Pencegahan & Deteksi Dini Penyakit
Stroke – Ciri, Penyebab, dan Cara Mencegahnya Sebelum Terlambat

Ditulis Oleh
Admin TzuChi • 24 September 2025

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan penyebab kematian nomor dua di Indonesia, menyumbang 18,5% dari total kematian dan 11,2% dari total kecacatan.
Penyakit ini bersifat mengancam jiwa karena dalam satu serangan stroke, sebanyak 1,9 juta sel otak dapat mati dalam 1 menit. Dampaknya bisa permanen jika tidak ditangani segera.
Pada 90% kasus stroke, kejadiannya sebetulnya dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko, seperti diabetes dan hipertensi.
Maka, sebelum Anda jadi salah satu korbannya, mari kenali tanda-tanda, penyebab, dan pencegahan yang bisa dilakukan!
Apa Itu Penyakit Stroke?
Jenis-jenis Stroke | Regeneration Center of Thailand
Stroke adalah kondisi darurat medis yang terjadi saat aliran darah ke otak terganggu, baik karena tersumbat atau karena pecahnya pembuluh darah.
Tanpa aliran darah, otak tidak mendapat oksigen yang dibutuhkan. Akibatnya, sel-sel otak mulai rusak dan mati dalam hitungan menit. Dampaknya bisa menyebabkan kecacatan permanen, bahkan kematian.
Ada dua jenis kasus stroke, yaitu:
-
Stroke iskemik: Jenis paling umum sekitar 90% kasus dan penyebabnya karena pembuluh darah tersumbat.
-
Stroke hemoragik: Dianggap sebagai penyakit stroke yang paling berbahaya akibat pecahnya pembuluh darah di otak dan menyebabkan pendarahan internal.
Apabila Anda mengenal anggota keluarga atau rekan dekat yang menderita stroke, salah satu pertanyaan yang muncul pastinya berapa lama penderita stroke bertahan hidup?
Lamanya penderita stroke bertahan hidup tergantung pada seberapa cepat penanganan medis diberikan, dan kondisi kesehatan penderita. Beberapa orang bisa pulih sebagian, tetapi ada juga yang mengalami kecacatan, bahkan meninggal jika tidak segera ditangani.
Baca Juga: 8 Pertolongan Pertama pada Gejala Stroke sebelum Medis Tiba
Gejala Stroke
Stroke bisa terjadi kapan saja dan membutuhkan penanganan darurat di rumah sakit. Beberapa gejala penting yang perlu diwaspadai, baik stroke ringan maupun berat, meliputi:
-
Mati rasa atau lemah pada satu sisi tubuh (lengan, kaki, atau wajah).
-
Wajah tampak tidak simetris saat tersenyum.
-
Kesulitan bicara atau memahami kata-kata.
-
Gangguan penglihatan tiba-tiba (kabur atau melihat ganda).
-
Kesulitan menjaga keseimbangan
-
Pusing hebat.
-
Gejala parah: pingsan, kejang, atau kehilangan ingatan.
Untuk memudahkan deteksi cepat, ingat akronim FAST:
-
F (Face atau Wajah): Periksa apakah senyum tampak simetris.
-
A (Arm atau Lengan): Apakah salah satu lengan sulit diangkat atau lemah.
-
S (Speech atau Bicara): Apakah mengalami kesulitan berbicara atau kata-kata tidak jelas.
-
T (Time atau Waktu): Jika ada gejala di atas, segera bawa ke rumah sakit tanpa menunda.
Penyebab Stroke
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu, baik akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau perdarahan (stroke hemoragik).
Berikut penjelasannya.
1. Stroke Iskemik
Kondisi Aterosklerosis di Pembuluh Darah | Heart4Heart
Jenis stroke ini disebabkan karena penyumbatan aliran darah ke otak. Ada beberapa kondisi penyebabnya, yaitu:
-
Trombosis, kondisi ketika pembekuan darah terjadi di pembuluh darah otak.
-
Emboli, kondisi ketika pembekuan darah yang terjadi di bagian tubuh lain (misalnya jantung), tetapi terbawa aliran darah hingga menyumbat pembuluh otak.
-
Aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak di dinding arteri.
2. Stroke Hemoragik
Stroke ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah:
-
Aneurisma, adanya tonjolan berbentuk balon pada dinding arteri yang bisa pecah.
-
Arteriovenous malformations (AVMs), semacam kelainan pembuluh darah yang membuatnya rapuh dan mudah pecah.
-
