Kondisi Medis Langka
Beberapa penyakit yang jarang terjadi, seperti peradangan pada pembuluh darah atau kelainan darah tertentu, dapat menyempitkan arteri secara tidak biasa. Kondisi medis ini meskipun jarang, tetap bisa memicu serangan jantung.
4. Trauma pada Arteri Koroner
Cedera langsung pada dada atau robekan pembuluh darah akibat trauma juga bisa menjadi penyebab serangan jantung. Walau jarang terjadi, hal ini tetap perlu diwaspadai, terutama pada kasus kecelakaan.
5. Emboli (Gumpalan Darah atau Gelembung Udara)
Selain plak, serangan jantung juga dapat disebabkan oleh gumpalan darah atau gelembung udara yang berpindah dari bagian tubuh lain, lalu menyumbat arteri koroner. Kondisi ini disebut emboli koroner.
6. Gangguan Pola Makan
Gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia bisa berdampak pada kesehatan jantung dalam jangka panjang. Tubuh yang kekurangan nutrisi penting membuat otot jantung melemah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung.
7. Kelainan Bawaan pada Arteri Koroner
Beberapa orang terlahir dengan posisi arteri koroner yang tidak normal. Kondisi bawaan ini disebut anomali arteri koroner. Walau jarang, hal ini dapat memicu gangguan aliran darah ke jantung dan berisiko menyebabkan serangan jantung di kemudian hari.
Faktor Risiko Serangan Jantung
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023, kasus penyakit jantung di Indonesia didominasi oleh kelompok usia produktif, khususnya usia 25-34 tahun dengan 140.206 pasien, serta usia 15-24 tahun sebanyak 139.891 pasien.
Tren ini menunjukkan peningkatan risiko penyakit jantung yang mengancam usia muda di Indonesia dan dapat meningkat karena kombinasi dari usia, riwayat keluarga, gaya hidup, hingga kondisi medis tertentu.
Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki, semakin besar kemungkinan terjadinya gangguan jantung koroner.
Mengetahui faktor-faktor ini penting agar Anda bisa melakukan langkah pencegahan lebih awal.
Beberapa faktor risiko utama yang perlu diperhatikan antara lain:
-
Usia: Pria berusia di atas 45 tahun dan wanita di atas 55 tahun memiliki risiko lebih tinggi.
-
Merokok: Baik perokok aktif maupun pasif, keduanya dapat merusak pembuluh darah jantung.
-
Hipertensi: Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama memperlemah arteri dan membebani jantung.
-
Kolesterol & trigliserida tinggi: Kadar LDL (kolesterol jahat) serta lemak darah yang tinggi merupakan bahan baku dari plak aterosklerosis dan bisa meningkatkan penyempitan arteri koroner.
-
Obesitas: Berat badan berlebih sering dikaitkan dengan diabetes, hipertensi, dan gangguan metabolik.
-
Sindrom metabolik: Kombinasi dari obesitas sentral, kadar gula tinggi, dan kolesterol HDL rendah melipatgandakan risiko.
-
Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami serangan jantung, risikonya lebih besar.
-
Kurang olahraga: Minim aktivitas fisik menurunkan kebugaran jantung dan metabolisme tubuh.
-
Pola makan tidak sehat: Konsumsi makanan tinggi gula, lemak trans, dan garam mempercepat aterosklerosis.
-
Stress emosional: Marah atau stres berkepanjangan dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu serangan.
-
Obat-obatan terlarang: Kokain dan amfetamin bisa menyebabkan kejang arteri koroner.
-
Riwayat preeklamsia: Tekanan darah tinggi saat kehamilan berisiko memengaruhi kesehatan jantung seumur hidup.
-
Kondisi autoimun: Penyakit seperti lupus atau rheumatoid arthritis memicu peradangan kronis yang merusak pembuluh darah.
Diagnosis Serangan Jantung
Serangan jantung biasanya terdeteksi dalam kondisi darurat, ketika pasien sudah merasakan gejala berat. Namun, dokter tidak hanya mengandalkan pemeriksaan fisik seperti tekanan darah atau denyut nadi saja.
Untuk memastikan diagnosis, diperlukan serangkaian tes medis yang memberikan gambaran jelas tentang kondisi jantung. Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang umum dilakukan:
1. Elektrokardiogram (EKG)
Tes ini menjadi langkah pertama untuk mendeteksi serangan jantung. EKG merekam aktivitas listrik jantung melalui sensor yang ditempelkan di dada, lengan, dan kaki.
Hasilnya dapat menunjukkan adanya gangguan irama jantung maupun tanda-tanda kerusakan jantung.
2. Tes Darah
Ketika otot jantung mengalami kerusakan, protein tertentu dilepaskan ke dalam aliran darah. Melalui tes darah, dokter dapat mendeteksi kadar protein ini sehingga membantu memastikan adanya serangan jantung.
