Pencegahan & Deteksi Dini Penyakit

Kanker Kulit: Penyebab, Jenis, Gejala, & Pengobatannya

logo author

Ditulis Oleh

Admin TzuChi22 September 2025

BAGIKAN
artikel feature image

Kanker kulit adalah salah satu jenis kanker yang muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari benjolan kecil, bercak kemerahan, hingga luka yang tidak kunjung sembuh. 

Banyak orang sering bertanya, kanker kulit bahaya atau tidak, apakah bisa sembuh, dan bagaimana cara mengenali stadium awalnya. 

Artikel ini akan membantu Anda memahami lebih dalam mengenai penyakit ini, lengkap dengan jenis, gejala, penyebab, hingga pencegahannya. Yuk, simak pembahasannya sampai akhir!

Apa Itu Kanker Kulit?

Kanker kulit atau skin cancer adalah pertumbuhan sel abnormal pada jaringan kulit yang disebabkan oleh kerusakan DNA, umumnya akibat paparan sinar ultraviolet (UV). 

Jika tidak ditangani sejak dini, kanker kulit dapat menyebar ke jaringan lain dan menimbulkan komplikasi serius. 

Terdapat beberapa jenis kanker kulit seperti karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel merkel, hingga kanker kulit melanoma yang dikenal lebih berbahaya.

Jenis & Gejala Kanker Kulit


Gambar Kanker Kulit pada Wajah | Foto: gentlecure

Gejala kanker kulit dapat muncul di area tubuh yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, kulit kepala, telinga, leher, lengan, dan tungkai.

Namun, penting diketahui bahwa kanker kulit juga bisa timbul di bagian tubuh yang jarang terkena matahari, misalnya telapak tangan, telapak kaki, hingga area genital.

Karena itu, perubahan kulit di bagian manapun sebaiknya tidak diabaikan. Berikut penjelasan gejala berdasarkan jenisnya:

1. Karsinoma Sel Basal

Karsinoma sel basal merupakan jenis kanker kulit yang paling sering ditemukan. Gejalanya biasanya berupa benjolan kecil yang tampak bening, kemerahan, atau agak keabu-abuan. 

Pada sebagian orang, benjolan ini terlihat mengkilap seperti mutiara dan terasa lunak saat disentuh. Kadang juga muncul sebagai bercak datar berwarna cokelat kemerahan menyerupai daging. 

Lesi karsinoma sel basal sering kali tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi bisa berkembang menjadi luka terbuka yang sulit sembuh dan kadang berdarah.

Karena sifatnya yang tumbuh perlahan, banyak pasien tidak menyadari sejak awal hingga kondisinya meluas.

2. Karsinoma Sel Skuamosa

Berbeda dengan karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa cenderung tampak lebih jelas dan agresif.

Gejalanya berupa benjolan merah keras yang terasa kasar, atau bercak datar yang bersisik seperti kerak. 

Pada beberapa kasus, lesi dapat menimbulkan rasa gatal, perih, hingga berdarah lalu mengering menjadi keropeng.

Jika dibiarkan, karsinoma sel skuamosa berpotensi menyebar ke jaringan lebih dalam, sehingga penting untuk diperiksa sejak awal.

3. Karsinoma Sel Merkel

Jenis kanker kulit karsinoma sel merkel tergolong jarang, tetapi pertumbuhannya sangat cepat. Gejalanya berupa benjolan keras berwarna kemerahan atau kebiruan yang biasanya muncul di area wajah, kepala, atau leher. 

Karsinoma sel merkel sering kali tidak disertai rasa sakit, sehingga mudah diabaikan. Namun karena sifatnya yang ganas, deteksi dini sangat penting agar pengobatan bisa segera dilakukan sebelum menyebar ke organ lain.

4. Kanker Kulit Melanoma

Melanoma merupakan jenis kanker kulit yang paling berbahaya, karena dapat menyebar lebih cepat dibanding jenis lainnya.

Mengutip dari World Cancer Research Fund, diperkirakan ada sekitar 331.722 kasus baru melanoma kulit secara global.

Awalnya, kanker jenis ini sering tampak seperti tahi lalat biasa, tetapi memiliki karakteristik berbeda. Untuk mengenalinya, digunakan aturan ABCDE:

  • Asimetris: bentuk bercak tidak simetris, satu sisi berbeda dengan sisi lainnya.

  • Border (Tepi): tepi lesi terlihat tidak rata atau bergerigi.

  • Color (Warna): bercak memiliki lebih dari satu warna, misalnya kombinasi coklat, hitam, merah, atau kebiruan.

  • Diameter: ukuran biasanya lebih besar dari 6 mm.