Hipertensi kronis, kondisi ini menekan dinding pembuluh darah dan berpotensi meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah.
Jika pembuluh darah pecah, maka ada dua jenis pendarahan yang bisa terjadi, yaitu pendarahan di dalam tengkorak dan pendarahan antara otak dan membran pelindungnya.
Keduanya sama-sama bisa menyebabkan pembengkakan otak dan kerusakan jaringan otak.
Faktor Risiko Stroke
Stroke dapat menimpa siapa saja tanpa pandang umur atau jenis kelamin. Namun, penyebab stroke di usia muda seringkali berkaitan dengan gaya hidup, seperti sering begadang, stres dan kurang olahraga.
Risiko terbesar bisa dialami seseorang yang memiliki faktor risiko berikut:
1. Gaya Hidup Tidak Sehat
Tidak sedikit yang bertanya apakah begadang bisa menyebabkan stroke? Jawabannya bisa, secara tidak langsung.
Begadang dan tidur kurang dari 6 jam per malam dapat memicu hipertensi (tekanan darah tinggi) dan aritmia (gangguan irama jantung).
Keduanya merupakan faktor risiko seseorang terkena stroke. Apalagi jika kebiasaan begadang dibarengi dengan stres, merokok, pola makan tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik.
Maka risiko stroke semakin meningkat, bahkan bisa menimpa usia muda.
2. Faktor Medis
Beberapa kondisi medis bisa memperbesar risiko stroke, khususnya jika tidak segera ditangani. Di antaranya:
-
Hipertensi (tekanan darah tinggi): Merusak dinding pembuluh darah otak.
-
Kolesterol tinggi: Menyebabkan penumpukan plak (aterosklerosis).
-
Diabetes: Memicu kerusakan pembuluh darah secara sistemik.
-
Sickle cell anemia: Penyakit darah yang menyebabkan sumbatan pembuluh darah otak, bahkan pada anak-anak.
Baca Juga: Hati-hati, Ini 5 Dampak Buruk Kolesterol Tinggi!
3. Faktor Khusus pada Wanita
Perempuan memiliki beberapa risiko tambahan karena berkaitan dengan hormon dan kondisi reproduksi, seperti:
-
Kehamilan.
-
Pil kontrasepsi hormonal
-
Terapi hormon (HRT)
Pengobatan Stroke
Jika seseorang diduga mengalami stroke, jangan menunda waktu dan segera pergi ke rumah sakit, karena setiap menit berharga untuk menyelamatkan nyawa.
Penanganan sesegera mungkin dapat meminimalkan kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan penuh.
Saat di rumah sakit, dokter akan memberikan pengobatan tergantung penyebab dan jenis stroke. Berikut penjelasan lengkap cara mengatasi stroke tiba-tiba:
Stroke Iskemik
Pengobatan utamanya bertujuan untuk membuka aliran darah ke otak yang tersumbat agar kembali lancar dan sel-sel otak tidak mati lebih banyak.
Caranya melalui:
-
Obat Trombolitik (tPA): Obat pelarut bekuan darah dan harus diberikan dalam waktu 3 jam sejak gejala stroke muncul.
-
Obat Pengencer Darah (Antikoagulan): Jika tPA tidak bisa diberikan, alternatifnya adalah obat pengencer darah seperti aspirin untuk mencegah pembekuan darah.
Selain pengobatan, prosedur medis juga mungkin dilakukan untuk membuka penyumbatan.
-
Trombektomi: Pengangkatan bekuan darah dengan kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah di paha.
-
Angioplasti dan Stenting: Balon dan stent dimasukkan ke pembuluh darah untuk melebarkan arteri yang menyempit.
-
Endarterektomi Karotid: Pengangkatan plak penyumbat di arteri karotid di leher jika penyumbatan berasal dari sana.
Prosedur Angioplasti | Sumber John Hopkins Medicine
Stroke Hemoragik
Pengobatan stroke ini fokus pada menghentikan pendarahan dan mengurangi tekanan di otak.
Oleh karenanya, dokter akan menghentikan obat pengencer darah terlebih dulu. Sebagai gantinya, dokter bisa meresepkan vitamin K untuk membantu pembekuan darah.
Selain pengobatan, prosedur medis mungkin dilakukan, seperti:
-
Clipping Aneurisma: Pemasangan klip kecil untuk menutup aneurisma penyebab sumber pendarahan.
-
Drainase Cairan Otak: Guna mengurangi tekanan apabila terjadi penumpukan cairan di otak.
-
Operasi Decompressive Craniectomy: Bagian tulang tengkorak sementara diangkat agar otak memiliki ruang untuk membengkak tanpa tertekan.