3. Rontgen Dada
Rontgen dapat memperlihatkan ukuran dan bentuk jantung serta kondisi paru-paru. Tes ini membantu dokter menilai apakah ada pembesaran jantung atau masalah lain yang berhubungan.
4. Ekokardiogram
Menggunakan gelombang suara (ultrasound), tes ini menampilkan gambar pergerakan darah melalui bilik dan katup jantung. Ekokardiogram juga berguna untuk melihat apakah ada bagian otot jantung yang sudah mengalami kerusakan.
5. Kateterisasi Koroner (Angiogram)
Melalui prosedur ini, dokter memasukkan selang tipis (kateter) ke dalam pembuluh darah, biasanya dari paha, lalu diarahkan ke jantung.
Pewarna khusus disuntikkan agar aliran darah di arteri koroner terlihat jelas pada hasil pencitraan.
6. CT Scan atau MRI Jantung
Kedua tes ini menghasilkan gambar detail struktur jantung dan pembuluh darah. CT scan menggunakan sinar-X, sementara MRI memanfaatkan gelombang magnet untuk menampilkan kondisi jantung dengan lebih rinci.
Pengobatan & Pencegahan Serangan Jantung
Tujuan utama pengobatan serangan jantung adalah mengembalikan aliran darah ke otot jantung secepat mungkin. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang pasien untuk pulih dan mencegah kerusakan permanen.
Meski terdengar tidak berbahaya, serangan jantung ringan tetap dapat merusak jaringan otot jantung dan meningkatkan risiko serangan berikutnya sehingga membutuhkan pengobatan yang tapat.
Penanganan bisa berupa terapi obat hingga tindakan medis seperti pemasangan ring atau operasi bypass. Berikut adalah beberapa pengobatan dan cara mencegah serangan jantung yang sering kali dilakukan:
1. Pemberian Oksigen Tambahan
Pasien serangan jantung sering mengalami sesak karena kadar oksigen dalam darah menurun. Untuk membantu kerja jantung dan pernapasan, dokter biasanya memberikan oksigen tambahan sehingga tubuh mendapat suplai yang cukup.
2. Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan beberapa jenis obat untuk meredakan gejala sekaligus mencegah komplikasi, antara lain:
-
Obat antikoagulan (pengencer darah): seperti aspirin untuk mencegah pembekuan.
-
Nitrogliserin: membantu meredakan nyeri dada dengan melebarkan pembuluh darah.
-
Obat trombolitik: menghancurkan gumpalan darah, efektif jika diberikan dalam 12 jam pertama.
-
Obat antiaritmia: menormalkan detak jantung yang terganggu akibat serangan.
-
Obat pereda nyeri: morfin sering diberikan untuk mengurangi nyeri dada hebat.
3. Prosedur Bedah
Pada kasus yang lebih serius, tindakan operasi mungkin diperlukan untuk membuka sumbatan arteri. Beberapa metode yang umum dilakukan yaitu:
-
Angioplasti koroner dan stenting: prosedur dengan kateter untuk membuka arteri yang tersumbat, sering disertai pemasangan ring agar aliran darah tetap lancar.
-
Operasi bypass koroner: operasi terbuka dengan membuat jalur baru menggunakan pembuluh darah sehat dari bagian tubuh lain, agar darah bisa melewati arteri yang tersumbat.
Komplikasi Serangan Jantung
Ketika otot jantung mengalami kerusakan akibat serangan jantung, fungsi organ ini bisa terganggu secara signifikan.
Dampaknya tidak hanya terasa saat serangan berlangsung, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius yang memengaruhi kualitas hidup bahkan mengancam keselamatan pasien.
Berikut beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:
1. Aritmia (Gangguan Irama Jantung)
Kerusakan pada jaringan jantung dapat mengganggu aliran sinyal listrik yang mengatur detak jantung. Hal ini bisa menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Jika tidak ditangani, aritmia dapat menimbulkan gejala berbahaya seperti pusing, pingsan, hingga henti jantung mendadak.
Baca Juga: Aritmia Jantung: Gejala, Diagnosis, Penyebab, & Pencegahannya
2. Syok Kardiogenik
Pada sebagian pasien, jantung tiba-tiba tidak mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Kondisi darurat medis ini disebut syok kardiogenik. Jika tidak segera ditangani, organ vital seperti ginjal, otak, dan hati bisa mengalami kerusakan karena kekurangan suplai oksigen.
3. Gagal Jantung
Jika area otot jantung yang rusak cukup luas, kemampuan jantung untuk memompa darah bisa menurun drastis. Hal ini mengarah pada gagal jantung, yang bisa bersifat sementara atau menjadi kondisi kronis seumur hidup.
Penderitanya sering merasakan sesak napas, mudah lelah, dan pembengkakan pada tungkai akibat penumpukan cairan.