  • Evolution (Perubahan): tahi lalat atau bercak mengalami perubahan bentuk, ukuran, atau warna dari waktu ke waktu.

Dari kelima tanda tersebut, faktor evolusi atau perubahan merupakan yang paling penting diperhatikan. 

Melanoma bisa muncul di area tubuh manapun, termasuk bagian yang tertutup, seperti punggung, kaki, atau bahkan wajah.

Baca juga: Tumor Kelopak Mata: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Penyebab Kanker Kulit

Kanker kulit pada dasarnya terjadi akibat perubahan atau kerusakan genetik pada sel-sel kulit.

Mutasi ini membuat sel kehilangan kendali pertumbuhan normalnya sehingga berkembang menjadi jaringan abnormal yang akhirnya membentuk kanker. 

Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, faktor paling dominan adalah paparan sinar ultraviolet (UV) dari matahari maupun sumber buatan, seperti tanning bed.

Selain paparan UV, ada sejumlah faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker kulit. 

Faktor-faktor ini terbagi menjadi internal (dari dalam tubuh) dan eksternal (lingkungan atau gaya hidup) sebagai berikut:

Faktor Internal

Selain paparan sinar matahari, ada faktor bawaan dari dalam tubuh yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit, seperti yang dijelaskan di bawah ini:

1. Riwayat Kanker Kulit

Seseorang yang pernah didiagnosis kanker kulit memiliki risiko lebih besar untuk mengalami kanker kulit kembali di kemudian hari.

Risiko juga meningkat jika ada anggota keluarga dekat, seperti orang tua atau saudara kandung, yang memiliki riwayat serupa.

2. Kulit Putih atau Cerah

Orang dengan kulit putih memiliki kadar melanin lebih sedikit. Melanin berfungsi sebagai pelindung alami dari sinar UV.

Semakin sedikit melanin, semakin rentan kulit mengalami kerusakan akibat paparan matahari, sehingga risiko kanker kulit menjadi lebih tinggi.

3. Tahi Lalat (Nevus)

Individu dengan banyak tahi lalat atau memiliki tahi lalat berukuran besar dan berbentuk tidak beraturan lebih berisiko mengalami kanker kulit. Tahi lalat tertentu bisa berubah menjadi melanoma jika mengalami pertumbuhan abnormal.

4. Sistem Kekebalan Tubuh Lemah

Kekebalan tubuh yang rendah membuat seseorang kurang mampu melawan sel abnormal. Pasien pasca transplantasi organ yang menggunakan obat imunosupresif, penderita HIV/AIDS, atau mereka yang memiliki gangguan autoimun cenderung lebih rentan terkena kanker kulit.

5. Solar Keratosis

Solar keratosis adalah kondisi prakanker berupa bercak kasar, bersisik, dan sering kali berwarna kemerahan atau cokelat yang muncul akibat paparan sinar matahari jangka panjang. Walaupun awalnya jinak, kondisi ini bisa berkembang menjadi kanker kulit jika tidak ditangani.

Faktor Eksternal

Di samping itu, faktor dari luar tubuh juga berperan besar terhadap kanker kulit pada setiap orang, berikut penjelasan lebih lengkapnya:

1. Paparan Sinar Matahari Berlebihan

Berada terlalu lama di bawah sinar matahari, terutama tanpa perlindungan seperti tabir surya, dapat merusak sel kulit.

Risiko lebih besar terjadi pada orang yang tinggal di daerah tropis atau dataran tinggi, di mana intensitas sinar UV lebih tinggi.

Dikutip dari Skin Cancer Foundation, sekitar 90% kasus kanker kulit nonmelanoma berkaitan dengan paparan radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari.

2. Paparan Radiasi

Orang yang pernah menjalani terapi radiasi, misalnya untuk mengatasi jerawat parah atau penyakit kulit tertentu, memiliki risiko lebih tinggi terkena karsinoma sel basal. Radiasi berulang dapat merusak sel kulit dan memicu pertumbuhan kanker.

3. Paparan Bahan Kimia Berbahaya

Beberapa bahan kimia bersifat karsinogenik, salah satunya arsenik yang bisa ditemukan pada lingkungan kerja tertentu. Paparan arsenik dalam jangka panjang berhubungan erat dengan risiko terjadinya kanker kulit.

Diagnosis Kanker Kulit

Diagnosis kanker kulit dapat dilakukan melalui pemeriksaan kasat mata, dermoskopi, dan biopsi kulit, yang semuanya dilakukan oleh dokter spesialis Dermato-Venereologi Estetika.

Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat meminta pemeriksaan penunjang lain, seperti CT scan, MRI, atau biopsi kelenjar getah bening, terutama bila ada dugaan kanker sudah menyebar ke jaringan lebih dalam atau organ lain. 