-
Pengangkatan Darah Beku (Hematoma): Operasi ini dilakukan jika ada darah yang terkumpul di otak yang menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
-
Penanganan AVM (Arteriovenous Malformation): Terapi radiasi untuk menghilangkan jaringan pembuluh darah abnormal yang dapat pecah dan memicu stroke.
Setelah melalui pengobatan yang tepat dan cepat, Anda mungkin merasakan ciri-ciri stroke mau sembuh.
Contohnya kembalinya kekuatan otot, kemampuan berbicara membaik, hingga koordinasi tubuh lebih seimbang.
Cara Mencegah Stroke
Sebanyak 90% kasus stroke sebenarnya dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko, khususnya kasus stroke jenis iskemik.
Jika Anda ingin mengetahui bagaimana cara mencegah agar terhindar dari stroke, berikut penjelasannya:
1. Kendalikan Tekanan Darah (Hipertensi)
Bagi individu dengan risiko kardiovaskular tinggi, penting untuk mengendalikan tekanan darah di bawah 130/80 mmHg.
Mengendalikan tekanan darah bisa dimulai dengan perubahan pola hidup, mulai dari mengurangi konsumsi garam, menurunkan berat badan, dan rutin berolahraga.
2. Hentikan Merokok
Merokok bisa meningkatkan risiko stroke 2x sampai 4x lipat, baik stroke iskemik maupun perdarahan intrakranial.
Jika kesulitan berhenti merokok, Anda bisa mencoba terapi pengganti nikotin, seperti permen karet nikotin atau tablet hisap nikotin, untuk mengurangi gejala putus nikotin.
3. Kurangi Makanan Tinggi Lemak Trans
Kurangi makanan tinggi lemak trans, seperti makanan cepat saji (fast food), gorengan, makanan olahan, hingga kue kering.
Pencegahan ini turut membantu mengurangi risiko stroke iskemik, karena lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang mempercepat pembentukan plak di arteri.
4. Rutin Berolahraga
Tips berikutnya adalah rutin melakukan aktivitas fisik seperti jalan cepat, bersepeda, berenang, atau jogging ringan.
Cara ini membantu menjaga tekanan darah tetap stabil, meningkatkan sirkulasi darah dan mengontrol berat badan. Ketiganya berikatan sebagai faktor risiko stroke.
5. Batasi Konsumsi Alkohol
Alkohol berlebih dapat memicu pelebaran pembuluh darah secara tiba-tiba, merangsang pelepasan hormon stres, dan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah.
Jika dibiarkan, gejala-gejala tersebut bisa merusak dinding pembuluh darah dan berujung pada penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Baca juga: 8 Obat Stroke Ringan yang Sering Diresepkan Dokter
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala seperti kaku mendadak pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, atau penglihatan terganggu, segera cari bantuan medis!
Tzu Chi Hospital siap membantu melalui layanan unggulan Pengobatan Stroke dan Bedah Saraf.
Layanan ini menggabungkan teknologi CT Scan Intraoperatif, Robotic Angiography, dan Operasi Microsurgery untuk penanganan tepat, terutama pada kasus pendarahan otak.
Jangan menunggu serangan stroke berikutnya! Segera buat janji temu melalui Call Center Tzu Chi Hospital untuk mendapatkan penanganan pertama!
Untuk informasi jadwal praktik dan profil dokter bisa Anda cek melalui menu Cari Dokter.
Segera bertindak sebelum nyawa Anda taruhannya!
Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Rainhard Octovianto, Sp.N
Referensi:
Cegah Stroke dengan Aktivitas Fisik - Kemenkes
Stroke - What Is a Stroke? | National Heart, Lung, and Blood Instutute
Stroke Prevention - NCBI Bookshelf
Stroke - Causes and Risk Factors | National Heart, Lung, and Blood Instutute
Related Article
Artikel Populer

Omeprazole: Manfaat, Dosis, Cara Minum, & Efek Samping

Pembengkakan Jantung: Ciri-Ciri, Penyebab, Pengobatan, & Pencegahannya

Kanker Serviks: Gejala, Ciri-ciri, Diagnosis, dan Pengobatannya

Menu Diet Sehat 7 Hari untuk Turunkan BB tanpa Menyiksa Diri