4. Perikarditis (Sindrom Dressler)
Beberapa pasien mengalami peradangan pada lapisan tipis berbentuk kantung yang membungkus jantung, kondisi yang disebut perikarditis.
Hal ini biasanya merupakan respon sistem kekebalan setelah serangan jantung. Gejalanya antara lain nyeri dada, demam ringan, hingga rasa tidak nyaman saat berbaring.
5. Henti Jantung Mendadak
Komplikasi paling berbahaya dari serangan jantung adalah henti jantung mendadak. Kondisi ini terjadi akibat gangguan listrik parah pada jantung yang menghentikan denyut secara tiba-tiba, tanpa peringatan sebelumnya.
Jika tidak segera diberikan resusitasi jantung paru (RJP) atau bantuan medis, kondisi ini dapat berujung pada kematian dalam hitungan menit.
Pencegahan Serangan Jantung
Serangan jantung dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko utama melalui perubahan gaya hidup sehat. WHO menekankan tiga hal yang paling berpengaruh, yaitu berhenti merokok, menjaga pola makan sehat, dan rutin beraktivitas fisik.
1. Berhenti Merokok
Merokok menjadi salah satu penyebab terbesar kerusakan pembuluh darah dan jantung. Tidak hanya perokok aktif, orang yang terpapar asap rokok pun memiliki risiko yang sama. Karena itu, berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok adalah langkah pertama yang paling penting.
2. Menjaga Pola Makan Sehat
Pola makan sehat juga berperan besar. Batasi makanan tinggi lemak, gula, dan garam, serta perbanyak konsumsi buah dan sayur.
Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji atau minuman manis harus dikurangi karena bisa menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi, yang merupakan faktor risiko serangan jantung.
3. Rutin Beraktivitas Fisik
Kurang aktivitas fisik membuat tubuh tidak mampu membakar lemak dan gula berlebih.
Rutin bergerak setidaknya 30 menit setiap hari, seperti berjalan kaki, berkebun, atau olahraga ringan, dapat membantu menjaga berat badan ideal, menurunkan tekanan darah, meningkatkan sirkulasi darah, serta mengurangi stres.
4. Rutin Lakukan Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan rutin sangat dianjurkan. Cek tekanan darah, kadar gula, dan kolesterol setidaknya sekali dalam setahun. Dengan deteksi dini, faktor risiko dapat dikendalikan sebelum menimbulkan masalah serius.
Di Tzu Chi Hospital, kami menyediakan layanan pemeriksaan jantung, dengan harga mulai dari sekitar Rp 1 juta hingga Rp 8 juta. Pemeriksaan mencakup:
- Konsultasi dengan dokter umum dan spesialis jantung
- Tes laboratorium seperti profil lipid (kolesterol, LDL, HDL, trigliserida), gula darah puasa, HbA1c, hingga fungsi hati dan ginjal
- Pemeriksaan jantung berupa elektrokardiogram (ECG), treadmill stress test, echocardiogram, hingga CT calcium score dan CT cardiac angiography
- Pemeriksaan penunjang seperti X-Ray dada dan analisis darah lengkap
Setiap pemeriksaan memiliki peran untuk mengidentifikasi faktor risiko tersembunyi maupun tanda awal penyakit jantung. Hasilnya memungkinkan dokter memberikan rekomendasi gaya hidup atau terapi medis sebelum serangan jantung terjadi.
Baca Juga: 20 Ciri-Ciri Penyakit Jantung, Sadari Sebelum Terlambat!
Waspadai Serangan Jantung, Periksakan Diri di Tzu Chi Hospital Hari Ini!
Jika Anda atau orang terdekat pernah mengalami gejala serangan jantung seperti nyeri dada yang menekan, sesak napas, atau keringat dingin mendadak, jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke Tzu Chi Hospital.
Tanda-tanda seperti rasa tertekan di dada, pusing mendadak, detak jantung tidak beraturan, atau kelelahan ekstrem bisa menjadi sinyal bahwa jantung Anda membutuhkan pemeriksaan segera.
Jika terjadi keadaan darurat, manfaatkan layanan IGD 24 Jam Tzu Chi Hospital yang selalu siap memberikan pertolongan medis kapan pun dibutuhkan
Anda juga dapat cek jadwal dokter di menu cari dokter atau langsung membuat janji temu melalui WhatsApp Call Center Tzu Chi Hospital.
Dengan dukungan dokter spesialis jantung berpengalaman, peralatan medis modern, serta pelayanan penuh empati, Tzu Chi Hospital hadir untuk membantu menjaga kesehatan jantung Anda!
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh Dr. Stephanie Salim, Sp.JP, FIHA
Referensi:
Pace Hospitals. Heart Attack (Myocardial Infarction): Types, Symptoms, Causes, Treatment & Prevention.
Yashilva, W. (2024). Data SKI 2023 Ungkap Prevalensi Pasien Jantung Usia Produktif di Indonesia. GoodStats.