Pemeriksaan tambahan ini membantu menentukan sejauh mana perkembangan penyakit, sehingga rencana pengobatan bisa lebih tepat.

Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan mengklasifikasikan kanker kulit berdasarkan tingkat keparahannya, yang disebut stadium kanker:

1. Stadium 0 (Karsinoma in situ)

Sel kanker hanya terdapat di lapisan kulit terluar (epidermis) dan belum menyebar ke jaringan di bawahnya. Pada tahap ini, peluang sembuh sangat tinggi bila segera ditangani.

2. Stadium 1

Kanker mulai menembus lapisan di bawah epidermis (dermis), tetapi ukurannya masih kecil, biasanya tidak lebih dari 2 cm. Risiko penyebaran ke organ lain masih rendah.

3. Stadium 2

Kanker membesar lebih dari 2 cm, tetapi belum menyebar ke kelenjar getah bening atau jaringan sekitarnya.

Tahap ini menandakan penyakit sudah berkembang, tetapi masih bisa diobati dengan hasil yang baik.

4. Stadium 3

Kanker berukuran lebih dari 3 cm dan mulai menyebar ke jaringan sekitarnya, termasuk kemungkinan menyerang tulang atau otot di bawah kulit. Pada tahap ini, pengobatan menjadi lebih kompleks karena melibatkan beberapa metode sekaligus.

5. Stadium 4

Kanker sudah menyebar jauh ke organ lain, seperti paru-paru, hati, atau kelenjar getah bening yang jauh dari lokasi awal.

Kanker kulit stadium 4 termasuk tahap paling lanjut, sehingga terapi biasanya berfokus pada pengendalian gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Pengobatan Kanker Kulit

Pilihan pengobatan kanker kulit sangat bergantung pada jenis kanker, lokasi tumbuhnya, stadium penyakit, serta kondisi kesehatan pasien secara umum. 

Tujuan utama terapi adalah mengangkat atau menghancurkan sel kanker, mencegah penyebaran lebih lanjut, sekaligus mempertahankan fungsi dan penampilan kulit.

Semakin cepat ditangani semakin tinggi angka kesembuhan dan harapan hidup

Berikut beberapa metode pengobatan yang umum digunakan:

1. Krim Obat (Topikal)

Pada kanker kulit stadium awal, terutama yang masih terbatas di lapisan kulit terluar, dokter dapat meresepkan obat dalam bentuk krim atau salep khusus. 

Obat ini mengandung zat antikanker (misalnya imiquimod atau fluorourasil) yang bekerja dengan cara merusak DNA sel kanker atau merangsang sistem imun untuk menyerang sel abnormal.

2. Krioterapi

Metode ini menggunakan nitrogen cair untuk membekukan jaringan kanker. Sel kanker yang beku kemudian akan mati dan mengelupas. Krioterapi biasanya dipilih untuk lesi kecil, tipis, dan masih pada tahap awal. 

Prosedur ini relatif cepat, tidak memerlukan pembedahan, dan hanya menimbulkan rasa nyeri ringan.

3. Operasi Pengangkatan

Tindakan operasi merupakan terapi utama pada banyak kasus kanker kulit. Ada dua teknik yang umum dilakukan:

  • Eksisi sederhana: jaringan kanker beserta sedikit kulit sehat di sekitarnya dipotong untuk memastikan tidak ada sel kanker yang tertinggal.

  • Operasi Mohs: prosedur yang lebih detail, dilakukan dengan mengangkat tumor lapis demi lapis, lalu memeriksa setiap lapisan di bawah mikroskop.

4. Kuretase dan Kauterisasi

Pada metode ini, jaringan kanker dikikis menggunakan alat berbentuk sendok kecil bernama kuret.

Setelah itu, area bekas kuretase dibakar dengan jarum listrik (kauterisasi) untuk menghancurkan sisa sel kanker dan mencegah pertumbuhan kembali.

5. Radioterapi

Terapi radiasi menggunakan sinar energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Radioterapi biasanya direkomendasikan untuk pasien yang tidak memungkinkan menjalani operasi, atau bila kanker telah menyebar cukup luas. 

Prosedur ini dilakukan dalam beberapa sesi, dengan dosis yang disesuaikan kebutuhan pasien.

6. Kemoterapi

Kemoterapi diberikan jika kanker kulit sudah menyebar ke jaringan atau organ lain. Obat kemoterapi dapat diberikan dalam bentuk tablet/kaplet, suntikan, atau langsung dioleskan ke kulit bila masih terbatas pada permukaan. 

Obat ini bekerja dengan menghambat pertumbuhan dan membunuh sel kanker, meski sering menimbulkan efek samping seperti mual, lelah, atau kerontokan rambut.

7. Terapi Biologis (Imunoterapi)

Metode ini menggunakan obat atau zat yang dapat merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. 

Terapi biologis meningkatkan kemampuan tubuh mengenali sel abnormal sehingga dapat menyerangnya. 

Jenis terapi ini biasanya digunakan pada kanker kulit stadium lanjut, termasuk melanoma, untuk memperlambat perkembangan penyakit sekaligus memperpanjang harapan hidup pasien.

Komplikasi Kanker Kulit

Komplikasi kanker kulit bisa sangat serius bila tidak segera ditangani. Selain menimbulkan masalah pada kulit, penyakit ini juga berpotensi menyebar ke organ vital dan mengancam keselamatan jiwa. 

Risiko komplikasi umumnya meningkat jika kanker sudah berada pada stadium lanjut, terutama pada jenis melanoma yang bersifat agresif. 

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain:

  • Luka kronis dan infeksi: Kanker kulit dapat menyebabkan luka yang sulit sembuh dan berisiko terinfeksi.

  • Kerusakan jaringan sekitar: Sel kanker dapat merusak jaringan kulit, otot, hingga tulang di area terdekat.

  • Penyebaran ke kelenjar getah bening: Jika sel kanker menyebar, bisa memengaruhi sistem limfatik.

  • Metastasis ke organ vital: Pada kasus melanoma, sel kanker bisa menyebar ke paru-paru, otak, atau hati.

  • Risiko kematian: Jika tidak tertangani dengan tepat, kanker kulit dapat berakibat fatal.

Pencegahan Kanker Kulit

Karena sinar UV merupakan pemicu utama kerusakan sel kulit, langkah pencegahan difokuskan pada upaya melindungi kulit dari sinar matahari maupun sumber UV buatan. 

Selain itu, kebiasaan pemeriksaan kulit secara rutin juga penting agar kelainan bisa segera terdeteksi sebelum berkembang menjadi kanker.

Beberapa langkah pencegahan kanker kulit yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Batasi paparan sinar matahari terutama antara pukul 10.00–16.00, saat intensitas UV paling tinggi.

  • Gunakan tabir surya (sunscreen) secara rutin dengan SPF minimal 30, bahkan saat cuaca mendung dan tidak keluar rumah.

  • Kenakan pakaian pelindung seperti baju berlengan panjang, celana panjang, serta bahan yang menutup rapat kulit.

  • Tambahkan perlindungan ekstra dengan topi bertepi lebar dan kacamata hitam yang memiliki proteksi UV.

  • Hindari penggunaan tanning bed atau lampu UV untuk pewarna kuku, karena dapat meningkatkan risiko kerusakan DNA pada sel kulit.

  • Waspadai obat tertentu yang membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari, dengan berkonsultasi pada dokter.

  • Periksa kondisi kulit secara rutin, baik secara mandiri maupun melalui pemeriksaan medis, untuk mendeteksi perubahan mencurigakan sejak dini.

Baca juga: Kanker Payudara: Gejala, Penyebab, Pengobatan, & Cara Mencegahnya

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri bila menemukan bercak, benjolan, atau tahi lalat yang berubah bentuk, warna, atau ukuran. Jangan menunggu hingga timbul rasa nyeri atau luka semakin meluas. 

Deteksi dini memberikan peluang besar bahwa kanker kulit bisa sembuh, terutama pada stadium awal.

Tzu Chi Hospital menyediakan pusat kanker terpadu, yang merupakan layanan komprehensif dengan teknologi medis canggih untuk menangani semua bentuk kanker, termasuk kanker kulit.

Layanan ini termasuk deteksi dini, diagnosis, pengobatan, hingga perawatan berkelanjutan bersama tim dokter dermatologi dan onkologi yang berpengalaman.

Anda juga bisa menggunakan menu Cari Dokter untuk mencari dokter spesialis sesuai kebutuhan Anda dan memeriksa jadwal praktiknya.

Untuk keadaan darurat, layanan IGD 24 Jam Tzu Chi Hospital selalu siaga memberikan pertolongan medis.

Hubungi kami melalui WhatsApp Call Center Tzu Chi Hospital untuk informasi lebih lanjut atau membuat janji pemeriksaan.

 

 


Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Deasy, Sp.DVE

 

 

Referensi:

Skin Cancer Foundation. Skin Cancer Facts & Statistics.

World Cancer Research Fund. Skin Cancer.

World Cancer Research Fund. Skin Cancer Statistics.


Related Article

Topik Terkini



VIDEOS